Chap 11 - A Memo -

17 2 0
                                    

" Apa kau tidak masalah jam segini berada disini? " tanya Farel

" Kau tidak perlu cemas. Aku sudah minta izin orang tuaku. " jawab Silvi dengan senyumnya.

Pembicaraan terhenti dan suasana disanapun mulai canggung antar mereka berdua.

" Err.. Farel. "

Farelpun menoleh setelah Silvi memanggilnya.

" Aku hanya ingin tahu saja sih. Apa kau masih ingat sesuatu yg kau ingin katakan padaku? "

Farel hanya diam tanpa menjawab.

" Kau tidak perlu memaksa untuk ingat. Aku hanya penasaran saja. "

" Ah, maaf Silvi. Ingatanku tidak terlalu baik saat ini. "

Sejenak Silvi sedikit terkejut mendengar jawaban Farel, iapun memasang senyum palsunya.

" I..iya benar juga. Aku yg minta maaf karna tiba-tiba bertanya. "

" A..aku ingin keluar sebentar. Apa ada yg ingin kau beli? "

" Tidak ada. "

" Kalau begitu aku permisi ya.. " ucap Silvi sambil berjalan keluar kamar. Saat sudah diluar, iapun menutup pintu kamar.

" Sesuatu? Apa maksud pertanyaan Silvi? "

Farel tetap diam sambil memikirkan ucapan Silvi barusan.

~

Silvi masih disana sambil berdiri dan menyenderkan badan didepan pintu.

" Itu wajar jika ia tidak ingat. Karena sudah sebulan ia terbaring koma. "

" Tapi wajah yg ia buat saat itu.. Aku ingin tahu artinya. "

" Kuharap kau cepat mengingatnya, Farel. "

Silvipun berjalan meninggalkan kamar.

~

Farel yg masih bingung dengan pertanyaan Silvi lalu ia ingat tentang memonya. Iapun mencari memonya dilaci samping kasurnya.

" Tidak ada. Apa mereka tidak membawa tasku ya? "

Farel lalu melihat tasnya ada didepan kasurnya dan mencoba berdiri.

" Akh.. Kakiku masih lemas. " ucap Farel sambil memegang pergelangan kakinya.

Iapun berusaha jalan dan akhirnya mendapati tasnya.

" Ah, aku lelah. " ucapnya yg langsung duduk dilantai.

Farel membuka tas dan mengambil buku kecilnya. Ia membuka lembar demi lembar dan menemukan akhir tulisannya.

" Tanggal ini satu bulan yg lalu! "

Farelpun membaca catatannya.

" Ah memalukan sekali! Tak kusangka aku akan benar-benar menyatakannya. " ucapnya terkejut dengan wajah memerah.

" Baiklah, aku akan mencoba ingat kembali saat itu. " ucapnya tegas sambil menutup bukunya.

" Hah entah kenapa, rasanya kasur begitu jauh. "

" Aku akan duduk disofa ini saja. "

Farel lalu berdiri dan duduk disofa dibelakangnya.

" Memo ini benar-benar membantuku. "

Penyakit yg dideritanya memungkinkan ia melupakan kenangannya. Entah kenangan lama atau yg baru-baru terjadi, bisa hilang kapan saja saat penyakitnya kambuh.

Iapun mulai menulis kegiatan yg akan dilakukannya esok hari untuk mencegah ia tiba-tiba lupa. Karena tidak ingin membuat masalah yg akhirnya ia tidak ingat, Farel hanya melakukan yg ia tulis dibuku kecil itu. Buku kecil itu bagaikan saksi hidup untuknya.

" Karena ada ini, aku tidak melupakanmu Silvi. "

" Dan lucunya, malah kau yg melupakanku. " ucap Farel sedikit tertawa. "

" Aku tidak ingin melupakan setiap momen yg sudah kulakukan. "

-----

" Maaf lama! Kau tidak menunggukukan?? " teriak Silvi dengan dobrakan keras pintu.

" Eh? "

Silvi terkejut melihat kasur yg kosong.

" Farel? "

Silvi lalu mencari disekitar kamar, dan terkejutnya ia mendapati Farel yg duduk tenang disofa.

" Suaramu mengagetkanku tau! " ucap kesal Farel dengan wajah sedikit terkejut.

" HARUSNYA AKU YG TERKEJUTT..!! "

" Bb..bagaimana kau bisa disini?? Kau baru saja koma!! " tanya Silvi yg langsung berdiri didepan Farel.

" Yah kau tahu, aku hanya mencoba untuk berjalan saja. " jawab Farel dengan senyum palsunya.

" Dasar bodoh!! " teriak Silvi kembali. Silvi lalu duduk dibawah.

" Hey! Bisakan kalau tidak teriak segala?! "

" Tidak.. Aku tidak bisa! "

" Aku tidak bisa untuk tidak panik! "

" Aku tidak ingin melihat kau kenapa-kenapa lagi! " ucap Silvi sambil menunduk.

Farel lalu memeluk pelan Silvi yg duduk dibawahnya.

" Maaf selama ini sudah membuatmu khawatir. "

Pelukannya hanya sebentar, Farelpun melepasnya. Silvi lalu menegakkan kepalanya kembali.

" Aku akan membantumu kalau kau mau pindah kekasur. "

" Tidak perlu. Aku sekarang ingin tetap duduk disini. Berbaring terus dikasur membuatku lelah. "

Silvi lalu tersenyum mendengar ucapan Farel. Merekapun mulai bercakap-cakap sambil menghabiskan waktu.

~ Pukul 07:00 a.m
" Aku akan pulang sebentar dan akan kembali. Aku juga akan membawa pakaian ganti untukmu. " ucap Silvi mulai berdiri.

" Terimakasih. Maaf sudah merepotkan. " balas Farel dengan senyum manisnya.

Silvipun mengambil tasnya dan berbalik meninggalakan kamar rumah sakit.

Farel lalu mencoba berjalan kembali dan menatap kepergian Silvi melalui jendela kamar.

" Terimakasih Silvi. "

Dokterpun mengetuk kamar Farel dan masuk kedalam.

" Bagaimana perasaanmu pagi ini nak Farel?. " ucap ramah dokter lelaki tua itu.

Farelpun berbalik dan melihat dokter itu.

" Pak dokter, bisakah aku keluar sebentar hari ini? " tanya Farel dengan senyumnya.

" Eh? " sontak dokter terkejut dengan permintaan Farel.

-----
~ Pukul 10:00 a.m

" Farel aku kembali!! " ucap keras Silvi.

" Eh? "

Silvi yg terkejut melihat Farel tidak ada dikasur maupun disofa, iapun mencari disetiap bagian kamar namun tidak menemukannya.

" Farel, dimana kau? "

Silvipun melihat kertas kecil yg menempel disamping jendela, dan mengambilnya.

[ Aku sedang pergi sebentar. Kau tidak perlu cemas. (Farel) ]

Silvi yg terkejut membaca tulisan itu. Dengan memasang wajah cemas, ia lalu melihat kearah luar jendela.

" Dengan keadaanmu saat ini, bagaimana bisa aku tidak cemas! "

" Dasar bodoh! Ada dimana kau?? " gumam Silvi.

Melody For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang