" Apa kau tidak masalah jam segini berada disini? " tanya Farel
" Kau tidak perlu cemas. Aku sudah minta izin orang tuaku. " jawab Silvi dengan senyumnya.
Pembicaraan terhenti dan suasana disanapun mulai canggung antar mereka berdua.
" Err.. Farel. "
Farelpun menoleh setelah Silvi memanggilnya.
" Aku hanya ingin tahu saja sih. Apa kau masih ingat sesuatu yg kau ingin katakan padaku? "
Farel hanya diam tanpa menjawab.
" Kau tidak perlu memaksa untuk ingat. Aku hanya penasaran saja. "
" Ah, maaf Silvi. Ingatanku tidak terlalu baik saat ini. "
Sejenak Silvi sedikit terkejut mendengar jawaban Farel, iapun memasang senyum palsunya.
" I..iya benar juga. Aku yg minta maaf karna tiba-tiba bertanya. "
" A..aku ingin keluar sebentar. Apa ada yg ingin kau beli? "
" Tidak ada. "
" Kalau begitu aku permisi ya.. " ucap Silvi sambil berjalan keluar kamar. Saat sudah diluar, iapun menutup pintu kamar.
" Sesuatu? Apa maksud pertanyaan Silvi? "
Farel tetap diam sambil memikirkan ucapan Silvi barusan.
~
Silvi masih disana sambil berdiri dan menyenderkan badan didepan pintu.
" Itu wajar jika ia tidak ingat. Karena sudah sebulan ia terbaring koma. "
" Tapi wajah yg ia buat saat itu.. Aku ingin tahu artinya. "
" Kuharap kau cepat mengingatnya, Farel. "
Silvipun berjalan meninggalkan kamar.
~
Farel yg masih bingung dengan pertanyaan Silvi lalu ia ingat tentang memonya. Iapun mencari memonya dilaci samping kasurnya.
" Tidak ada. Apa mereka tidak membawa tasku ya? "
Farel lalu melihat tasnya ada didepan kasurnya dan mencoba berdiri.
" Akh.. Kakiku masih lemas. " ucap Farel sambil memegang pergelangan kakinya.
Iapun berusaha jalan dan akhirnya mendapati tasnya.
" Ah, aku lelah. " ucapnya yg langsung duduk dilantai.
Farel membuka tas dan mengambil buku kecilnya. Ia membuka lembar demi lembar dan menemukan akhir tulisannya.
" Tanggal ini satu bulan yg lalu! "
Farelpun membaca catatannya.
" Ah memalukan sekali! Tak kusangka aku akan benar-benar menyatakannya. " ucapnya terkejut dengan wajah memerah.
" Baiklah, aku akan mencoba ingat kembali saat itu. " ucapnya tegas sambil menutup bukunya.
" Hah entah kenapa, rasanya kasur begitu jauh. "
" Aku akan duduk disofa ini saja. "
Farel lalu berdiri dan duduk disofa dibelakangnya.
" Memo ini benar-benar membantuku. "
Penyakit yg dideritanya memungkinkan ia melupakan kenangannya. Entah kenangan lama atau yg baru-baru terjadi, bisa hilang kapan saja saat penyakitnya kambuh.
Iapun mulai menulis kegiatan yg akan dilakukannya esok hari untuk mencegah ia tiba-tiba lupa. Karena tidak ingin membuat masalah yg akhirnya ia tidak ingat, Farel hanya melakukan yg ia tulis dibuku kecil itu. Buku kecil itu bagaikan saksi hidup untuknya.
" Karena ada ini, aku tidak melupakanmu Silvi. "
" Dan lucunya, malah kau yg melupakanku. " ucap Farel sedikit tertawa. "
" Aku tidak ingin melupakan setiap momen yg sudah kulakukan. "
-----
" Maaf lama! Kau tidak menunggukukan?? " teriak Silvi dengan dobrakan keras pintu.
" Eh? "
Silvi terkejut melihat kasur yg kosong.
" Farel? "
Silvi lalu mencari disekitar kamar, dan terkejutnya ia mendapati Farel yg duduk tenang disofa.
" Suaramu mengagetkanku tau! " ucap kesal Farel dengan wajah sedikit terkejut.
" HARUSNYA AKU YG TERKEJUTT..!! "
" Bb..bagaimana kau bisa disini?? Kau baru saja koma!! " tanya Silvi yg langsung berdiri didepan Farel.
" Yah kau tahu, aku hanya mencoba untuk berjalan saja. " jawab Farel dengan senyum palsunya.
" Dasar bodoh!! " teriak Silvi kembali. Silvi lalu duduk dibawah.
" Hey! Bisakan kalau tidak teriak segala?! "
" Tidak.. Aku tidak bisa! "
" Aku tidak bisa untuk tidak panik! "
" Aku tidak ingin melihat kau kenapa-kenapa lagi! " ucap Silvi sambil menunduk.
Farel lalu memeluk pelan Silvi yg duduk dibawahnya.
" Maaf selama ini sudah membuatmu khawatir. "
Pelukannya hanya sebentar, Farelpun melepasnya. Silvi lalu menegakkan kepalanya kembali.
" Aku akan membantumu kalau kau mau pindah kekasur. "
" Tidak perlu. Aku sekarang ingin tetap duduk disini. Berbaring terus dikasur membuatku lelah. "
Silvi lalu tersenyum mendengar ucapan Farel. Merekapun mulai bercakap-cakap sambil menghabiskan waktu.
~ Pukul 07:00 a.m
" Aku akan pulang sebentar dan akan kembali. Aku juga akan membawa pakaian ganti untukmu. " ucap Silvi mulai berdiri." Terimakasih. Maaf sudah merepotkan. " balas Farel dengan senyum manisnya.
Silvipun mengambil tasnya dan berbalik meninggalakan kamar rumah sakit.
Farel lalu mencoba berjalan kembali dan menatap kepergian Silvi melalui jendela kamar.
" Terimakasih Silvi. "
Dokterpun mengetuk kamar Farel dan masuk kedalam.
" Bagaimana perasaanmu pagi ini nak Farel?. " ucap ramah dokter lelaki tua itu.
Farelpun berbalik dan melihat dokter itu.
" Pak dokter, bisakah aku keluar sebentar hari ini? " tanya Farel dengan senyumnya.
" Eh? " sontak dokter terkejut dengan permintaan Farel.
-----
~ Pukul 10:00 a.m" Farel aku kembali!! " ucap keras Silvi.
" Eh? "
Silvi yg terkejut melihat Farel tidak ada dikasur maupun disofa, iapun mencari disetiap bagian kamar namun tidak menemukannya.
" Farel, dimana kau? "
Silvipun melihat kertas kecil yg menempel disamping jendela, dan mengambilnya.
[ Aku sedang pergi sebentar. Kau tidak perlu cemas. (Farel) ]
Silvi yg terkejut membaca tulisan itu. Dengan memasang wajah cemas, ia lalu melihat kearah luar jendela.
" Dengan keadaanmu saat ini, bagaimana bisa aku tidak cemas! "
" Dasar bodoh! Ada dimana kau?? " gumam Silvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody For You
AcakShort Summary : Sebuah masa lalu menyakitkan yg membuat dia berubah. Mungkin hanya sikapnya yg menjadi begitu dingin dan angkuh pada semua laki - laki. Tapi lelaki itu tidak peduli, dan memutuskan untuk merubah kembali gadis itu seperti dulu. Dengan...