[END] Chap 15 - Good Bye -

40 3 1
                                    

_Esok pagi - Di rumah Silvi_

" Ma, aku berangkat ya. " ucap Silvi didepan pintu.

" Tunggu Vi. " ucap ibu yg mengejar Silvi.

" Berikan ini ke Farel, mama harap dia segera sembuh. " ucap Ibu memberikan kotak bekal.

" Apa ini? Eh! Emang dia boleh makan ini? " ucap Silvi melihat isi bekal itu adalah kue panggang.

" Mama ingin ia menyicipi resep kue baru buatan mama, mama ingin ia yg pertama menyicipinya. " jawab senang ibunya.

" Ah, mama ini ada ada saja. Aku akan membiarkannya makan satu saja, jangan berharap lebih. "

" Iya mama mengerti kalau Silvi begitu menghawatirkannya. "

Seketika wajah Silvi memerah mendengar ucapan ibunya.

" Sudahkan? Silvi pamit. " ucap Silvi tak acuh sambil membuka pintu. Silvipun berjalan meninggalkan rumah.

" Ah anak itu, ia melupakan sekolah demi seorang lelaki. Mama harap hubunganmu dengannya berjalan lancar. " gumam ibu Silvi.

_Di jalan_

Silvi dengan riang berjalan menuju halte bis. Lalu tanpa sadar ia menjatuhkan bingkisan kue ibunya.

" Eh, perasaan apa ini. " gumam Silvi yg tiba-tiba merasa takut.

Saat ia ingin mengambil bingkisan yg jatuh, ponselnya berdering. Ia mengambil bingkisan lalu melihat ponselnya.

" Farel? " gumam Silvi lalu mengangkat teleponnya.

" Halo? "

[Ini nak Silvi ya?]

" Suara ini? Ibunya Farel? "

[Silvi, Farel...]

Setelah mendengar ucapan ibu Farel, Silvi sangat terkejut. Ia hanya diam tanpa menjawab telepon lagi dan mematikan panggilannya.

" I..INI TIDAK MUNGKINKAN?? Setelah Yg Terjadi Kemarin.. Ini Tidak Mungkinkan?? "

Silvi yg masih dalam keadaan terkejut itu langsung berlari kencang menuju rumah sakit. Walau masih tidak percaya, tapi airmatanya perlahan mulai jatuh membasahi pipinya.

~ 30 menit kemudian
_Di rumah sakit_

Silvi yg berlari dari rumahnya sampai rumah sakit telah sampai didepan kamar Farel. Dengan wajah berkeringat dan nafas yg tidak beraturan, ia membuka pintu dengan ragu.

Alangkah terkejutnya ia mendapati seseorang terselimuti kain putih diseluruh tubuhnya, mulai dari kepala sampai kaki tidak terlihat lagi siapa sosok yg sedang berbaring.

Perlahan dengan penuh keraguan ia berjalan menuju sosok itu, tanpa melihat sekelilingnya, gadis itu hanya menatap sosok yg sedang berbaring. Dalam pikiran kacaunya, gadis itu terus berharap yg disana bukan dia, bukan seseorang yg sudah menjalani hidup bersamanya selama ini.

Silvipun sampai disamping sosok itu. Tidak terdapat keberanian untuk membuka kain. Untuk waktu yg lama ia hanya diam membeku disana.

" Silvi, kau bisa membuka kain itu. " ucap sedih seorang ibu yg cemas dengan keadaan Silvi karena sembari tadi ia hanya diam.

" AKU TIDAK BISA!! Aku masih belum siap menerima ini semua. Aku tidak bisa! "

Silvi yg begitu gemetar sambil menahan airmatanya, tidak kuasa memenuhi ucapan ibu itu.

" Aku tahu kau begitu terkejut saat ini, tapi jangan sampai kau tidak melihatnya untuk terakhir kali. " ucap ibu itu.

Silvi terkejut mendengar ucapan ibu itu, walau sudah ditahan tapi airmatanya perlahan mulai menetes lagi. Dengan ragu, sedikit demi sedikit ia membuka kain itu. Terlihat wajah seorang laki-laki.

Melody For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang