Chap 12 - Find Out -

20 2 0
                                    

Dengan rasa khawatir Silvi segera mengambil tasnya dan berlari meninggalkan kamar.

" Dasar bodoh! " gumam kesal Silvi sambil berlari menyusuri lorong rumah sakit.

-----
_Di Sekolah_
[Pukul 10:00 a.m]

Sebuah mobil pribadi terhenti didepan gerbang sekolah menengah atas. Dan seseorang turun dari sana.

" Kau bisa meninggalkanku disini Pak. " ucap Farel kepada supirnya yg masih didalam mobil.

Farel yg masih memakai pakaian rumah sakit dengan ditutupi jaketnya, ia memasang senyumnya dan berusaha meyakinkan pak supir.

" Apa tuan benar-benar yakin ingin sendirian? "

" Anda tidak perlu cemas. "

Supir itu diam sebentar. Dengan ragu ia membalasnya.

" Jika ada apa-apa jangan ragu hubungi saya. "

" Terimakasih. "

Dengan senyuman yg diberikan Farel, supir itu mulai menutup kaca mobil dan menancap gas pergi dari sana.

Dengan lemah dan tanpa bantuan apapun, Farel berjalan pelan-pelan kedalam sekolan.

-----
_Diluar rumah sakit_

" Argh.. Kemana ya aku mencarinya?? " gumam Silvi cemas.

" Aku akan coba cari dirumahnya. "

Walau ragu, Silvi berlari menuju rumah Farel.

~~

_Didepan rumah Farel_
[Pukul 10:30 a.m]

Saat sampai dirumah Farel, Silvi langsung membunyikan bel rumah terus menerus. Tanpa menunggu lama pintu rumahpun terbuka.

" SIAPA YA?! " ucap seorang ibu dengan wajah kesal.

" Anu.. maaf sudah mengganggu. " ucap Silvi menundukkan wajahnya.

" Ooh.. kukira siapa. Ada apa Silvi? "

Silvi sedikit terkejut mendapati wanita yg sudah rapih dengan pakaian kantor dengan riasannya itu berada dibalik pintu.

" Em begini tante, apa Farel ada disini? "

" Kau ini bicara apa? Mana mungkin dengan keadaannya sekarang, dia ada disini. " jawab ibu itu dengan tawanya.

" A..ahaha benar juga ya.. " balas Silvi dengan memasang tawanya.

" K..kalau begitu aku permisi. " ucap Silvi dengan senyumnya.

(Akan lebih baik ibunya tidak tau kalau Farel saat ini hilang.) gumam Silvi yg mulai berjalan berbalik arah.

" Tunggu Silvi! "

Tubuh Silvi langsung diam saat mendengar suara Ibu Farel. Iapun membalikkan lagi badannya.

" Apa terjadi sesuatu pada Farel? "

Mendengar ucapan cemas ibunya, Silvi hanya bingung menjawabnya.

" E..em Ti..tidak ada yg terjadi kok! " jawab Silvi sambil tersenyum kaku.

" Lalu, kenapa kau kemari menanyakan Farel? "

" I..itu ka..karena... Ah iya! Aku baru pulang tadi untuk mandi dan sarapan. Aku juga berjanji untuk membawakan pakaian ganti untuknya. Jadi aku kemari untuk itu dan juga memastikan kalau Farel tidak sendirian kemari hanya untuk mengambil sendiri. Be..begitulah. " jelas Silvi sambil terus memasang wajah senyum kakunya.

Ibu Farelpun tertawa kecil karena mendengar penjelasan Silvi.

" Kau ini ada - ada saja. Maaf sudah tertawa. " ucap Ibu Farel menahan tawa.

" A..ah tidak apa! Aku hanya terbawa suasana saja. " balas Silvi tersenyum.

" Karena yg kutahu, dengan kepribadiannya, mungkin saja ia akan nekat pergi sendirian hanya karena masalah kecil. " lanjut Silvi masih dengan senyumnya.

" Kalau begitu tunggu sebentar ya, akan tante ambilkan. "

Ibu Farelpun masuk kedalam untuk mengambil baju ganti Farel.

~ 20 menit kemudian

" Ini. Tante titip salam ya untuk Farel dan katakan maaf karena tante tidak bisa menemaninya hari ini. " ucap ibunya sambil memberi tas ukuran sedang kepada Silvi.

" Akan kusampaikan. "

" Tante mau berangkat, apa kau ingin sekalian kuantar. "

" Ah tidak perlu, aku menaiki bus saja. "

" Kau tidak perlu sungkan, anggap ini rasa terimakasih tante. "

Tidak bisa menolak ajakan baik itu, Silvi lalu menerimanya dan kembali ke rumah sakit dengan Ibu Farel.

~~~

[Pukul 12:00 p.m]
_Di Ruang Musik_

" Akhirnya selesai. "

Beberapa saat pintu tiba-tiba terbuka dengan keras.

" SUDAH KUDUGA KAU DISINI!! " teriak Silvi terengah-engah.

" K..kenapa kau kesini?? " tanya Farel terkejut.

Silvi berjalan cepat menghampiri Farel dengan wajah marah.

" E..eh kenapa dengan wajahmu?? "

" A..aku minta maaf Silvi. " ucap Farel sedikit takut.

Silvipun mendekati Farel dan tiba-tiba memeluknya.

" BODOH! DASAR BODOH!! Aku cemas kau tahu!! " ucap Silvi dengan tangisnya.

Farel hanya bisa terkejut mendapati pelukan Silvi.

" Maaf telah membuatmu cemas. " ucap Farel.

Silvipun melepas pelukannya, dan menghapus airmatanya.

" Kau ini! Sepertinya senang sekali membuatku cemas!! " ucap kesal Silvi.

Membalasnya Farel hanya tersenyum ragu.

" Lalu, apa yg kau lakukan disini? "

" Ah, aku hanya sedang menyelesaikan sebuah lagu. "

" Lagu? Oh, melodi yg suka kau mainkan itu. Dan pernah sekali kau bilang harus menyelesaikannya. "

" Ternyata kau mengingatnya. "

" Tapi kenapa harus? Apa kau berkeinginan untuk memasuki dunia musik lagi?? "

Menghadapi pertanyaan bahagia Silvi, sejenak Farel mengalihkan pandangannya dan memasang senyumnya.

" Alasanku sederhana saja. Selagi aku masih memiliki ingatan tentang melodi ini, aku ingin menyelesaikan sebelum aku melupakannya. "

Silvipun terdiam mendengar alasan Farel. Menghindari suasana yg canggung, Silvi memulai pembicaraan kembali.

" Ah, kalau begitu. Bolehkah aku mendengarnya? "

Mendengar permintaan itu, Farel langsung melihat kearah Silvi.

" Sebuah melodi yg selama ini kau kerjakan, aku ingin mendengarnya. " ucap Silvi dengan senyum manisnya.

Farelpun melangkah kearah piano, dan duduk didepannya, iapun bersiap memulai permainannya. Silvi lalu berdiri disampingnya.

Permainan piano itu dimulai, melodi awalnya begitu lembut dengan kombinasi nada rendah dan tinggi, terdengar bersemangat dan menyenangkan, Silvi menikmati awal itu. Dan melodinya memasuki klimaks.

" Eh? Kenapa begini?? "

" Ke..kenapa musiknya tiba-tiba berubah? "

Silvi terkejut mendengar klimaksnya yg tiba-tiba terdengar kaku, iapun melihat Farel yg terus memainkan nada rendah. Gadis itu hanya bingung mendengar nada rendah dan tanpa jeda itu terus dimainkan Farel.

" Se..sebenarnya apa yg ingin kau mainkan Farel? "

Melody For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang