Part 7

167 12 2
                                    

Argon

Sialan banget si Alfa ini. Dia mau main basket atau pencak silat, sih?

Sikutannya lumayan juga ternyata.

Ya walaupun ini bukan pertama kalinya gue terpaksa out karena mengalami sedikit 'cidera', tapi terbuktikan gara-gara dia, gue sampe ngegubrak gitu.

Dan sekarang, karena gue masih pemulihan. Di menit pertama quarter terakhir ini, terpaksa gue cuma duduk di kursi cadangan sambil menggenggam sebotol air mineral yang isinya tinggal setengah lagi.

"Anak Nusantara yang tadi nyikut lo itu mainnya rusuh banget ya, Gon." Kevin―cowok di samping gue yang juga salah satu pemain cadangan―tampak berkomentar. "Semangat juang tinggi kayaknya." Lanjutnya sambil terkekeh geli.
Gue ikut terkekeh juga.

Emang iya sih, gue lihat setelah gue out ini. Nusantara―terutama Alfa―semakin gencar melancarkan serangan. Sedangkan Persada malah bertolak belakang, karena setelah Akbar masuk ngegantiin gue, mereka justru memperketat pertahanannya.

Malah sekarang Virgo dari Nusantara di jaga double sama Adi plus Iqbal.

"Mereka sengaja ngulur waktu kali, ya." Kevin berkomentar lagi.

"Ah greget banget gue sama Alfa itu, kasian daritadi dia nyerang tapi peluang masuknya hampir 0%." Ragil yang ada di samping Kevin ikut menggerutu juga. "Goblog banget padahal kalau dia bisa diandelin, peluang menangnya gede."

Hm. Alfa, ya?

Gue akui Alfa ini emang lincah sih, gesit bangetlah.
It's not like that i'm jealous or what, tapi menurut gue, Alfa itu sifat dan tampangnya gak meyakinkan buat diandelin. Karena dia mainnya tergantung mood.

Jadi, kalau mood-nya baik dia mainnya bisa bagus bagus banget. Tapi kalau lagi buruk, dia juga bisa asal-asalan, dan mainnya? Gak usah ditanya, kayaknya nge-dribble aja males.

Kayak sekarang ini, gue yakin Alfa lagi kalap. Abisnya mainnya asal cepat gak bisa dikontrol, dan meski berkali-kali megang bola, shoot-nya meleset terus.

Gak kerasa juga, setelah gue duduk d isini waktu udah menunjukkan menit ketiga.
Sejauh ini, skor belum berubah. Keliatannya sih, kedua sekolah ini emang memperketat pertahanan lebih dari sebelumnya.

Ternyata tegang juga ya jadi penonton.

Beberapa saat, gue sempet mendengar yel-yel dari SMA Nusantara ketika Virgo, sang ace dari sekolah mereka itu mulai memasuki area lawan lalu berhenti di garis three point.

Wih, sialan.

Dia ngincer itu juga.

Sedetik kemudian, cowok itu melambungkan bola. Dan gue sebagai penonton sekarang cuma bisa menunggu ke arah mana bola itu terpantul. Pilihannya cuma dua. Masuk atau enggak?

Dan teriakan kencang langsung terdengar begitu bola yang Virgo lemparkan lebih memilih pilihan pertama. Masuk.

Sekarang skornya jadi sembilan belas-tujuh belas.

Tipis.

Dan itu cukup membuat supporter Nusantara lagi-lagi menyanyikan yel-yel heboh sambil menari.

Ah gak heran sih. Spesies Nusantara kan hampir ceboh―cewek heboh―semua.

"ARSENIA! TERIAKIN NAMA GUE DONG!"

Entah angin darimana, tiba-tiba Alfa dari tengah lapangan berteriak sambil melambaikan tangannya ke arah jam dua belas dari tempat gue duduk.

Gue sontak mengikuti lambaian tangannya. Dan di sanalah gue lihat, seorang cewek berseragam Nusantara tampak berdiri di tribun paling depan. Ya walaupun gue jaraknya jauh, tapi tetep aja mata gue masih bisa melihat ekspresi kaget yang tersirat di wajah cewek itu.

The Dark SpectrumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang