Cerita IV

26 5 0
                                    

Di kisah ini kebanyakan percintaannya dan bahkan bukan realita tapi cuman expetasi doank.
Yuksss

bel sekolah berbunyi
Kringggg kringggg kringgggg

Aqilah udah keluar kelas belum ya? Ini hari rabu pelajaran Mis mungkin saja belum dalam benakku saat berjalan di koridor depan kelasku yang tadinya ramai kini sepi hanya aku

'Syifaaaaaa' dari koridor SMK seseorang memanggilku jalanku terheti dan menoleh aku kenal suara itu Ramdhan sahabatku

'Ada apa Ram?' Aku bertanyaan saat dia duduk dengan nafas yang ngos-ngosan entah kenapa dia lari

'Ikut gua yuk syif ada yang mau gua omongin' sambil menarik lenganku yang di tutup seragam panjang,setelah setengah jalan aku berhenti dan melepas genggamannya 'okeee... gua bisa jalan sendiri gak perlu di tutun' kataku dia hanya mengngangguk dan berjalan di depanku.

Saat kami sampai di lorong SMK lantai 3 dia berhenti 'sudah cukup disini saja mungkin ini akan membuatmu kaget syifa' dia berbalik badan dan duduk di lantai dan muka cemas dan menutup wajahnya, aku hanya berdiri menyender tembok dekat anak-anak tangga 'jika ini benar-benar terjadi apa kau akan marah padaku syifa?' Ujarnya sambil menundukkan kepala melihat lantai yang ada di hadapannya

'Ram.. lu mau ngomong apa si?? Kalau hal itu membuat gua marah sama lu imposible lu kan sahabat gua ram,ngomong ajah' kataku dengan nada bingung superrrr bingung sebenarnya dia mau ngomong apa si? sampai takut aku marah sama dia.

Heningg hanya ada suara anak-anak bermain basket dia diam tak berkata aku lelah beridirnya dan duduk di hadapannya
'Lu mau ngomong gak? Kalau gak gua pergi nih?' Dia mengangkat kepalanya lalu berdiri 'okeee.. gua akan kasih tau kenapa gua ajak lu kesini' dia berdiri dan menatapku ke bawa aku berdiri pula bersender di meja depan kelas dia berdiri di dekat anak-anak tangga

'Gua udah lama suka syif sama lu....' jegerrrrrr seperti ada penting yang menyambar 😂 sungguh aku sangat kaget dia sahabatku tidak seharusnya mempunya perasaan ini, aku hanya dia berdiri suara-suaranya masih bergema di telingaku sungguh aku tidak mempercayai itu semuaa hening tak ada suara dariku atau darinya **************** 'lu mau gak jadi pacar gua' katanya yang membuyarkan fikiranku aku diam tak menjawab dan pergi melewatinya tanpa berkata apapun menuju koridor kelas 81

'Dari mana lu?? Lama banget dah,gua tungguin gua kira lu udah pulang' Aqilah yang beranjak dari duduknya melihat sosok Ramdan 'abis ngomong lu ama ramdan?' Aku hanya mengeleng dan menarik tangannya turun ke lantai 1 dan duduk di di bangku pinggiran kelas 91 'kenapa si syif? Ada yang salah sama lu' aku hanya diam lalu Aqilahh 'Ramdannnnn kesini deh' ah ampun aqilah memanggil Ramdan? Untuk apa? 'Qil gua mau ke toilet dulu ya' belum sempat Aqilah mengizinkan aku sudah berlari menuju toilet

Aku kembali lagi ke tempat duduk tadi dengan masih adanya Aqilah yang memegang ponselnya dan menatapku datar entah apa yang sudah Ramdan katakan dan yang dia tanyakan juga yang pasti aku tidak peduli
'Mau pulang?' Tanya Aqilah yang fokus di ponselnya aku menatap ke arah lapangan yang sepi biasanya lapangan itu di isi oleh Sekawan yang sering main basket, aku melamun untuk beberapa menit 'kalau kata gua si ya... kalau emang lu gak suka dan gak mau nerima dia karna lu nganggep dia sahabat ya,, gak usahlah ya marah ataupun ngejauh' kata Aqilah yang membuyarkan lamunanku 'ngomong apa si?' Kataku dengan muka yang super tidak mengenakan 'pulang ajah ah..' aku yang bersiap dan berdiri dari duduk 'gua di jemput'kata Aqilah 'ah... sue lu, yaudah gua mau pulang ah' seperti biasa tosan kami tidak pernah ketinggalan dan aku berjalan menjauh dari Aqilah

*****************************

Sampai di tempat biasa aku menunggu ANGKOT, tapi gak ada angkot yang lewat entah itu macet atau apalah yang pasti tidak ada yang lewat aku kesal dan seketika ada bapak-bapak berkumis tipis mendekatiku aku yang takut karna fikiranku sedang kosong ingat akan mimpi ku

[Ini ceritanya flasback ke mimpi]

Malam jum'at hujan turun dengan derasnya aku hanya di rumah sendiri dan memainkan poselku sambil mendengarkan lagu-lagu dengan handset ya.. biar kalau ada yang manggil gak denger gitu😄 saat aku mendengar terus sudah pukul 23.56 hampir jam 00.00 aku langsung tidur yang ingat akan hari esok harus sekolah.

Saat aku tidur dengan lelap 'di mana ini? Gelap?' Aku begitu panik melihat sekeliling yang gelap sekali 'syifaaa syifaaaa' suara yang memanggil namaku, aku kenal suara itu 'cacaaaa diaman? Cacaaaaa' hanya ada balasan tawa yang begitu keras saat mataku berkedip aku ada di sekolah di sekolah SD ku saat masih sekolah bersama Caca. Aku melihat anak perempuan berambut pirang tunggi memakai baju dres biru sedang duduk di taman depan sekolah 'cacaaa...' itu kataku yang mungkin saja betul itu Caca dia menoleh dan benar itu Caca 'sini syif... ada yang ingin aku bicarakan' dia memberika seyuman itu tanpa basa basi aku memeluknya menangis sejadi-jadinya dan dia memeluk balik diriku 'syifaaa... maaf aku mengajakmu kesini karna aku suka tempat ini dimana setiap pulang sekolah kita main disini kau masih ingat?' Aku hanya mengangguk sambil mengusap air mataku, 'syifaa dunia ini jahat kau harus berhati-hati aku akan selalu ada untuk kamu bersama kamu jangan kamu hiraukan orang-orang yang mengejek kamu bahkan jangan kau jauhi orang yang sayang padamu' Caca menatapku dengan penuh arti 'kau tau kejadian tadi sore?' Dia mengangguk 'Ca... aku tidak menyukainya aku menyukai seseorang yang pasti kau tau itu juga bukan? Dia adalah sahabatku mana mungkin bisa menjadi seseorang yang lebih' Caca terdiam tak ada kata bahkan hanya memandang langit yang saat itu gelap tak bercahaya

'Syifa ingat gak saat kamu dan Nazrul lari dari sini untuk meninggalkanku? Dan saat itu aku marah padamu karna aku menyukai nazrul begitu juga dengan kamu' aku mengangguk mengerti 'nazrul itu sahabat kita kan? Bagaimana bisa kita menyukai dia pernah berfikir seperti itu?' Aku diam tidak merespon tapi Caca tau aku sedang berfikir 'syifaaa kamu harus menemukan seseorang yang bisa menjaga kamu sekarang dan kedepannya aku tidak bisa menjagamu selalu alam kita sudah tidak sama' air mata Caca turun membasahi pipinya aku mengusapnya 'jangan menangis caca... aku akan mencoba mengikuti katamu' aku mencoba untuk mengikuti kata-kata caca 'yasudah akan aku antar kau pulang' kata caca aku hanya diam dan kaget 'apaa?? Pulang? Kita baru bertemu ca.. aku rindu padamu' Caca tersenyum tipis 'kita akan bertemu lagi nanti' dia menarik tanganku dan memberikan pelukan yang sangat berarti padaku....

Aku terbangun sudah pukul 05.45 aku memikirkan hal yang ku mimpikan terimakasih ca.. aku syang padamu dalam benakku

Lalu apa yang akan syifa lakukan terhadap Ramdan dan siapa orang yang dia syangi ini??
Jangan lupa komen and vote
Yessss

Api Yang Tertiup AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang