Part 6- Love story {2}

195 11 1
                                    

Devin pov

Kulirik jam didinding ternyata sudah jam 5. Aku harus bersiap-siap karna hari ini aku mengajak tuan putri kencan. Selesai membersihkan diri aku langsung mengambil kemeja bewarna hitam dan lepis hitam. Selesai dengan semua ini aku merapikan rambutku dan tidak pernah ketinggalan dengan getsby kesayanganku. Aku turun dari kamarku sambil melipat kemejaku sampai batas sikut tanganku

"Maa devin pergi dulu yaa" pamitku kepada mama.

"Iyaa. Tapi kamu mau kemana?" tanya mama padaku.

"Biasalah anak muda.hehehe" jawabku.

"Yasudah. Jaga nanda baik-baik dia masih tanggung jawab ora-"

"Aku pergi dulu.byee" aku berlari bergitu saja. "Maaf ya maa bukan maksud devin begitu, tapi devin capek dengerin mama ngomong gitu terus. Devin tau apa yang harus devin lakukan ke nanda." ucapku dalam hati. Aku mengambil kunci mobil dari saku celanaku lalu menuju garasi, hari ini aku memakai mobil sport ku. Sesampainya aku dirumah nanda aku membunyikan klakson mobilku, lalu ada pak satpam yang membukakan gerbang untukku. Aku menurunkan sedikit kaca mobilku.

"Terima kasih pak hansan" ucapku padanya. Dia hanya tersenyum. Selesai aku memarkirkan mobilku aku turun dari mobil lalu memencet bel yang ada dirumah ini.

Ting tong. 2 kali memencet bel belum ada juga yang membukakan aku pintu. Apa keluarga nanda sedang pergi? Enthlh. Pas banget mau memencet bel sekali lagi ada yang membukakan aku pintu. Ternyata dia pembantu dirumah ini.

"Eh nak devin. Mau ketemu non nanda ya?" tanyanya padaku. Semua orang disini sudah mengenalku.

"Hehehe iyaa bi" jawabku.

"Masuk dulu den. Kata non nanda, nak devin tunggu dulu di ruang tamu soalnya non masih dandan sebentar" ucap bibi memberitahuku.

"Ohh iya bi" jawabku dan langsung menuju ruang tamu.

"Duduk dulu den, mau minum apa den?"

"Makasih bi. Tapi tak perlu repot-repot" ucapku. Dan dijawab hanya anggukan kepala saja lalu bibi meninggalkanku. 5 menit menunggu nanda akhirnya dia datang juga. "Sungguh sangat cantik" ucapku dalam hati. Dia memakai style yang gak terlalu rumit dan make upnya tidak terlalu berlebihan.

"Hay" sapanya kepadaku.

"Hay juga" ucapku padanya.

"Maaf lama.hehehe" ucapnya.

"Gapapa. Sudah siap?" tanyaku dan menghampirinya, lalu mencium pipinya.

"Sudah. Ayok kita pergi" ajaknya menarik tanganku. Aku hanya mengkutinya saja.

Sesampainya kita di kafe. Kita memesan makanan dan minuman.

"Kamu mau makan sama minum apa baby?" tanyaku padanya.

"Hmmm.. Spaghetti sama jus alpukat saja" jawabnya.

"Okee. Samakan pesanannya mbak" suruhku pada pelayan itu. Masa bodo dengan tatapan aneh orang-orang disini yang melihat kita. Yang penting sekarang tuan putri tetap bersamaku slamanya.

"Ayolahh vin. Berhenti menciumi tanganku. Orang-orang disini merasa risih" bujuknya padaku.

"Masa bodo. Kamu kan sekarang udah jadi kekasih aku, aku mau ngapain aja pasti udah boleh dong? Mau-"

"Permisi ini pesananya" ucap pelayan itu. Ganggu aja.Dia menarik cepat tangannya dari gengamanku.

"Makasih mbak" ucap nanda pada pelayan itu. Pelayan itu hanya tersenyum.

Selesai kita makan.Aku mengajaknya ke taman yang biasa aku,dia,aldi dan zahra datangi. Sekarang kita duduk menghadap danau. Aku dan dia memutuskan untuk melihat sunshine disore hari. Aku memandangi wajahnya dari arah samping. "Sempurna" pikirku.Wajahnya yang begitu indah, Matanya yang slalu membuatku ingin menatapnya tanpa henti, Hidup mancungnya yang sangat sempurna, Dan bibirnya yang slalu aku ingin menciumnya. Dan hari ini aku akan menciumnya,melumatnya,mengigitnya.

"BabyHeart" rengekku padanya.

"Hmm" hanya sebuah gumaman yang aku terima.

"BabyHeart!" teriakku.

"Apaa si?" tanyanya padaku.

"Mau ini" rengekku sambil menyentuh bibirku.

"Ini tem-" kelamaan. Aku langsung menciumnya,melumatnya,mengigitnya. Sungguh sangat nikmat. Merasakan bibirnya yang lembut dan manis seperti lolipop bahkan lebih manis. Desahan-desahan yang keluar dari mulutnya membuat yang dibawahku menegang. Kulepaskan pautan kami kuberi dia kesempatan untuk bernafas sejenak lalu aku menciumnya lagi kali ini benar-benar sangat kasar. Masa bodo dengan orang-orang yang berlalu lalang ditaman ini. Yang penting suatu kenikmatan sudah kudapatkan. Disela-sela ciuman kami, aku tersenyum -SmirkSmile. 10 menit sudah kami melakukan ciuman ini, aku melepaskan ciuman ini sangat "Terpaksa". Kuhapus saliva yang ada diujung bibirnya dengan ibu jariku. Lalu kucium sekilas bibirnya naik ke keningnya menciumnya sangat lama mentransfer rasa sayang yang kupunya. Kami sampai lupa kalau kita ketaman ingin melihat sunshine tapi mau gimana lagi? Nafsuku sudah tak terhankan. Sekarang kita ada didalam mobil. Tidak ada yang berbicara.

"Ehemm" gumamku untuk memecahkan keheningan. Dia hanya melihatku sekilas. Kurasa dia menutupi rona merah yang ada diwajahnya. Aku suka dia yang seperti ini membuatku ingin melahapnya sekarang juga tapi kuurungkan niatku itu. Aku menyayanginya lebih dari apapun maka dari itu aku tidak ingin merusaknya sebelum sebuah ikatan suci itu ada.

"Mau pulang?" tanyaku padanya.

"Iyaa. Hemm aku turun sini aja, lagian udah deket kok. Nanti kamu kemaleman pulangnya" ucapnya.

"Enggak!" ucapku yang sedikit ditekankan. Aku gak mau dia kenapa-kenapa. Aku ini lelaki yang bertanggung jawab aku membawanya pergi maka aku akan membawanya kembali bukan menurunkannya ditengah jalan lalu meninggalkannya tanpa tahu kalau dia diganggui oleh pelacur-pelacur dijalanan. Lagi-lagi didalam mobil tidak ada yang berbicara hanya alunan lagu yang kuputar diradio. Sekitar 20 menittan kami sudah sampai. Aku turun dari mobilku, berlari ke arah samping kiriku untuk membukakannya pintu.

"Habis ini langsung pulang jangan kemana-mana!" ingatnya padaku. Dan aku hanya tersenyum lalu mencubit pipinya benar-benar menggemaskan.

"Ishhh sakit tau" rengeknya padaku. Aku hanya tertawa melihatnya seperti ini.

"Rese!" gumamnya. Namun terdengar jelas dikupingku karna jarak kami yang sangat dekat.

"Aku masuk dulu yaa. Byee!" ucapnya. Dan ingin membuka pintu rumahnya. Tapi aku tahan tangannya.

"Why?" tanyanya.

"Ini" ucapku sambil menunjuk bibirku.

"Gak!" ucapnya menolak ciuman perpisahan ini.

"Babyyyyy plissss" ucapku memohon padanya.

"Gak ya gak!" ucapnya tetap dengan pendiriannya.

"Huhh pelit!" ucapku.

"Biarin. Udah sono-sono pulang" ucapnya mengusirku.

"Jadi ngusir nihh? Yakin gak nyesel?" ucapku menggodanya.

"Gak" ucapnya datar. Tanpa basa-basi aku menciumnya sekilas lalu berlari.

"Byee!" teriakku. Dia hanya memasang muka keselnya. Aku menaikki mobilku dan memutarnya kearah gerbang. Aku menurunkan sedikit kaca mobilku.

"Malam pak hansan" ucapku padanya yang sedang membukakan gerbang untukku. Dia hanya tersenyum. Hari ini benar-benar kencan yang sangat indah.

Huaaa gimana?gak jelas? kurang? atau kurang romantis? Maklumi aja yaaa. Ohh ya author bikin cerita baru judulnya "I'm Waiting you?Forever?" sekalian promosi:v. Okehh vomentnya jangan lupa. Semoga gak ngebosenin ini cerita. Mohon dukungannya nek,kek,pak,bu,bang,kak,dek,mas,neng,om,nte,bi,man,dll☺

-SalamAuthorAmatiran.

Friends or Love? [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang