Nanda pov
"Mungkin sebentar lagi baby" ucap devin yang sedari tadi duduk di sampingku. Aku hanya memutar malas bola mataku. Jam terus berputar disetiap angka tapi tak kunjung dokter itupun menampakkan wujudnya. 'Sungguh bosan!' Pikirku. Masih tetap diposisi yang sama aku,devin,dan zahra hanya mendudukkan tubuh kita diruang tunggu ini. Menunggu seorang berjas putih keluar dari kamar aldi dan memberitahu bagaimana keadaanya tapi sampai saat ini kenyataanya tetap sama sang dokter tidak menampakkan wujudnya. Separah itukah aldi?. Sedari tadi aku hanya menyibukkan diriku dengan menatap kosong pintu ruang IGD tersebut. Sungguh membuatku sangat bosan menunggu seperti ini. Setidaknya kalau memang terjadi sesuatu terhadap aldi beritahu kita dulu kan bisa?. Mondar-mandir? itulah yang sejak tadi zahra lakukan. Dia melakukan itu karna ingin menyibukkan dirinya saja. Devin? Entahlah sekarang dia pergi lagi entah kemana. Sungguh membuatku ingin mencari tahu apa yang dia lakukan saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 sang dokter yang kutahu bernama Bryan itu belum juga menunjukkan wujudnya dihadapanku. Menunggu,menunggu,dan hanya menunggu yang sedari tadi kulakukan.
"Lama banget si!" gumamku kesal.
"Iya-iya gw setuju apa kata lu nan" jawab zahra sambil menghembuskan nafasnya yang kutahu sangat berat itu.
Tap...tap..tapp. Itulah suara kaki yang kudengar dari arah kanan. Kutengokkan kepalaku dan melihat sosok devin yang berlari kearah sini dengan nafas yang tak teratur. Kali ini aku akan mencoba menanyakkan kepergian dia.
"Dari mana saja? Kau tau? Disini aku dan zahra menunggu doktet bryan keluar untuk memberitahu keadaan aldi dan kau malah seenaknya melangkahkan kakimu untuk pergi dari sini sama seperti tadi. Kau menghilang entah kemana selama 2 jam. Perlu ku kasih tau? Aku masih pusing memikirkan keadaan aldi dan sekarang aku juga memikirkan dirimu. Hufttt..." ucapku menahan air mataku. Aku gak boleh nangis disaat seperti ini. I'm Strong! Yeahh.
"Maaf" ucapnya dengan nada menyesal. Yeahh bagus kata itu lagi yang keluar dari mulutnya. Apakah perlu ku kasih penghargaan karna dia hanya bisa meminta maaf lalu melakukannya lagi? Hahaha.
"Maaf?" ucapku mengulang kata-katanya dan tersenyum miring atau bisa disebut-SmirkSmile.
"Huftt.. Ada sesuatu yang tidak bisa kujelaskan padamu nan" ucapnya frustasi.
"Hmmm baiklah" ucapku pura-pura percaya 'lagi'. Jam menunjukkan pukul 19.55 akhirnya dokter bryan pun keluar dari ruangan tapi dia tidak langsung memberitahu kita melainkan memanggil perawat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Kita berdiri (aku,devin,dan zahra) dengan perasaan khawatir. Orang tua aldi sudah pergi karna katanya ada acara yang tidak bisa ditunda. Lalu dokter bryan pun masuk kembali keruang IGD itu tak lama dokter bryan keluar dan membawa ranjang aldi keluar. Kulihat aldi yang dibantu dengan beberapa alat medis yang pasti ku tak tahu apa namanya itu. Kami pun mengikutinya sampai pada akhirnya aldi masuk keruangan ICU. Sungguh mengejutkan, ICU? OHMYGOSH!. Dan pada akhirnya aku,devin,dan zahra harus menelan ludah kekecewaan lagi. Dokter bryan ikut masuk keruang ICU tersebut dan membuat kita harus menunggu lagi dan lagi.
Drtttt..drttt. Itulah suara handphone ku berbunyi. Aku mengernyitkan keningku karna tertera nomor yang tidak ku kenal.
"Hallo?" tanyaku padanya
"Apakah ini nanda?"tanyanya balik kepadaku.
"Hmm... Iyaaa. Maaf ini siapa?" tanyaku.
"Gw fatur nan" jawabnya.
"Ohh fatur. Iyaa kenapa tur?" tanyaku.
"Iyaa. Gapapa sih cuma mau ngetes doang. Hehehe" jawabnya.
"Dasar. Yaudah ya tur gw masih ada urusan" ucapku.
"Ohh iya2. Byee" ucapnya dan langsung mematikan sambungan telepon ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends or Love? [SLOW UPDATE]
Humor"Ini cincin tunanganku" Ucapku padanya. Dia terlihat tersentak kaget dan terlihat sekali dari tatapan matanya terpancar kesakitan yang ada dihatinya. "Jangan lupa datang ke acara pernikahanku tanggal 27 desember nanti, aku tunggu kau bersama calon...