3. Traktir

2.7K 307 97
                                    

Chapter 3 - Traktir

Vio tak hentinya menguap sejak Bu Ayrin menjelaskan materi biologi yang sama sekali tidak ia mengerti. Untungnya, lima menit lagi Vio sudah bisa meninggalkan kelas dan menghilangkan jenuhnya.

Nah, benar saja. Sekarang Bu Ayrin telah menutup bukunya lalu merapikannya ke dalam tas.

"Baik semuanya, pelajaran hari ini sudah selesai. Jangan lupa dipelajari lagi di rumah, ya," ucap Bu Ayrin.

Semua murid di kelas serentak menjawab, "Iya, Bu."

Vio merenggangkan tubuhnya lalu bersiap keluar kelas. Saat melewati meja guru, tiba-tiba saja Bu Ayrin memanggilnya.

"Viola, coba ke sini bentar," panggil Bu Ayrin.

Vio menatap Bu Ayrin bingung. "Iya, ada apa, ya, Bu?"

"Kamu ada masalah apa kemarin? Kenapa langsung keluar dari kelas saya tanpa meminta izin?" tanya Bu Ayrin.

Vio menghembuskan napasnya berat. Ia memang sudah mempersiapkan diri untuk ini. "Maaf, Bu, kemarin saya kebelet pipis."

Bu Ayrin menatap Vio tidak yakin. "Terus kenapa tidak izin?"

"Hm ... abisnya kebelet banget, Bu, udah diujung!" seru Vio.

Bu Ayrin menggelengkan kepalanya. "Ya sudah, kali ini Ibu maafkan. Lain kali tetap izin, ya."

Vio mengacungkan jempolnya. "Siap, Bu!"

Dengan cepat, Vio meninggalkan kelas lalu melompat kegirangan. Ia pikir Bu Ayrin tidak akan percaya dengan alasan konyolnya, namun ternyata Bu Ayrin dengan begitu mudahnya percaya. Mungkin Vio dapat memakai alasan itu lagi kapan-kapan.

■□■□■□■□■□■

Jam istirahat akhirnya tiba. Vio beranjak dari duduknya lalu menghampiri Biel yang sedang mencatat dengan serius.

"Jajan, yuk," ajak Vio.

Biel menoleh sebentar pada Vio lalu kembali mencatat. "Kamu duluan aja, deh, aku mau nyatet dulu."

Vio mengerucutkan bibirnya. "Ya udah, deh."

Baru saja Vio berjalan menjauhi Biel, tiba-tiba Nanda dan kawan-kawan mendatangi meja Biel dan mengganggunya.

Vio langsung memutar badannya dan berjalan ke meja Biel lagi. "Ekhm."

Nanda dan kawan-kawan sontak menatap Vio ketakutan. "Eh, Vi-Vio ... gak jadi ke kantin?"

Vio tidak membalas ucapan Nanda, melainkan menatapnya sinis.

"Yuk, Bi. Nanti aja nyatetnya." Vio menarik Biel dari tempat duduknya lalu membawanya ke luar kelas.

"Duh, Vi, udah dong lepasin ... sakit tau," ringis Biel.

Biel langsung mengusap-usap pergelangan tangannya setelah Vio melepasnya.

Tak lama, mereka akhirnya sampai di kantin dan langsung memesan makanan. Setelah semua pesanan jadi, Vio dan Biel mencari tempat duduk yang masih kosong. Ternyata tersisa satu meja kosong di kantin ini. Vio dan Biel mempercepat jalannya agar bisa menempati tempat itu.

"Untung aja dapet duduk." Vio menghela napasnya lega.

Biel yang duduk di hadapan Vio mengangguk kecil.

Mereka memakan makanannya masing-masing sebelum seseorang tiba-tiba duduk di samping Vio.

"Hai, Babe," ucap orang yang baru saja duduk di samping Vio.

Tanpa menoleh pun Vio sudah tahu siapa orang yang ada di sampingnya. Jaffar.

Vio menoleh pada Jaffar lalu menaikkan sebelah alisnya.

My Girly BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang