Expropriation

Trisula di tanganku (Bagian 8)

Aku terus diam, menunggu, menunggu, agar makhluk itu pergi. Aku takut tiba-tiba andres keluar dari permandian, dan tiba-tiba makhluk itu akan menerkam andres, semoga saja Andres masih lama keluar. Setelah beberapa detik menunggu, suara nafas itu pun berhenti, aku langsung berdiri pelan, sambil memegang tongkat trisula. Aku lega ternyata makhluk itu hilang, aku berjalan kearah lorong permandian pria untuk memanggil Andres.

"BUKKKKKK......!!!!!!"

Makhluk itu tiba-tiba muncul di pintu masuk lorong permandian pria, lalu ia memukulku dengan senjata yang mirip seperti bazooka yang luamayan besar, akupun terhempas ke arah sofa di cafe permandian tersebut.

"Srrrrrr......"

Suara senjata itu berbunyi dan mengarah kepadaku. Pasti itu suara bahwa ia akan menembak, pikirku, aku langsung lompat dari sofa dan mengumpat ke belakang sofa sebelahnya. Tiba-tiba ada bola api berwarna ungu keluar dari senjata tersebut, dan menembak sofa sebelumnya. Sofa itu langsung terbakar dan meleleh seketika. Andres mungkin tidak mendengar ini, karena dari lorong tersebut sangat jauh masuk kedalam, dan di tempat permandian dipasang pengendap suara, jadi kupikir aku akan berjuang sendiri saja, alu tidak mau menciptakan banyak korban lagi.

Sofa-sofa di cafe ini, di tata berbentuk lingkaran, dan di tengahnya kosong, sepertinya untuk berdansa. Makhluk itu sekarang diam di tengah sambil mencoba fokus untuk mendengarkan suara gerikku, sepertinya itu yang ia lakukan sekarang. Aku berjalan merangkak mengelilingi sofa tersebut dan mengarah ke sofa di belakang makhluk itu. Saat aku sudah di sofa belakanh makhluk itu, aku langsung diam-diam berjalan ke arah badan makhluk itu, sampai di badan makhluk tersebut , aku langsung lompat ke badannya, dan menusuk mata makhluk itu 3 kali.

"ARGGGGHH.. KURANG AJAR!!!!...." Jerit makhluk itu

Aku langsung dihempaskan oleh tangan makhluk itu, lalu badanku terlempar ke dinding.

"Urghhhh" kataku kesakitan

Aku melihat, makhluk itu kesakitan sekali, dan kurasa matanya tidak bisa melihat sekarang, kulihat senjatanya jatuh di sampin kakinya, karena kedua tangannya sekarang memegang matanya yang tertusuk itu. Aku langsung berlari kecil dan mengambil senjatanya itu, kukira senjata itu akan berasa ringan, ternyata tidak, berat sekali, seperti aku mengangkat karung beras yang besar. Aku membidik ke arah badan makhluk tersebut. Sebelum menembak pun aku membuat aba-aba.

" One..., two..., Three..." kataku kecil

"SRRRR....., DUAAAAR....." bunyi suara tembakan

Aku terhempas ke arah lorong permandian pria karena efek senjata tadi, aku tidak bisa menahan tembakan senjata tersebut. Aku pun langsung terhempas kearah dinding di ujung lorong permandian pria tersebut

"ARGHHHHHHH......." Teriakku sangat keras karena sakit sekali

Tiba-tiba Andres keluar dengan celana parasut, tanpa baju dan kaus dalam. Andres mendengar teriakanku karena pintu permandian nya terbuka sedikit.

"Astaga Elryn... ada apa ini" kata dia sambil mengangkat senjata yang menimpa tubuhku

"Sstt.. Andres kecilkan suara mu kurasa makhluk itu mengarah kesini" suruhku pada Andres

Ternyata makhluk itu belum mati, ternyata aku salah bidik, memang aku bukan pembidik yang profesional.

"BR....BR.,,.BR....BR,..!!!!!" Suara getaran kaki makhluk itu pun mulai terdengar

"Andres, saat makhluk itu sudah terlihat, bidiklah ia dengan senjata itu dan tembaklah, jangan takut, karena mata makhluk itu sudah kutusuk dan ia mungkin buta, lalu peganglah erat-erat saat senjata itu menembak, jangan seperti aku, terhempas sampai kesini karena senjata itu" Jelasku pada andres

"Siap...!" Balas Andres pelan

Kira-kira 10 detik, makhluk itu pun muncul dan mulai terlihat. Ternyata dugaanku salah, mata kanan makhkuk itu lah yang hanya buta, mata sebelah kirinya masih normal dan terlihat baik, dan lebih terkejutnya makhluk itu membawa tongkat trisula ku.