Hari indahnya seketika berubah mejadi hari terburuk sedunia yang pernah dia rasakan. Matanya terasa panas sepanjang hari ini, tapi mana mungkin seorang Faith menangis hanya demi laki-laki busuk seperti Adrian. Dia akan lebih memilih untuk menangisi cicak terjepit pintu dari pada harus meneteskan bulir-bulir air matanya demi laki-laki yang akan membuat kedua matanya bengkak.
Ting...tong....ting....tong.....
Pukul 10 malam ada saja tamu yang mengganggu Faith. Wanita ini sangat sebal saat ada orang yang mengunjungi rumahnya lewat dari jam 10.00 dan sekarang adalah 10.03 WIB. Faith membuka pintu apartemennya dan langsung mendapati senyuman maut pria yang sangat dibencinya hari ini. Cepat-cepat Faith menutup kembali pintu apartemennya, tapi tangan kekar Adrian menahan pintu dan langsung menerobos masuk begitu saja.
"Gue telfon nggak diangkat, gue sms nggak dibales, gue line nggak di read. Tolong jelasin ke gue, lo ada masalah apa?" Tanya pria itu sambil berjalan kearah sofa dan merebahkan tubuhnya disana.
Faith menatap Adrian dengan tatapan penuh rasa kesal, sedangkan Adrian malah membalas tatapannya dengan wajah sedih. "Gue mau tidur. Sebaiknya lo pergi dari apartemen gue." Jawab Faith ketus.
Adrian menangkap ada sesuatu yang janggal membuat pria itu mendatangi Faith lalu menarik tangannya. Dengan lembut Adrian menggiring Faith ke sofa dan mendudukkannya di pangkuannya. "Kamu kenapa?"
Seketika pertahanan Faith luluh lantak. Sungguh pria ini sangat mahir membujuk. "Fikir aja sendiri."
"Let me guess......" Adrian seolah berfikir lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Faith. "Tia."
Tubuh Faith langsung menegang sedangkan Adrian malah tersenyum melihat reaksi Faith.
"Kami cuma pacaran Faith. Bukan menikah. Pacaran belum tentu akan menikah. Lagi pula perjodohan ini aku memang nggak setuju dari awal dan kami, aku sama Tia, dalam waktu dekat akan putus." pria itu pun membetulkan posisi duduk Faith menghadapnya dan masih dipangkuannya. "Aku mau coba serius sama satu wanita."
"Beruntungnya wanita itu." Jawab Faith sambil tersenyum sinis.
Adrian pun menatap lekat Faith sampai wanita itu tak sanggup menatapnya lagi dan memilih untuk menunduk. "Ya, dan wanita itu sedang duduk dipangkuanku yang membuatku memikirkan hal-hal erotis." Bisik Adrian yang lebih terdengar seperti desahan.
Faith pun langsung melotot. "Nggak usah macem-macem." mendengarnya, Adrian langsung terkekeh.
Saat Adrian akan menciumnya, dengan sengaja Faith berdiri dan melangkah kedapur meninggalkan Adrian yang harus menelan kepahitan karena hanya mencium angin.
"Kamu tau aku yakin pasti Ale akan sengaja cerita tentang hal ini ke kamu."
"Sok tau." Jawab Faith ketus sambil mencuci buah lalu mengupasnya.
Tangan kekar Adrian tiba-tiba melingkar di perut Faith dan pria itu meletakkan dagunya di puncak kepala Faith. "Ale affair sama Tia. 1 bulan sejak perjodohanku sama Tia. Mereka diam-diam dibelakangku, pura-pura nggak pernah terjadi apa-apa didepanku. Tapi aku nggak perduli sama hal itu, toh aku juga nggak suka sama Tia."
Faith hanya mendengarkan tanpa memberikan tanggapan. Dia cukup terkejut dengan kenyataan yang baru saja didengarnya dan dia juga tidak menyangka Adrian akan terbuka seperti ini terhadapnya. Padahal status mereka masih belum jelas.
"Kenapa kamu ceritain hal ini ke gue?"
"Karena kamu adalah wanitaku." Jawab Adrian dengan mantap lalu pria itu mengecup puncak kepala Faith.
Runtuh sudah tembok pertahanan Faith. Persetan dengan jual mahal. Wanita itu langsung meletakkan pisau yang dipegangnya lalu memutar tubuh dan mencium bibir Adrian. Agak butuh perjuangan agar bisa mencium pria itu mengingat perbedaan tinggi badan mereka yang cukup jauh. Faith melingkarkan kedua tangannya di leher Adrian sedangkan pria itu sedikit menundukkan kepala menyambut ciuman hangat Faith yang mendarat di bibirnya. Awalnya Adrian cukup terkejut dan tidak percaya bahwa Faith menciumnya, tapi semuanya diabaikannya saat bibir hangat dan lembut Faith menyapu permukaan bibirnya.
"Ah..." Desar Faith saat dengan nakalnya Adrian menggigit bibir bawahnya.
Adrian pun terus menciumnya dengan lembut dan sedikit nafsu hingga keduanya kehabisan nafas dan akhirnya Adrian sedikit menjauhnya wajahnya memberikan waktu bagi mereka untuk bernafas.
"Aku nggak menyangka kamu yang menyerahkan diri dengan suka rela menciumku." Kata Adrian didepan wajah Faith dengan kening mereka yang masih bersentuhan.
Faith hanya tersipu malu, wajahnya memerah seperti tomat membuatnya terlihat sangat cantik di mata Adrian.
"Kayaknya aku harus pulang setelah makan buah itu. Aku nggak mau jadi bajingan yang lepas kendali." Bisik Adrian lalu mengecup kening Faith.
Mendengar kata-kata Adrian, Faith sangat bahagia. Dia tidak menyangka Adrian akan sesopan ini kepadanya dan membuatnya merasa sangat dihargai sebagai wanita.
Sambil menemani Adrian menikmati buah yang dihidangkannya, mereka membicarakan banyak hal. Masih sama, Adrian masih sama seperti waktu SMP. Pria itu masih saja kaku akan tetapi kekakuan Adrian yang membuat Faith geli dan tertawa melihatnya. Beberapa kali Adrian berusaha melucu didepan Faith, dan sumpah demi apapun Adrian sangat garing nggak lucu. Tapi yang membuat Faith tertawa adalah ekspresi pria itu.
"Aku cuma mau kelihatan keren didepan kamu!" Teriak Adrian saat Faith tidak henti-hentinya menertawainya.
"Tapi ekspresi kamu tuh lucu banget. Hahaha!"
***
Thank you untuk vote dan commentnya
Maaf agak lama updatenyaHappy reading, readers
Love, EsCaPak