[1] Solar Eclipse

1.1K 97 7
                                    

PART 1

Keeran sampai di Globe Gate. Gerbang dengan tembok yang kokoh dan tinggi, jika pintunya terbuka akan muncul pemandangan sebuah lintasan yang cukup besar menyerupai jembatan, lintasan itu adalah penghubung antara negerinya dan negeri manusia, tapi untuk bepergian ke Negara yang berbeda tidak mudah, Globe Gate tidak mudah dibuka dengan alasan yang tak masuk akal, dan Keeran tak yakin apakah alasan pamannya mengusirnya yang seorang putri mahkota dari negeri sognare itu termasuk kedalam alasan yang masuk akal.

"Kau sudah datang Princess Keeran." Suara Bariton seorang pria yang tinggi dan atletis menyapanya.

Keeran menghela nafasnya, lagi-lagi hatinya terasa perih. Melihat orang didepannya ini tampak menunggunya dan siap membuka globe gate membuatnya menyadari sesuatu. Ini sebuah pemberontakan berencana. Pamannya sudah mengatur kematian ayahnya dan pengusirannya dari Negeri Sognare dan ia menyiapkan anaknya sendiri untuk membuka Globe Gate. "Dave Adalrich." Serunya tak bersemangat.

"Maaf harus bertemu denganmu dalam keadaan seperti ini. Tapi aku berjanji tak akan membiarkanmu lama-lama di Bumi. Ketika kau sudah mengalami siklus kewanitaan aku akan membawamu kembali."

Keeran hanya diam membisu, tangannya mengepal. Ia lebih memilih mengeluarkan kekuatannya dibanding menjawab obrolan lelaki bermata tajam itu, ia membiarkan letupan angin besar yang menerbangkan beribu dedaunan kering kearah Dave, tepat menerjang wajah tampan dan kharismatiknya.

"Kau sudah mendapatkan jawabanku."

Dave menyeringai, tentu saja ia tak menerima perlakuan Keeran yang merendahkan dirinya itu, tapi ia tak berencana membalasnya dengan kekuatan yang ia punya, ia mengatupkan bibirnya dan mengertak giginya menahan kesal, akan ada saatnya ia membalas semua ini, ketika gadis ini mengalami siklus kewanitaan, tak akan ia biarkan gadis ini melihat lelaki lain, dia akan menjadikan gadis ini mate untuknya.

"Kau akan membalasnya nanti Princess. Aku jamin itu. Kau akan bertekuk lutut dihadapanku, dan akan menyerah dalam ranjang pengantinku."

"Kau sudah membuatku terlalu kecewa, dan aku tak akan membiarkan diriku menyerah pada ambisimu dan ayahmu."

Dave mencengkram pergelangan tangan Keeran, menyudutkannya dikungkungan tubuhnya yang lebih besar dan atletis. Lelaki bermata tajam-setajam sorot mata elang ini memang selalu bisa membuatnya tersudut, terlebih pada perasaan yang jujur saja tumbuh semenjak kecil. "Aku tahu kau menginginkanku, dan kau tahu aku menginginkamnu, tunggulah hanya tinggal dua purnama sampai kau mencapai siklus kewanitaanmu, aku akan menjemputmu dan menjadikanmu milikku saat itu terjadi."

"Jangan bermimpi. Mungkin dibumi nanti aku bertemu dengan manusia yang justru menjadi Mate ku sebelum kau sempat menjemputku."

Dave menyeringai, sudut bibirnya terangkat keatas. "Aku tahu kau paling tidak menyukai makhluk lemah bernama manusia. Dan aku lebih tahu kalau kita saling menginginkan." Dave menghimpit tubuhnya dan tubuh Keeran secara intim, memaku tangan gadis itu didinding dengan tangannya, bola matanya berubah gelap dipenuhi hasrat dan nafsu, bibir gadis didepannya benar-benar menggodanya, terlihat merah ranum dan tebal berisi, mendorongnya untuk mencicipi rasanya.

"Menyingkir dariku." Mata Keeran yang berubah gelap, ia mengepalkan tangannya lagi, dan seketika itu Dave terpental jauh dari tubuhnya, melandas tepat dipermukaan tanah dengan kasar.

"Kau akan menyesal Princess."

Langit Sognare berubah gelap, segelap malam tanpa sinar rembulan, gelap dan pekat, membuat setiap mata yang melihatnya merindukan cahaya. Dave menyeringai, ia menatap langit dan Keeran bergantian, seringai itu terlihat begitu licik dan menjijikan.

Mr. DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang