Help Me #5

906 35 6
                                    

eunggh"......

"nanti kita bicarakan lagi." ucap petugas UKS dan diangguki oleh Dimas.

Sementara itu di lain tempat ada seorang berpakai an guru tengah terduduk di tanah depan makam seseorang.

"An.. Saya menemukan seseorang yang tepat menjaga Dan mengembalikan sifat Mora, An.. apa dirimu tenang disana? Apa kamu sudah tidak sedih lagi seperti di sini dulu?.. Ya kamu sekarang sudah tidak sedih lagi, tidak merasa kesakitan lagi.. Maafkan aku dulu tidak sempat menjaga mu.., aku pergi semoga kau bahagia di sana.." suara lirih dan sesekali bunyi sesenggukan keluar dari mulut pria Itu. Saat ini ia tengah berdiri dan mengusap Nisan itu.

~~~~~~~

Mora Pov

"dim gue dimana? " tanya ku pada dimas yang saat ini di sebelah ku, gue ngrasa aneh dari tadi pagi kepala gue pusing.

"lo lagi di UKS, tadi lo pingsan." jawab nya, dan gue hanya ber "O" ria.

"emang kata petugas UKS Gue sakit apa?" tanya ku lagi. "gak tau sih tadi petugas UKS mau bilang ehh Lo nya udah sadar, mungkin lo kecapean.. Tapi kata petugas tadi lo di suruh ke rumah sakit untuk berobat. " jawabnya, dan aku sedikit bingung.. Cuma kecapean kok di suruh ke rumah sakit.. Anehh.

"emm nggak usah deh gue gamau ke rumah sakit.. Gue mau langsung ke rumah aja.. Eh ya lo mau gak anterin gue ke kesiswaan gue mau ijin soalnya." Kata ku ke dimas dan hanya dijawab dengan anggukan nya.

@@@

Siang yang panas digantikan dengan udara sore yang dingin, semilir angin yang menerpa wajah dan rambutku membuatku teringat dengan bunda ku.

"bun.. Mora nggak suka angin ah... " ucap gadis kecil pada wanita yang lebih tua dari nya. "loo kenapa nggak suka? Angin kan membuat kita tenang sayang.. " ucap wanita itu.

"ya.. Benar angin membuat ku tenang sekarang, bunda.. Kapan kau kembali.. Aku merindukan mu.. " ucup ku sambil menatap langit senja yang indah. "ekhemm" seseorang mengagetkan ku dari kesendirian ku tadi. "Apa kau baik - bail Saja? " oh... Ternyata mama tiriku. "hmm seperti yang lain lihat aku layaknya barang yang tak berharga." ucap ku dengan nada yang searnakis mungkin. "Kau tau nak, dulu hidup ku juga sepertimu, aku hidup dengan keluarga angkatku. Karena dulu orang tua ku membuangku ke panti asuhan. Aku menikahi ayah mu karena aku melahatmu yang membutuh kan seorang kasih sayang seorang ibu lagi, tapi karena anak ku, semua jadi seperti ini." jawab mama tiriku sambil menghembuskan nafas nya dengan air mata nya yang menetes. Aku yang melihat itu seketika teringat pada bundaku yang pergi entah kemana dan langsung memeluk tubuh mama tiri ku. "Maaf kan aku ma.."

----
Maaf lama update.. Ya..., dan maaf chapter yang ini dikit. Oya mau kasih tau aja aku punya bacaan lain lagi judul nya : Who Are You *cek home

Ditunggu vomment nya ^^

Help Me!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang