Help Me (Chap 9)

938 52 11
                                    

"mama... Ayah!! " teriakan Lidia menggema disetiap sudut ruangan Mora. Riska dan Hendra yang tidur pun sampai bangun kelabakan. "ada apa Lidia.. Kenapa?" tanya Riska cemas. "Mo.. Mora tadi jarinya bergerak." jawab Lidia. "hah.. Yang benar" ucap Hendra kaget, setelah itu ia memencet tombol darurat untuk memanggil dokter.

Dokter datang dan segera memeriksa keadaan Mora. "bagaimana dokter?" tanya Hendra khawatir. "dia sudah lebih baik sekarang, tapi setelah siuman nanti jangan biarkan dia berfikir terlalu berat sebelum menjalankan Operasi." ucap Dokter, Hendra dan Riska hanya mengangguk faham. Namun perkataan dokter tadi membuat banyak pemikiran yang datang ke kepala Lidia. "operasi? Mora sakit apa sampai di Operasi?" tanya Lidia setelah dokter itu keluar. "err.... Lidia sekarang kau dan Mama pulang dulu istirahat, biar Ayah disini menjaga Mora." ucap Hendra mengelak. "oh.. Baiklah, ayo ma.. Kita istirahat dulu dirumah." ucap Lidia sedikit bingung.

Sepeninggal Riska dan Lidia, mata Mora sedikit demi sedikit terbuka "bun.. " lirih Mora. Hendra yang mendengar itu segera menghampiri Mora. "Mo-mora kau sudah sadar nak?" tanya Hendra sedikit gemetara memanggil Mora dengan kata nak. "bun.. Bunda.. Bun~" ucap Mora terus Hendra mendengar itu sambil memejamkan mata nya erat. Mata cantik Mora terbuka dengan pelan. Saat sudah terbuka, pandangan yang dilihat pertama adalah Ayah nya dengan wajah lelah nya.

"Ayah.. " lirih Mora. "Nak.. Kau sudah sadar?" tanya Hendra. Mendengar nada sayang yang terlontarkan untuk nya, air mata Mora menumpuk dan jatuh dengan pelan. Disadarinya Mora menangis, Hendra langsung memeluk tubuh lemah Mora. "maaf kan Ayah ya.." ucap Hendra sambil tetap menangis. "i-iya Ayah.. "
"Sekarang istirahat lah lagi, Ayah akan memanggil dokter." ucap Hendra setelah itu ia memberikan kecupan lembut di dahi Mora. Mora memejamkan matanya, meresapi kasih sayang Ayah nya yabg dulu telah menghilang. "tunggu Ayah, aku mau bertanya. Kenapa aku dirumah sakit?" tanya nya setelah Hendra melepas kecupan nya. "er.. Nanti Ayah jelaskanm sekarang istirahatlah sambil menunggu dokter datang." ucapa Hendra. Selepas itu Hendra berjalan kearah luar dan menghilang dibalik pintu ruang Mora.

Sepeninggal Ayah Mora, ia hanya terbengong menata langit-langit rumah sakit. Saat itu juga seorang perawat masuk dan tengah membawa sesuatu. "Permisi apa ini ruang Mora Anastasya?". Mora yang mendengar itu hanya mengangguk dan membenarkan posisi nya dengan dibantu perawat tadi.

"Iya, ada apa ya sus?" tanya Mora. "Tadi saya mendapat titipan dari seseorang. Ini silahkan diterima." ucap perawat itu dan memberikan sebukcet bunga pada Mora.

"Terima kasih." ucap Mora dan diangguki oleh perawat itu, dan sang perawat tadi izin keluar.

Dilihatnya Kumpulan bunga itu dan mata nya tertuju pada sepucuk surat yang ada didalam kumpulan bunga itu.

Dear Mora

Hai.. Apa kau sudah sadar? Kalau sudah berarti kau sudah membaca isi surat ini. Dariku semoga kau cepat sembuh dari apapun sakit mu. Semoga kau suka dengan bunga nya ^^.

Salam dariku
Your Screet Admirer.

Setelah membaca itu, entah kenapa hati nya menghangat dan senyum dibibirnya yang pucat menampilkan senyuman manis.

Tak di sadari, Ayah nya telah kembali dari ruang dokter dan melihat keanehan yang terjadi pada anak nya. "Mora.. Kamu kenapa nak?" ucap Hendra dengan mengernyitkan kedua alis nya. "Eoh.. Tidak ayah." jawab Mora sambil tersenyum. "Ohh.. Baiklah." ucap Hendra sambil duduk didekat ranjang Mora. "Ohh ya Ayah, mana dokternya?" tanya Mora. "Sebentar ya, habis ini dokter kesini." ucap Hendra.

Dilain tempat, seorang berbaju putih dan berkopyah tengah membacakan Surat Yasin pada sebuah gundukan tanah yang tertabur berbagai bunga. "Anna... Kau tahu dia mulai kemarin tidak masuk sekolah. Aku takut terjadi sesuatu dengan nya. Maaf kan aku yang tidak bisa melupakan mu, bahkan aku tidak mengabulkan permintaan mu yang menyuruh ku menikah dulu. Kau tahu dalam hati ini aku hanya mencintai mu. Mungkin aku dosa sudah mencintai wanita yang sudah menikah, dulu. Tapi percayalah waktu itu aku sudah mencoba melupakan mu tapi.... Kau tahu Ann... Itu sangat sulit bagiku." ucap orang itu. "Yasudah Ann aku pulang dahulu. Nanti aku akan kesini lagi." ucap nya. Setelah itu ia meninggalkan tempat tadi.

Dirumah sakit Mora merasakan ada yang terlupa oleh nya. "astaga..!!" seru Mora membuat khawatir Ayah nya yang berada disisiny. "ada apa Mora..!! Apa kamu merasakan sesuatu." tanya Hendra khawatir. "err.... Sebenarnya tidak sih. Aku hanya lupa janji ku pada teman ku." ucap Mora merasa bersalah karena membuat Ayah nya khawatir. "ohh begitu. Yasudah, nanti saja kamu hubungi dia, sekarang istirahat ya.." ucap Hendra lembut.

Beberapa menit kemudian Dokter datang dan memeriksa keadaan Mora, "pak.. Ikut saya keruangan saya sebentar." ucap dokter itu lalu melenggang pergi.

"loh.. Mora, kau sudah sadar?" tanya seseorang dari luar. Mora tergugu ditempat menyadari siapa yang datang. "hai Mora, kau sudah baikan? Mama membawa bubur dari rumah. Ini silahkan dimakan." ucap Riska sambil menyodorkan bubur buatan nya. "ehmm terima kasih" jawab Mora. "err.. Mora. Aku... Minta maaf atas perlakuan ku padamu dulu. Kau benar, aku tidak melihat mu dari hatimu. Tapi malah sebalik nya. Kumohon maaf kan aku." ucap Lidia sambil menggenggam tangan Mora. Mora yang melihat itu sempat kaget, tapi setelah ucapan yang diutarakan kakak tiri nya, hatinya mulai menghangat kembali.

"ya.. Mungkin sulit untuk memaafkan ku, aku tahu itu. Dan aku akan bersabar menunggu permintaan maaf ku yang kau terima." ucap Lidia menunduk karena sedari tadi Mora hanya diam sambil memperhatikannya.

"tidak.. Kak.. Aku memaafkan mu." ucap Mora sambil menampakkan senyum nya kembali. "benarkah?... Terima kasih Mora... Sekali lagi aku minta maaf. " ucap nya. Kali ini ia labgsung memeluk Mora dengan sayang. Dan kata 'kak'yang diucapkan oleh adik tiri nya itu membuat hatinya kian bahagia.

"Hai... Mora."

❤❤❤

Haii.. Maaf ya Update nya lama. Oke Chap 9 udah di upload, sekarang tunggu chap berikut nya. ^^

Seperti biasa. Gue minta 15 vote lagi, Dan minta saran nya..

See you in next chapter... ^^

Help Me!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang