"Tuhan, masih bisakah aku nanti melihat kebahagiaan ini? Mengapa aku merasakan begitu dekat dengan mu? Tuhan.. Bahkan aku belum mengetahui dimana bunda ku.." batinnya menagis.
.
.
.1 minggu sudah Mora dirawat di rumah sakit, dan sekarang ia diperbolehkan untuk pulang. Lidia selalu menemaninya, sedangkan Ayah dan Mama nya berusaha mencari obat untuk menghilangkan penyakit Mora.
Memang sulit untuk menemukan obat yg bisa menyembuhkan penyakit Mora, karena dokter mengatakan penyakit Mora sudah sampai stadium 3.
Mora terus memandangi hamparan luas didepannya. Saat ini dia sedang berada di taman dekat rumah, Lidia tidak ia perbolehkan untuk menemaninya. Bukan karena Mora masih marah, itu karena Lidia harus sekolah.
Tap
Tap
Tap
Seseorang berjalan di belakan Mora. Bukannya Mora tak mengetahui itu, ia terus berfikir positif kalau orang itu adalah pengunjung taman ini.
Ia mengedarkan pandangannya didepannya, ia terlalu takut untuk menoleh kebelakang. Sepi, fikirnya. Ya, taman ini sepi hanya beberapa orang saja yang sekedar lewat.
Hup..
Seseorang menutup matanya dengan tiba-tiba dari arah belakang. Mora hanya diam membatu, "siapa ini? " batinnya.
Deg
Deg
Deg
"jangan takut, aku selalu berada disampingmu dimana pun kau berada. Mora~"
Deg
"siapa kau.., apa aku mengenalmu?" tanya Mora masih dengan mata tertutup oleh tangan orang itu. Namun sebuah kain menyapu depan matanya.
Orang asing itu menutup mata Mora dengan selembar kain hitam. Mora ingin melawan tapi otaknya memerintah untuk diam.
"Aku kesini untuk menemanimu Mora. Tapi kau tak perlu tau aku, aku hanya... Ingin berada didekatmu. Tapi bodohnya aku tak ingin kau mengetahui tentangku." laki-laki tersebut mengutarakan tujuannya kemari. Sesekali ia sedikit menertawakan perkataan tadi, dan Mora masi saja diam dan terus mendengerkan.
"Emm, apakah kau yang selalu memberiku hadiah?" tanya Mora tiba-tiba. Terukir senyuman senang di bibir lelaki itu, seraya menepuk kepala Mora sayang ia berkata, "benar, aku orangnya. Apa kau suka hadiah kecil itu?" Ungkapnya sambil mengelus rambut Mora.
Deg
Deg
Deg
"Emm.. Ya, aku menyukainya. Terima kasih. Btw.., kita belum berkenalan secara langsung.. Emm.. Apa kau mau mengasi tau namamu?" Ucap Mora.
"Baiklah.., aku akan memperkenalkan diriku. Ini aneh.. Aku sebagai secret admirer mu malah memberi tau nama, haha.. Tapi tak apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me!!
De Todo[TIDAK AKAN DILANJUTKAN] Duhh siapa sih yang gak mau bahagia semua orang pasti seneng lah bahagia. beda dengan gue yang sejak umur gue 16 tahun ini mengubah diri gue yang dulu nya ceria dan sopan. menjadi cewek yang dingin dan keras serta penyakit...