Untuk: Frans
Angin yang tersipu itu membisikkan kabar maut
Tiada hari tanpanya
Hari kemain juga datang
Dini hari pun membisik
Esok pun menjadi takdir
Entahlah kapan berhentinyaAngin datang gugurkan daunnya
Menggetarkan dahan-dahannya
Keguguran daun tua
Karena masa kuningnya
Kejatuhan hijau daunnya
Penuh misteri yang fanaWahai...
Sang badai pelahap insan
Sesekali kemarilah sebagai rupa manusia
Mengangkat roh diatas angkasa raya
Menejukkan jiwa-jiwa
Menghibur batin-batin yang terkulai ini
Derita diatas derita terhirup hari-hari
Entahlah, kapan berakhirHai Sang Khalik
Kepada MU Rohnya di pasrahkan
Rangkullah dalam Panggung Kuasa MU
Kuatilah hingga tabahkan kami
Yang di tinggali di bumi untuk masih meranaKampung Nolokla
AGBG
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAIR MANUSIA TERTINDAS
PoetryPuisi lahir dari renungan Kata tercipta dari realitas Menjadi bait tersandung kalimat Untuk melawan