" Yerin, apa kau tidak bosan eohh.. Setiap hari sendiri seperti tidak ada lika liku kehidupan, aku saja yang emm senang manjahili orang - orang terkadang merasa sangat bosan. Mungkin jika aku jadi kau aku akan merasa tidak ada kehidupan didunia ini.. Ck dan aku akan lebih memilih mati" Ujar Dicky sesekali menatap Yerin.
"Ck dangkal sekali pikirannya" Gumam Yerin lirih tetap menatap kedepan tanpa menoleh menatap Dicky.
" Apa?? Kau mengatakan apa Yerin, aku tidak mendengarnya" Ujar Dicky dengan raut wajah penasaran.
"Lupakan.." Balas Yerin singkat.
"Ck jawabanmu selalu saja seperti itu..'singkat' beruntung aku sahabatmu jika bukan mungkin aku akan sangat marah menghadapi orang sepertimu
"Kesal Dicky."Lalu mengapa kau mau menjadi sahabatku, sementara aku tidak pernah meminta itu" Tanya Yerin.
"I- it tu karena aku kasihan saja padamu.." Ucapnya gelagepan.
"Ohh..begitu" Balas Yerin seraya tersenyum."Aisshhh...sekali saja aku ingin kau cerewet dan menjawab pertanyaanku dengan jelas dan panjang, telingaku panas mendengarmu hanya menjawab 'iya' 'baiklah' 'lupakan' 'hmm'..aku bisa gilaaa" Omel Dicky yang hanya dibalas senyuman oleh Yerin dan berlalu pergi meninggalkan Dicky.
" Ahhh yaa Yerin..kau mau kemana eohh.."Teriak Dicky berharap Yerin menoleh dan menjawabnya.
"Aishhh.. Dia sama sekali tidak peduli padaku.. Arrghh mengapa aku bisa tertarik padanya" Kesal Dicky seraya mengacak - acak rambutnya frustasi.
***
Diruang Kelas Fakultas musik
Prok prok prok!!
Suara tepuk tangan memenuhi ruangan tersebut.
Semua tergagum melihat penampilan piano yang dimainkan oleh salah seorang murid fakultas musik tersebut, ia bernama Evan. Pria tampan, multitalenta, pintar serta pria terpopuler di Universitas tersebut tak heran banyak wanita menyukainya termasuk Yerin. Namun pria tersebut memanfaatkan ketampanannya untuk mendekati para wanita cantik yang ada di kampus itu. Tapi semua itu tak menutup rasa cinta Yerin padanya, Yerin tetap setia mencintainya walaupun dia tak pernah tau jika Yerin benar - benar mencintainya bahkan mungkin dia sama sekali tidak pernah mengenal Yerin."Terima kasih.. Terima kasih" Ucapnya seraya kembali ketempat duduknya.
"Penampilanmu sangat bagus ganteng" ucap salah seorang wanita disampingnya.
"Ohh terima kasih cantik" Jawabnya sembari menebarkan senyum khasnya pada wanita tersebut, sontak membuat wanita itu tersipu malu.__Dicky pov__
Aku penasaran sebenarnya apa yang telah membuatmu menjadi seperti ini Yerin. Aku yakin dulu kau pasti tidak seperti ini, aku melihat dari sorot matamu disitu terlihat kau menyimpan sesuatu yang menyedihkan. Kau sangat sulit untuk ditebak, kau membuatku selalu ingin tau tentang dirimu.Aku akan berusaha membuatmu kembali seperti dulu, aku yakin aku bisa melakukannya. Asal kau tau aku melakukan semua ini karna aku tulus mencintaimu..Yerin
***
Di taman kampus
"Yaa Yerin.. Kau kemana saja eohh
Aku mencarimu sampai keliling dunia ini" Ujar Dicky berniat menghibur Yerin."Terima kasih, sudah mencariku" Jawab Yerin sembari tersenyum simpul kemudian duduk di bangku daerah taman tersebut.
"Hanya seperti itu..aishh" Gerutunya lalu menyusul Yerin untuk duduk
"Yerin..boleh kah aku bercerita? " Tanya Dicky ragu.
"Ceritalah.." Balas Yerin tetap fokus dengan buku bacaannya."Jadi seperti ini,, aku sepertinya mencintai seorang wanita. Sebenarnya wanita itu bagi orang lain mungkin aneh, tapi bagi ku dia sangat unik, awalnya aku hanya berpikir bahwa aku hanya sekedar kasihan padanya" Ucapnya terhenti.
"Lalu?? Mengapa kau tak melanjutkannnya" Tanya Yerin menyadari Dicky berhenti bercerita.
"Bagaimana aku bisa melanjutkannya,, kau seakan - akan tidak mendengarkanku.. Yaa tataplah wajah seseorang yang sedang berbicara denganmu" Protes Dicky yang kemudian mendapat tatapan dari Yerin.
DEGG!!
"Mengapa jantungku serasa berhenti berdetak saat dia menatapku..ada apa ini.." Ucap Dicky dalam hati.
'CANTIK'
Satu kata yang mampu terucap dalam hatiku."Hmm..aku sudah menatapmu, lanjutkanlah" Jawab Yerin tenang.
"Baiklah.. Namun seiring berjalannya waktu aku semakin penasaran tentangnya hingga aku mulai merasa tertarik padanya. Tapi wanita tersebut tidak tau bahwa aku menyukainya dan hanya menganggapku sahabat.. Dan aku selalu berusaha untuk membuatnya tersenyum. Aku tidak tau kalo dia menyukai seseorang atau tidak, karna dia sama sekali tidak mau cerita tentangnya. Aku hanya berharap dia bisa membalas cintaku" Jelas Dicky mengakhiri ceritanya.
"Sudah?? " Tanya Yerin.
"Hmm..apa kau tidak mau berpendapat??" Balas Dicky yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Yerin.
"Ya.. Baiklah, aku sudah mulai terbiasa kelakuanmu.. Aku pergi dulu" ujar Dicky menyerah dan berlalu pergi meninggalkan Yerin.
"Nasibmu sama sepertiku.. Dicky
Cintamu tak terbalas oleh orang itu, sama sepertiku, namun kau lebih beruntung karena kau sudah dianggap sahabat, sementara aku.. Dia tak pernah mengenalku" Ujar Yerin sedih.***
Dijalan..
"Ckk..'sudah??' pertanyaan macam apa itu,, aku sudah menjelaskan sangat jelas.. Apakah dia tidak menyadarinya eohh.. Ingin rasanya aku mengatakan 'Aku mencintaimu Yerin' tapi itu akan membuatnya terkejut.. Mengapa dia sangat tidak peka eohh.. Arghh aku bisa gilaa" Omel Dicky saat berjalan.
Ditaman..
Saat Yerin akan bergegas pulang, tiba - tiba matanya melihat sesuatu yang membuat hatinya remuk.
"Hiks.. Aku harus bisa menahan semua ini" Ujarnya saraya menghapus air matanya kasar dan kemudian berlari untuk pergi dari tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You (Part 2 - End)
RomanceSeorang wanita yang telah mencintai seorang pria idamannya sejak lama, namun ia pendam sendiri tanpa sepengetahuan orang lain, ia terus berusaha untuk mendapatkan hati pria tersebut hingga suatu hal terjadi membuat pertahanannya mulai runtuh secara...