Part 4

381 94 10
                                    

1 bulan kemudian

Seiring berjalannya waktu,
Rasa cinta Yerin terhadap Evanpun semakin pudar entah apa sebabnya, mungkin karna ia tak kuat lagi menahan sakit yang amat perih, sementara persahabatan Yerin dan Dicky justru semakin erat. Dicky tak henti - hentinya berusaha membuat Yerin tertawa, ya meski hasilnya tak seperti yg diharapkannya, tentunya Yerin hanya tersenyum sementara dirinya tertawa terbahak bahak. Tak lupa dengan ceritanya, untuk sekarang Dicky tak pernah memikirkan lagi apa yang Yerin sembunyikan selama ini. Sekarang dia hanya ingin menikmati persahabatannya.

Bahagia..
Yaa hanya itu yg terlihat diraut wajah mereka sekarang, siapa yang tau apa yang sebenarnya mereka rasakan dihati yang paling dalam, mungkinkah memang benar - benar bahagia atau bahkan justru sebaliknya.

Entahlah...hanya mereka yg tau hati mereka masing - masing.

"Ahh Yerin.. Aku dengar besok ada konser musik disini, sebagai perayaan 100 th Universitas kita. Apa kau berniat melihatnya eohh?" Tanya Dicky berharap Yerin akan menonton acara tersebut.

"Aku tidak tau.. Aku belum memikirkan hal itu" Balas Yerin santai sontak membuat Dicky hanya menghela nafasnya berat.

"Baiklah.. Aku sudah tau jawabanmu pasti seperti itu.. Hmm jika kau berniat, kabari aku okk.. Aku pergi" Pasrah Dicky.

" Maafkan aku Dicky.. Aku belum bisa menjadi sahabat yang kau harapkan, aku masih belum bisa melupakan kejadian masa laluku bersama Sherin. Aku hanya takut kita akan berakhir seperti itu.. Aku tidak mau" Gumamnya tanpa ia sadari bulir air bening jatuh dari pelupuk matanya.
Tapi Tiba - tiba ia melihat sebuah tangan kekar memberikan sebuah sapu tangan tepat didepan wajahnya.

"Hapuslah air matamu, sangat disayangkan wajah cantikmu hilang hanya karna buliran air dari mata indahmu" Ujar seorang pria tiba - tiba

"Terima kasih.." Jawab Yerin seraya mengambil sapu tangan tersebut dan mengusapkannya pada wajahnya yg basah karena menangis, tanpa berniat untuk mengetahui siapa pemilik sapu tangan itu.

Tanpa berpikir panjang, pria tersebut yang tak lain Evan langsung duduk disamping Yerin, sontak membuat Yerin harus melihat wajahnya.

Deg!!

Yerin sangat terkejut melihat siapa yg ada didepannya saat ini, lantas iapun bersiap untuk pergi meninggalkan Evan. Namun tangannya berhasil Evan tahan, dan memintanya untuk kembali duduk.

"Duduklah sebentar, aku hanya butuh seseorang saat ini" Pintanya pada Yerin, seketika Yerin hanya diam berusaha mencerna kata - kata Evan.

" Sebentar saja.. Aku mohon" tambahnya lagi, kali ini Yerin menurut.

" Mengapa kau menangis eohh.. Aku sangat tidak suka melihat wanita menangis, apa itu karena seorang pria?? Atau kau tidak mempunyai teman dekat? " Tanyanya bertubi - tubi

Diam..
Yerin hanya bisa diam, ia harus punya mental untuk menatap pria yg ada didepannya saat ini.

Sakit..
Saat pertanyaan itu ia ucapkan " Atau kau tidak mempunyai teman dekat?" Sangat sakit baginya mendengar pertanyaan itu.

Pertanyaan itu membuatnya kembali membuka luka lamanya. Mengapa harus pertanyaan itu yang ia tanyakan.

" Yaa.. Mengapa kau diam saja ohh, jawab aku!!" Ucapnya dengan nada sedikit tinggi karna merasa dirinya diabaikan.

Yerin pun memberanikan diri untuk menatap Evan.

"Nahh kan.. Kau itu cantik
Aku ingatkan, jangan tundukan kepalamu selagi kau masih cantik..oke" Ujar Evan mencoba menghibur Yerin. Yerin hanya tersenyum seperti biasa.

" Ahh ya, aku lupa.. Kau sebenarnya kenapa eohh??" Tanyanya kembali.

" Tidak apa - apa. Lupakan saja" Jawab Yerin singkat.

" Kau sangat unik. Disaat semua wanita yang ada disini berebut untuk duduk bersama ku atau sekedar berbincang - bincang bahagia, sedangkan kau justru sebaliknya. Justru aku yg terlihat seperti mengejarmu. Terutama yang membuatku tertarik adalah jawaban singkatmu.. Ckckck" Puji Evan pada Yerin, sementara Yerin masih tidak yakin dengan apa yg diucapkan Evan.

"Ahh.. Saat aku memujimu pun kau sama sekali tidak menunjukan ekspresi senangmu. Dan sepertinya kau masih belum yakin dengan apa yang aku katakan." Tambahnya, sontak membuat Yerin tidak bisa menjawab apa - apa hanya menunjukan wajah terkejutnya.

" Sepertinya, tebakanku benar.Kau terlihat sangat terkejut karna aku berhasil membaca pikiranmu.. Baiklah jika kau belum yakin denganku, aku akan membuktikannya besok diacara 100 tahun Universitas kita okke..kau harus datang!!" Ucapnya lantas ia bergegas pergi meninggalkan Yerin.

"Ckk.. Dia sangat lucu, tapi mengapa perasaanku biasa saja saat dia berada sangat dekat denganku?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Ahh mungkin itu perasaanku saja," Tambahnya.

__Yerin pov__
Bahagia..
Yaa bisa dibilang begitu, aku mungkin termasuk wanita yg beruntung, tiba - tiba ia datang menemaniku lalu memujiku..

Aahh baru kali ini aku merasa bahagia dengannya. Tapi tidak dengan perasaanku, rasanya hanya seperti kebahagiaan semata. Namun siapa tau akan seperti apa kedepannya.

Tunggu.. Lalu apa maksud dari ucapannya yang " Aku hanya butuh seseorang saat ini" Ck apa maksudnya dia berkata seperti itu, ahhh aku rasa maksudnya adalah untuk menyuruhku datang ke acara itu.
Dan sepertinya dia melakukan hal itu tidak hanya untukku saja.

Setelah Yerin memutuskan untuk datang ke acara tersebut, kemudian dia menulis sebuah pesan tertulis " Aku akan datang besok" Yang pastinya pesan tersebut ditujukan pada sahabatnya yang tak lain Dicky.

~ Dikantin

Ting..tong..

Terdengar nada pesan masuk, pemilik ponsel tersebut tersenyum saat melihat nama yg tertera pada pengirim pesan itu, lantas ia langsung membukanya.

" Aku akan datang besok" Isi pesan tersebut.

" Baiklah besok pukul 09.00 pagi aku jemput, berdandan lah yang cantik okee..kk" Balasnya terlihat wajahnya menunjukan kebahagiaan.

Lima menit kemudian..

" Ah Yerin, apa saat ini kau punya waktu.. Aku sangat bosan dan sudah tidak ada jam kuliah, maukah kau jalan - jalan hari ini menemaniku?" Tulisnya dalam pesan, berharap Yerin menerima tawarannya.

Sepuluh menit berlalu namun tak ada tanda - tanda balasan dari Yerin. Dicky mulai lelah dan berfikir Yerin pasti tidak mau,

Ting..tong..

Dengan cepat ia membuka pesan tersebut sangat antusias, saat membaca pesan itu seketika senyum cerahnya melenyap dan malah menggerutu kesal

"Selamat nomor anda mendapatkan uang tunai sebesar 100juta, silahkan cek rek : xxxxxx" Isi pesan tersebut.

"Aishh...sialan, yang aku ingin yerin bukan kau penipu" Kesalnya dengan tangannya menunjuk nunjuk handphonnya. Lalu meletakannya dimeja agak keras, karena saking kesalnya.

Ting..tong

Tiba - tiba nada pesan kembali berbunyi, karena masih kesal ia enggan untuk membuka pesan tersebut, dan kembali mengomel.

"Aku tidak butuh uangmu bodoh.." Kesalnya. Namun tiba - tiba pikirannya mulai sadar, lantas ia pun langsung membuka pesan itu, dannnn....

Lompat- lompat lah diaa seperti anak kecil kegirangan mendapat mainan yg mereka inginkan. Tanpa merasa malu saat banyak mata memandangnya.

" Baiklah" Isi pesan tersebut, singkat memang tapi jawaban itulah yg diharapkan Dicky. Ia masih betah menatap pesan itu, baginya satu kata itu sangat berarti.

" Okke.. Aku akan menemuimu sekarang, kau dimana?" Balasnya dengan senyumnya yg terus mengembang.

" Di taman" lekaslah dia menuju ke taman untuk menemui Yerin.

Because I  Love You (Part 2 - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang