III. I Miss You

2K 237 15
                                    

"Krys.."

Aktivitas ku terhenti sejenak setelah seseorang mengibas-ngibaskan tangan mungilnya di depan wajah ku. Aku meletakkan kembali gelas yang ku genggam keatas meja bar setelah meneguk bir-ku hingga habis dan menatapnya.

"Ya?"

"Sampai kapan kau akan terus seperti ini, Krys? Sejak sore tadi kau sudah menghabiskan 3 botol bir, kau tahu? Jongin akan khawatir jika melihat mu seperti ini." Tanyanya dengan raut wajah khawatir dan mengacungkan jari-jari mungilnya yang dibuatnya menjadi berjumlah tiga.

Aku hanya tertawa miris mendengar ucapannya dan menopang dagu ku di atas meja bar sembari meneguk bir-ku yang sudah di isi penuh oleh Taehyung, Taehyung adalah bartender di club ini.

Kalian pasti menanyakan bagaimana cara ku dapat mengenal Taehyung bukan? Aku sering sekali mengunjungi club ini dan Luna eonni-lah yang memiliki club ini.

"Jongin? Ia mengkhawatirkan ku?"

Aku tertawa hambar dan melanjutkan untuk meneguk bir-ku.

"Tidak, tidak akan ada yang mengkhawatirkan ku Luna eonni, percayalah."

Ia hanya menatap ku sedih sembari mengerutkan keningnya samar, ia merebahkan pantatnya di kursi yang tepat berada di sebelah ku dan menghadap ke arah ku. Ia mengelus lembut pundak ku sambil terus menatap ku lurus.

"Lalu bagaimana dengan ku Krys?"

Raut wajahnya sama sekali tidak bisa di artikan, terbesit perasaan sedih dan iba di raut wajahnya.

"Kau adalah satu-satunya sahabat ku yang sudah ku anggap sebagai kakak ku sendiri, eonni."

Ia hanya tersenyum mendengar jawaban ku sembari mengelus pundak ku lembut.

"Kalau begitu turuti apa kata ku, Krys."

Aku menghela nafasku panjang-panjang dan menghembuskannya secara perlahan sebelum menggeleng kan kepala ku untuk menolak.

"Krys, aku khawatir dengan keadaan mu saat ini. Jadi tolong dengarkan aku. Berhentilah untuk minum." Pintanya lembut dan merebut gelas yang masih berisi bir dari genggaman tangan ku.

"Baiklah."

Aku hanya mengangguk pasrah, dan kembali dengan pikiran-pikiran kelam ku sembari menopang dagu ku dengan tangan.

"Aku ke toilet sebentar ya, eon." Pamit ku.

Luna eonni hanya menganggukkan kepala nya untuk menjawab.

Aku berangsut turun dari kursi ku dan berjalan ke arah toilet yang letaknya tidak terlalu jauh dari meja bar.

Aku menyalakan keran dan membasuh wajah ku sembari bercermin, aku memperhatikan wajah ku di cermin lalu mendesah berat.

Kryssie, kau cantik. Tidak bisakah kau mencari pekerjaan yang lebih baik lagi selain menjadi bad girl seperti ini. Kau bisa menjadi model mungkin?

Perkataan Luna eonni minggu lalu terus terngiang di kepala ku, aku tertawa hambar mengingat wajah Jongin.

Andai kau tahu apa yang sebenarnya terjadi di hidup ku, sudah ku pastikan kau tak akan pernah memaafkan Jongin dan tidak akan pernah lagi bersikap ramah kepada Jongin, eon.

Maafkan aku, aku belum siap menceritakan semuanya kepada mu. Maafkan aku, aku selalu membohongi mu dan selalu bercerita bahwa aku sering bertengkar dengan nya. Tetapi kenyataannya adalah---

---aku sudah terlarut kedalam kebencian dengan laki-laki brengsek itu.

Dulu kau pernah bertanya bukan kepada ku? Apa alasan ku menjadi pelacur seperti ini? Lalu aku hanya menjawab bahwa aku lah yang menginginkan pekerjaan hina ini. Tidak, bukan itu jawaban ku yang sebenarnya. Aku hanya berbohong, eon.

Who Are You ;; sestalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang