XII. 16th October 2014

2.1K 209 16
                                    

16 Oktober 2014

Gadis itu terdiam setelah laki-laki di hadapannya menyodorkan cincin yang ia pegang ke hadapan nya. Memperhatikan raut wajah Sehun yang terlihat gugup, dengan ragu Krystal mengambil cincin itu dari tangan Sehun. Dengan perasaan lega Sehun tersenyum, namun senyuman nya hilang begitu saja karena gadis itu mengembalikan cincin yang ia ambil ke dalam genggaman tangan Sehun dengan wajah yang sama sekali tidak bisa di artikan oleh laki-laki itu. Dengan berat hati, Sehun menundukkan kepalanya putus asa. Ia merasakan sakit yang amat mendalam di dalam hatinya, ia masih berharap bahwa gadis di hadapannya hanya bercanda.

Sementara itu, gadis di hadapannya tersenyum kecut seraya mengelus rahang lancip Sehun dengan lembut.

"Maafkan aku." Ucapnya dengan nada sendu seraya menunduk, membuat hati laki-laki yang ada di hadapannya mencelos.

Dengan perasaan kecewanya, Sehun mengangguk seraya menghela nafasnya dengan sesekali, berusaha untuk membebaskannya dari rasa sesak yang menderanya. Sementara, Krystal yang berdiri hadapannya hanya menundukkan kepalanya, memandang sepatu yang ia kenakan dengan nafas yang tidak beraturan, sesekali punggung tangannya ia jadikan untuk menghapus butiran-butiran bening yang berjatuhan dari sudut netra indahnya. Ia menangis bahagia. Bahagia karena Sehun sudah berhasil merebut hatinya dan mengobati semua rasa sakit yang di akibatkan oleh Jongin.

"Oh Sehun."

"Hmm?"

"Maafkan aku karena aku telah bercanda di saat yang serius seperti ini." Ia menghentikan kalimatnya, memandang laki-laki yang berada di hadapannya dengan hati-hati, berharap laki-laki itu tidak akan marah kepadanya, "Sejujurnya aku hanya ingin meminta mu untuk memakaikannya di jari ku, bukan bermaksud untuk menolak mu, Hunnie."

Detik itu juga Sehun menegakkan kepalanya, memandang gadis di hadapannya dengan raut wajah tidak percaya. Gadis di hadapannya mengangguk, "Percayalah, aku tadi hanya bercanda. Maafkan aku, aku tahu bercanda ku tadi sudah keterlaluan. Tapi aku mohon, jangan marah pada ku." Ia meremas jari-jemari lentiknya dengan gusar seraya menggigiti bibir bagian bawah milik nya, "A-aku menerima mu, aku mencintai mu Oh Sehun. Sangat mencintai mu."

Dengan tiba-tiba Sehun merengkuh tubuh mungil gadis di hadapannya dengan erat seraya menghirup aroma parfum Krystal yang beraroma melati dengan rakus-rakus, menumpukan dagunya di atas pundak mungil gadis nya seraya memejamkan matanya, "Aku juga sangat mencintaimu, sangat teramat, dan mana mungkin aku bisa marah kepada mu jika kau sudah menerima lamaran ku seperti ini, hm? Oh Soojung? Oh Krystal?"

Dengan perasaan bahagianya, gadis yang sedang berada di dalam pelukan Sehun mengeratkan kembali rengkuhannya, menghirup aroma feromon bercampur aroma parfum milik laki-laki itu seraya tersenyum di balik dada bidang milik Sehun, "Aku tidak sabar untuk memiliki nama marga mu di dalam nama ku nanti."

Sehun tertawa dengan perasaan leganya lalu mengelus surai panjang Krystal dengan lembut, "Secepatnya kau akan memiliki nama marga ku di dalam nama mu dan juga di dalam nama anak-anak kita kelak, Jungie ku."

Ia mengangguk antusias, masih dengan senyumannya yang mengembang Krystal menengadahkan kepalanya dan memandang wajah laki-laki yang kini masih merengkuhnya dengan protektif, "Emm apa aku harus mengganti nama panggilan mu menjadi Teuni?"

Yang di panggil bahkan terkekeh dengan kedua netranya yang menyipit membentuk bulan sabit, ia lalu mengecup puncak kepala gadis itu dengan penuh rasa kasih sayang, "Tak usah yang aneh-aneh, aku hanya ingin kau memanggil ku yeobo, sayang, baby, darling, dan ya yang sejenisnya."

"Baiklah, baby." Ia terkekeh sebentar sebelum akhirnya ia melepaskan rengkuhannya dan memandang laki-laki yang ada di hadapannya dengan wajah kesal yang ia buat-buat, "Bagaimana dengan kabar cincin nya? Bukan kah kau ingin memasangkannya kepada ku? Dasar tidak romantis." Rutuknya kesal dengan wajah yang memberengut, membuat nya menjadi terlihat lebih menggemaskan.

Laki-laki di hadapannya tertawa lalu mengacak surai panjang gadis di hadapannya, ia lalu membuka genggaman tangannya yang sedaritadi ia gunakan untuk menyimpan cincin yang akan ia berikan untuk Krystal. Dengan lembut dan hati-hati Sehun memakaikan cincin yang ia berikan kepada gadis di hadapannya di jari manis gadis itu. Menatap jari gadis itu dengan senyuman lega setelah cincin mahkota yang ia berikan berukuran sangat pas dengan jari manis Krystal.

"Nah sekarang aku yang akan meminta satu permintaan kepada mu dan harus kau turuti."

Krystal mengernyitkan dahinya seraya memandang wajah laki-laki yang ada di hadapannya dengan sebelah alis yang sengaja ia naikkan, "Baiklah. Apa itu?"

Dengan senyuman miringnya, laki-laki itu berjalan mendekat, ia semakin mengikis jarak di antara dirinya dan juga Krystal, membuat Krystal berjalan mundur beberapa langkah.

"Cium aku di sini." Titahnya seraya menunjuk bibir merah mudanya dengan telunjuk, membuat gadis di hadapannya tertawa, "Hanya itu saja kan? Baiklah akan aku turuti."

Sehun menggelengkan kepalanya dengan sebal seraya memberengut, "Cium aku sebagai simbol janji mu kepada ku bahwa kau akan selalu bersama ku apapun yang terjadi."

Gadis itu tersenyum, lalu berjalan beberapa langkah untuk menuju tempat Sehun berdiri. Ia berjinjit berusaha untuk menyamai tinggi tubuhnya dengan tubuh laki-laki yang ada di hadapannya, mengecup bibir merah muda milik laki-laki itu untuk beberapa detik seraya memejamkan matanya. Setelah beberapa detik berlalu, ia melepaskan ciumannya dan memandang wajah laki-laki di hadapannya dengan senyuman lembutnya, "Aku berjanji, apapun yang terjadi aku akan selalu bersama mu. Tidak peduli apapun keadaan yang akan menimpa kita esok hari."

Mendengar janji Krystal, Sehun pun tersenyum dan menggamit kedua tangan milik gadis itu lalu mengecup kedua tangan Krystal yang ia genggam, "Aku juga berjanji kepada mu bahwa aku akan selalu menjaga mu sampai aku tutup usia, dan aku berjanji aku akan selalu bersama mu apapun yang terjadi nanti nya."

***

"Kau sudah menjalankan rencana mu dengan baik?" Tanya seorang laki-laki berkulit tan yang sedang berdiri di ambang pintu dengan sepuntung rokok yang terselip di jemarinya.

Sementara laki-laki yang sedang terduduk di atas sofa hanya tersenyum miring dan tetap terfokus kepada jarum suntik berisi cairan yang ia suntikan sendiri di dalam urat nadinya, ia lalu memejamkan sepasang netranya untuk merasakan efek obat yang baru saja mengalir di dalam darahnya, "Ah, aku sudah menjalankan semuanya dan tampaknya ia sangat marah pada ku karena tahu bahwa aku lah yang menjual kekasih nya." Terdengar jeda sesaat, ia bersender di senderan sofa masih dengan kedua matanya yang terpejam, secara tiba-tiba laki-laki itu tertawa sumbang dan berkata, "Padahal bukan aku yang menjualnya tetapi kau. Ah ternyata orang-orang di luar sana banyak sekali yang mudah di bodohi."

Laki-laki yang masih berdiri di ambang pintu tersebut membuang puntung rokok yang baru saja ia hisap dengan sembarangan lalu menginjak puntung rokok tersebut dengan sepatunya, dan berjalan mendekat menuju laki-laki yang masih bersender di senderan sofa dengan mata yang terpejam.

"Kau bisa mulai bersenang-senang sekarang dan nikmatilah hadiah dari ku itu, aku akan pulang."

To be continued

***

HAI HALLO HOLLA!!!! AKU KAMBEK LAGI DENGAN PART KE XII! 😂😄
Maaf kalo kependekan yaa, dan maaf kalo itu kurang sweet-.- aku emang gabisa sweet sih orangnya, lempeng2 aja gitu. Gajuga deng sebenernya wkwk

Silahkan jangan lupa tinggalin jejak/vommentnya yaa, JANGAN SIDERS plis😭😭

Aku lanjutin kalo vote udah 85+ ok?😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You ;; sestalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang