Sesosok gadis bersurai kecoklatan menyembul dari balik pintu kamarnya dengan keadaan yang sangat kacau, ia melangkahkan kakinya mendekati Sehun yang sudah lama berdiri menunggu nya di luar kamar nya dan di temani oleh dua kakak laki-laki nya yang berada di sisi kanan dan kiri laki-laki itu. "Sehuna." Panggilnya seraya menunduk di hadapan laki-laki yang tengah memperhatikannya dengan diam.
Sehun menundukkan wajahnya untuk menatap gadis yang sudah berdiri di hadapannya. Ia mengelus surai panjang Krystal dengan lembut selembut kepalan kapas yang berguling jatuh dari surai panjangnya.
"Soojungie."
Kali ini Krystal menengadahkan kepalanya menatap Sehun yang berdiri di hadapannya dengan jarak yang tidak bisa di bilang terlalu dekat dan juga tidak bisa di bilang tidak dekat. Sehun menatapnya dengan sorot kerinduan yang terlihat jelas di sepasang mata cokelat gelap nan menawannya.
Detik berikutnya, Krystal sudah berada di dalam pelukan protektif nan nyaman Sehun yang selalu menjadi candu baginya untuk menyalurkan kehangatan yang menjalar ke tubuhnya setiap kali ia membutuhkan pelukan hangat dari seseorang ketika ia merasa sedih. Aroma feromon bercampur wangi padanan serasi aroma jeruk, bergamot, lemon, cedar, serta oud menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Aroma yang akhir-akhir ini selalu ia rindukan setelah melewati hari-harinya yang akhir-akhir ini selalu berada di sisinya.
Harus ia akui, ia merindukan Sehun. Sangat amat merindukan nya. Ia merindukan saat-saat ia bersenda gurau bersama Sehun, memasak sarapan untuk nya, menangis di pelukannya tanpa memberikan alasan yang jelas untuknya tetapi laki-laki itu tetap bersedia menenangkan nya tanpa tahu alasannya, tatapan tenangnya, tatapan teduhnya, segala hal tentang Sehun. Ya, ia merindukannya setelah dua hari terakhir ia tidak bertemu dengan Sehun.
Bukannya Sehun tidak ingin menemuinya, Sehun selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Krystal tetapi Krystal selalu menolak untuk bertemu dengannya. Ia punya alasan tersendiri, alasannya adalah ia tidak ingin Sehun melihat keadaannya yang hancur sekarang. Tidak untuk sekarang.
Lalu apa yang membuat Krystal mau menemuinya hari ini? Entahlah. Otaknya terus menolak tetapi hatinya selalu menyuruh nya untuk menemui laki-laki bernama Sehun yang entah sedari kapan telah membuatnya merasakan kenyamanan saat ia berada di dekat nya. Alih-alih Krystal mengikuti kata hatinya untuk menemui Sehun, dan disinilah ia sekarang. Bersama ketiga orang laki-laki yang ia sayangi teramat sangat.
"A-aku merindukan mu."
Itulah kalimat pertama yang Krystal lepaskan dari bibir tipisnya, membuat Sehun semakin mengeratkan rengkuhan tangannya di punggung milik Krystal seakan-akan ia tidak ingin melepaskan gadis itu lagi untuk kesekian kalinya. Tindakannya berhasil membuat Krystal merasakan beribu kupu-kupu berkumpul di perutnya dan merasakan sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya yang mungil.
"Aku sangat merindukan mu. Sangat teramat merindukan mu, Jungie."
Bisiknya seraya memendamkan wajahnya ke lekukan leher Krystal, membiarkan aroma wewangian bunga melati serta dedaunan mint menyeruak ke dalam hidungnya dan menghirup aromanya dalam-dalam. Aroma yang memabukkan bagi Sehun. Ia kembali teringat dimana Soojung kecil selalu memetik bunga melati yang tumbuh di pekarangan rumahnya, Soojung sangat menyukai harum melati. Soojung-nya tidak akan pernah berubah walaupun ia telah kehilangan hampir semua kenangannya. Ia mengelus kembali surai panjang gadis yang berada di dalam dekapannya dengan lembut.
"Semuanya akan baik-baik saja, Jungie."
Krystal membeku. Sekelebat kenangan nya dengan seorang anak laki-laki berputar di dalam otaknya layaknya film kuno yang di putar dengan kecepatan yang tidak maksimum.
Anak laki-laki itu tersenyum, mengajaknya bercanda, bermain dengannya, selalu berada di sisinya setiap saat, mengobati lukanya serta memeluknya setelah ia terjatuh karena lalai menginjak tali sepatunya sendiri ketika berlari dan selalu mengatakan kepadanya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ;; sestal
Fanfiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE] Kehidupan Krystal mendadak gelap gulita semenjak 9 tahun yang lalu, semua amarah dan kesedihan yang ia pendam selama ini menjadikannya seorang Krystal yang berubah 360° dari sebelumnya. Hari-harinya kembali berwarna setel...