Mama menyimpan sepiring kukis coklat dan susu hangat, lalu duduk di dekatku. Aku mengucapkan terima kasih dan sibuk kembali dengan tugas esai. Lewat ekor mata, aku melihat mama memperhatikanku, sepertinya ada yang ingin dibicarakannya. Aku mengalihkan pandangan dari layar komputer."Ada apa, ma?" tanya ku
Mama terlihat sedikit ragu. Setelah menaeik napas, dia berkata, "tadi saudara kembarmu menelpon, ...,"
"Katanya dia ingin bertemu denganmu."Aku menghela nspas. Tanpa berkata apa apa, sku kembali melanjukan mengetik esai tentang kondisi perekonomian di LA.
"Sepertinya dia rindu padamu." lanjtu mama.
"Tapi, aku tidak rindu padanya.""Kalian saudara, masa kamu tidak rindu pada saudaramu sendiri?" mama mencoba membujukku.
"Kenapa harus rindu? Dia yang meninggalkan ku, dia yang lebih memilih pergi ..." nadaku sedikit meninggi. "Lagi pula, untuk apa dia ingin menemuiku? Untuk pamer kalau dia sudah sukses di Tokyo, punya segalanya, dan selalu bersama mami yang senantiasa menyayainya?"
"Mama juga menyayangimu"
Aku tersentak. Rasa bersalah menyeruak. Aku tidak menyadari apa yang ku katakan tadi. Tetapi aku tidak bermaksud membuat mama tersinggung.
"Maafkan aku ma" aku memeluk mama "aku sayang mama"
Mama tersenyum dan menepuk bahuku pelsn. Tidak ada lagi yang bicara. Mama memutuskan membaca majalah. Sementara aku melanjutkan kembali esai ku.
"Kamu pernah ke Paris?" mama kembali bertanya setelah beberapa lama terdiam. Majalah yang tadi di baca sudah disimpan. Sekarang mama mengambil benang rajut.
"Tidak"
"Mama pernah. Tempatnya nyaman, udara sejuk, beda dengan di LA yang mulai agak panas. Disana bahkan mandi di tengah hari pun terasa dingin."
Aku mulai menebak kearah mana pembicaraan mama.
" katanya disana juga banyak tempat wisata menarik. Menara eifell, air terjun , wahana outbound juga ada". Kata mama lagi
"Lalu?"
"Yah. Tidak ada salahnya kamu menemani Shae berlibur ke Paris."
Aku diam.
"Entah ya, tapi saat mendengar suara Shae menelpon, mama merasa dia memerlukan mu Shea."
Aku menarik napas panjang" bagaimana kalau nanti saja kita bahasnya." aky membawa notebookku ke kamar, menyudahi pembicaraan bersama mama.
Bunyi tik tok jam dinding terasa lebih keras dari biasanya. Aku bertopang dagu. Tugas esai ku menggantung. Alih alih menyelesaikannya aku asik melamun. Kata kata mama barusan mengganggu pikiranku.
Benarkan Shae memerlukanku? Rasanya tidak mungkin. Sejak dulu Shae selalu lebih segalanya dariku. Dia tuan pitri kesayangan mami. Lagi pula, melihat ptofil di akun media sosial, Shae sangat bahagia. Shae menikamati kehidupannya. Mustahil dia memerlukanku.
Aku mematikan notebook dan beraiap tidur. Akan tetapi tetap tidak bisa lepas dari Shae. Ternyata terpisah tanpa kabar membuat ku penasaran, seperti apa sosok Shae sekarang ini?
Aku mulai terlelap saat jam di ruang keluarga berdentang sebelas kali.
Hy. Enjoy
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Vote please yeah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KOKESHI
Mystery / ThrillerShae bunuh diri? Mustahil!! Sebagai kembarnya, Shea yakin bahwa Shae dengan kehidupan sempurnanya sebagai model di negeri Sakura, tidak punya Alasan untuk bunuh diri. Apalagi tak lama setelah kematian Shae, sebuah paket datang, sebuah kokhesi dis...