Bolos Bersama Itu Indah

113 26 76
                                    

Pas aku membuka pintu..., semua murid yang terdapat di kelas, mempunyai ekspresi datar saat melihatku.

Karena aku sering telat, mereka tidak heran lagi dan sudah terbiasa dengan situasi ini.

Sementara itu, seorang guru IPA yang sudah berpakaian rapi itu yang tadinya sudah dipastikan sedang mengajar murid-murid di kelas, sekarang sedang memplototi aku dengan tajam.

Aku hanya membuang muka dan mengabaikannya , berjalan masuk bersama Vanya dengan tampang muka yang datar.

Dengan secara tiba-tiba, guru itu berkata,"Kamu saya hukum karena telat dan masuk kelas tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu! Keluar dari kelas sekarang!"

'Tahu aja nih bapak kalo gue pengen keluar kelas.'hatiku sedang berpesta.

"Dan kamu, juga keluar dari kelas saya,"guru itu juga berteriak kepada Linda.

"Iya pak, iya. Tanpa bapak suruh juga saya bakal keluar kok,"Linda berkata kepada guru IPA itu.

Karena tidak sempat menaruh tas, akhirnya aku bawa juga.

Aku memberitahu teman-temanku untuk keluar kelas dengan body language.

Setelah selesaj melakukan body language, aku dan Linda langsung pergi!

Tidak lupa aku mengejek guru cerewet itu.

"Bwek,"aku menjulurkan lidah kepadanya.

"TIKAAAAA,"guru itu berteriak dengan nada yang cukup tinggi.

Kami pun berhasil keluar dari kelas.

"FIRST MISSION COMPLETED"

Skip

Author's P.O.V.

Saat Tika dan Linda sudah keluar dari kelas, guru tersebut kembali mengajar.

"Pak, saya mau ke toilet,"ijin Febi.

"Ya, silahkan,"kata Pak Bagus.

Lalu, setelah 10 menit kemudian, Febi belum balik-balik juga.

"Pak, saya ingin menemani Reza ke klinik. Perutnya tiba-tiba keram,"Vanya ikut meminta ijin.

"Ya, silahkan,"kata Pak Bagus untuk kedua kalinya.

Lalu, Vanya dan Reza pun pergi keluar kelas, tidak lupa untuk mengirim pesan kepada Karlo, Dhika dan Hendra untuk bertemu di tempat parkiran sekolah.

Skip

Sementara itu di kelas yang bersebrangan dengan kelas Tika, Linda, Vanya dan Reza, terdapat seorang guru perempuan yang sedah mengajar MTK.

Kelas tersebut di mana, Hendra, Karlo dan Dhika berada. Mereka diam-diam membuka hp mereka dan melihat notif sebuah pesan yang diberikan oleh Reza.

Setelah mereka melihat pesan tersebut, mereka langsung membuat sebuah rencana yang di mulai oleh Karlo.

"Bu, saya ingin boker. Boleh ijin ke toilet nggak bu?"Karlo berkata kepada guru tersebut.

Guru tersebut langsung mengijinkannya.

"Buu..., Dhika meriang. Boleh saya antar dia nggak bu?"Hendra berkata dengan Dhika yang berada disampingnya sambil menggigil kedinginan.

"Yaa..kalian boleh pergi,"sekali lagi, guru tersebut memberikan ijin kepada muridnya.

Sebenarnya itu hanyalah aktingan belaka. Tidak heran Hendra dan Dhika dapat lolos dari guru tersebut untuk pergi keluar kelas. Dhika memang bercita-cita ingin menjadi aktor yang populer saat besar nanti. Saat sekarang pun, ia sudah berkharisma. Mendapatkan piala dan beragam penghargaan, dan mengikuti eskul drama dan berbagai lomba atau kompetisi di dalam sekolah, maupun di luar sekolah.

The Summer RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang