Braak!
"Sukses juga yey!" Adline berucap antusias setelah menggebrak meja dan selesai meng-upload videp hasil rekamanya tadi pagi. Dan sekarang ia hanya tinggal menunggu komentar-komentar yang selalu membuatnya tersenyum manis dan melupakan segalanya.
Adline bahagia? Tidak dengan Glen. Ia merasa bosan berada di sini. Bahkan ia sudah menghabiskan 2 Cup ChatTime yg Large. Entahlah, Glen tidak mengerti jalan pikiran perempuan. Kenapa bisa begitu tergila-gila dengan You Tube.
"Glen? Gue balik sekarang, ya? Ada urusan." Ucap Adline yang kemudian membereskan laptop-nya ke dalam tas seperti semula.
Glen menatap Adline dengan alis bertaut. Lalu, dengan sigap menahan lengan Adline yang saat itu mulai melangkah menjauh.
"Lo mau kemana?" Tanya Glen.
"Gue ada urusan, Glen. Oh iya sebelumnya makasih ya udah mau nemenin gue disini sebentar. Bentar lagi Edline keluar dari kelas kok. Lo bareng dia aja, ya? Bye Glen." Adline melepaskan cengkraman tangan Glen dan segera berlari kecil meninggalkan Glen yang masih memasang wajah polos plus agak bingungnya.
Glen memukul meja di hadapannya dengan kesal. Lalu, kembali terduduk. "Dasar cewek. Kalo butuh dicariin. Tapi kalo udah selesai urusannya, main tinggalin aja. Kalo gak sayang udah gue tinggalin kali dari dulu." Umpat Glen kesal.
"Ekhem!"
Glen mengalihkan pandangannya dengan cepat dan mendapati Edline yang tengah tersenyum padanya dan melangkah menuju salah satu kursi. Glen menghela nafas dan mencoba memasang Fake a smile untuk menyambut kedatangan Edline.
"Kenapa,Glen?" Tanya Edline.
Suara Edline yang memang benar2 lembut, mampu membuat Glen menyunggingkan senyum dan memijit pelan keningnya.
"Enggak. Gimana kuliahnya?"
Damn.Mengalihkan pembicaraan!
"Baik. Tadi Adline disini kan? Terus sekarang di-"
"Kita ke caffe, yuk? Gue yang traktir." potong Glen cpt
Edline menghela nafas. Glen selalu seperti ini jika ia bertanya tentang Adline. Seperti menghindar. Dan pada akhirnya Edline tidak bisa menolak ajakan Glen. Kesempatan emas jangan disia-siakan.
□ □ □ □ □ □ □ □
《》《》《》《》《》《》《》《》Adline menghentikan laju larinya tepat di atas bukit yang kemarin ia datangi. Tubuhnya merunduk dan telapak tangannya menumpu pada kedua lutut. Adline sangat merasakan nafasnya yang terputus-putus dan jantung yg berdebar2.
Adline menegakkan duduknya dan dan menarik nafas panjang untuk mengatur pernafasannya. Dan lalu Adline membuka tasnya dan meraih handycam. Adline masih berusaha mengatur nafasnya yang terputus akibat dari berlari.
Handycam itu on dan Adline mengarahkan kameranya secara berputar. Dan sepertinya Tuhan memang membuatnya beruntung hari ini. Kamera Adline terhenti pada laki-laki yang kemarin ia temuin di tempat ini.
Senyum Adline mengembang melihat laki-laki itu duduk memeluk lututnya sembari menatap lurus kedepan. *Perlahan-lahan namun pasti* author menggila hahhahha
Ok back to story....Perlahan melangkah mendekat. Rasa takutnya sudah kalah oleh rasa penasaran pada lelaki berparas menawan itu. Adline yakin, laki-laki itu tidak akan jahat.
"Kenapa sih lo hobby video-in gue dari kemarin?"
Langkah Adline terhenti seketika. Suara laki-laki itu tidak sekeras kemarin. Terdengar lebih lembut. Adline menurunkan handycam-nya dan dengan berat hati ia mematikan handycam-nya.