0.

241 32 3
                                    

"Hai! Gue Agnes!" sapaku pada seorang gadis yang duduk di sebelahku.

Ia tersenyum. "Maudy,"

Ini hari pertama MOS di SMA Abimanyu. Sekolah yang terkenal dengan banyak cogan. Cowok ganteng. Eh tapi, itu bukan alasanku untuk masuk di sekolah ini lho.

"Hai, gue Ella," tiba-tiba gadis yang duduk di belakangku mengangkat tangannya untuk berjabat tangan dengan Maudy.

Iseng, aku langsung merebut jabatan tangannya yang seharusnya dijabat oleh Maudy.

"Agnes. Hehehe," aku hanya terkekeh melihat dia yang menatapku dengan bingung.

"Ih apaan sih. Maudy," Maudy langsung melepaskan tanganku dan tangan Ella dengan kasar. Sedetik kemudian, mukanya langsung tersenyum ramah kepada Ella.

"Hehe, canda kali,"

Tiba-tiba suara mikrofon dari lapangan terdengar sangat keras. Sebuah suara yang sudah dipastikan suara ketua osis, menyuruh para peserta MOS keluar kelas dan berkumpul di lapangan.

"Semua berbaris sesuai kelas!" perintah sang ketua osis dengan lantang saat para peserta MOS sudah berkumpul di lapangan.

Aku, Maudy, dan Ella berbaris di barisan IPA X-C, kelasku.

Aku mengedarkan pandangan melihat sekeliling. Hingga mataku berhenti menatap seseorang yang sedang bercanda dengan temannya. Seseorang lali-laki bertubuh jangkung.

"Hoi. Mikirin apaan hayo?" suara Ella mengagetkanku, sehingga dengan buru-buru aku mengalihkan pandangan.

"Gak kok enggak. Cuma lagi mikir aja, kalo misal kakak kelasnya galak gimana?" dustaku.

"Jangan nakut-nakutin gue ah!" yah, Ella malah takut sendiri.

***

Istirahat.

Waktu yang ditunggu ratusan siswa-siswi di sekolah ini untuk berburu makanan di kantin.

Tapi lain halnya dengan kami bertiga. Aku, Maudy, dan Ella hanya duduk di pinggir lapangan melihat para laki-laki bermain basket dan futsal dalam satu lapangan.

Aku melihat 2 anak laki-laki yang kembar, termasuk peserta MOS juga ternyata, karena mereka menggunakan papan nama yang digantungkan di leher. Mereka cukup jauh, sehingga papan nama mereka tidak bisa terbaca olehku. Yang satu sedang bermain basket dan yang satu sedang duduk di bawah ring basket, membaca komik. Jarang-jarang kan, ada yang kembar.

"Eh, itu kembar ya? Keren! Kelas mana tuh?" tanyaku.

"Lah, mereka masuk kelas kita kali," jawab Maudy. Jadi aku dan mereka sekelas?

"Yang main basket itu Raka, kalo yang duduk itu Rama," balas Ella.

"Kok gue baru tau ya?" tanyaku lagi. Bukan pertanyaan sih, tapi pernyataan.

"Lo kemana aja sih emang? Raka aja duduknya di samping Ella," kata Maudy.

Oh, iya juga ya. Ternyata laki-laki yang duduk di samping Ella itu Raka. Aku tidak begitu memperhatikan wajahnya dengan jelas sih.

Pandanganku berhenti lagi ke arah laki-laki yang sedang bermain futsal. Ia menendang bola dengan lincah. Tak lama kemudian, ia bertukar posisi menjadi kiper. Aku jadi penasaran siapa nama lelaki yang pintar bermain futsal itu.

Ah iya! Papan nama!

Sial. Ia terlalu jauh untuk dilihat namanya.

AgnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang