Part 8

2K 115 1
                                    

"Eyes Voice"

Part 8

_______

"Apa?!"

"Kenapa?"
Bastian kini membalikan tubuhnya mendengar pekikan Iqbaal yang sepertinya terdengar sangat kaget.

"Obat nyamuknya lo pake? Abis?"

"Iya. Kenapa sih? Obat nyamuknya emang buat di pake kan? Wajar kan gue pake? Lo gak ada niat buat minum obat nyamuk kan, Baal? Otak lo udah gak waras kalo sampe lo ada niat buat ngelakuin itu."

***

"Mungkin ini terlalu terburu-buru. Banyak hal yang harus aku beresin sebelum aku pergi nemuin kamu sepertinya. Kerjaan, kuliah, keluarga, temen, dan... (namakamu). Aku harus beresin semuanya satu-satu."
Kedua tangan Iqbaal bertopang pada westafle putih di dalam kamar mandinya. Setelah selesai menyikat gigi, Iqbaal bergumam sendiri. Tidak sendiri sebenarnya, ada Bella. "Aku janji, hari ini aku beresin semuanya."

Bastian benar-benar menginap di kosannya semalam. Dan pagi ini, Bastian sama sekali belum bangkit dari tidurnya. Masih mendengkur di atas tempat tidur. Dan itu mengharuskan Iqbaal berbicara dengan Bella di dalam kamar mandi seperti ini, agar Bastian tidak melihat tingkah anehnya.

"Kamu jangan takut. Bukan maksud aku menunda semuanya. Tapi... Aku harus pergi dalam keadaan baik-baik kan? Seengaknya.. Pamit(?)"
Iqbaal menatap Bella, menatap tubuh Bella yang kembali setengah utuh. Kakinya sudah kembali, walaupun belum utuh.

"Tapi aku mohon, jangan ganggu (namakamu). Aku bersumpah gak ada niat sama sekali untuk mendekati dia lagi. Aku mohon," ujar Iqbaal. Tanpa sadar ucapannya itu kembali membuat mata Bella memerah.

*

"Nah! Gue juga mulai curiga ketika buka laptopnya, ada artikel tentang 'bahaya obat anti serangga jika diminum'. Dan di atas tempat tidurnya emang ada obat nyamuk. Ya udah gue habisin aja, gue semprot ke sembarang tempat sampe habis."
Bastian yang tengah menyelubungi tubuhnya dengan selimut, diam-diam menempelkan telepon pada telinga kirinya. Berucap pada seseorang di seberang telepon dengan suara berbisik.

'Untung lo keburu dateng, Bass. Gue juga udah curiga waktu dia bilang suruh jaga (namakamu). Ternyata bener kan? Dia bakal ngelakuin hal itu lagi.'

"Iya. Gak kebayang gue, kalau gue dateng mulut dia udah berbuih. Gila! Gue sama sekali gak nyangka Iqbaal-"

"Lo mau sampai kapan tidur?!"
Tiba-tiba suara itu mengagetkan Bastian yang tengah diam-diam menelepon Aldi. Bastian segera menaruh ponselnya di balik Bantal, tidak menghiraukan Aldi di seberang sana yang keheranan karena suaranya tiba-tiba lenyap tidak terdengar lagi.

"Bass! Lo gak akan kuliah?! Ini udah jam berapa?" omelan Iqbaal yang baru saja keluar dari kamar mandi ternyata tidak jauh dengan omelan Ibu Bastian di rumah. 'Bass! Kamu gak akan kuliah?! Ini udah jam berapa?' Sama persis.

Bastian membuka selimut yang menutupi wajahnya. Mengucek pelan dan mengerjap-ngerjapkan matanya seolah baru saja terbangun. Akting. "Kuliah kan jam 10. Lo ribet banget kayak emak-emak! Masih pagi juga!" rutuk Bastian. Menatap Iqbaal yang kini tengah mematut dirinya di hadapan cermin menggunakan kemeja.

"Lo mau kemana?" tanya Bastian. Pakaian Iqbaal yang kini sudah rapi membuatnya sedikit terkaget. Jangan bilang kalau ada kuliah mendadak pagi ini!

"Kantor," jawab Iqbaal singkat. Lalu beranjak menghampiri rak sepatu di belakang pintu. "Kalau mau keluar, kuncinya lo bawa aja. Nanti dari kantor, gue langsung ke kampus," ucap Iqbaal. Lalu setelah itu keluar dari dalam kamarnya.

Eyes voice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang