Pelajaran Fisika siang ini terasa sangat menegangkan bagi siswa/i kelas XII IPA 5. Pasalnya, guru yang mengajar yang memang terkenal killernya itu siang ini bagai kehilangan mangsa.
Suaranya menggema di penjuru ruangan, membuat tak satupun siswa yang berani berkutik, termasuk Sivia sang bintang kelas. Wajahnya memang terlihat santai, tapi siapapun tahu bahwa jantung nya tengah berolahraga siang di dalam tubuhnya sana.
Tiba-tiba..
KRINGGGGGG KRINGGGGGG
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa serempak melakukan koor 'Alhamdulillah' dalam hati masing-masing."Baiklah, pelajaran kita cukupkan sampai disini. Kita lanjutkan minggu depan, dan selamat siang," ujar Bu Junia seraya membereskan peralatan mengajarnya dan bergegas keluar ruangan. Siswa/i yang lain pun mulai berhamburan keluar ruangan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang mulai kosong.
"Teman-teman selfie yuk. Gue bawa tongsis nih," seru Shilla yang duduk tepat di belakang Sivia. Sivia menolehkan kepalanya ke belakang, dilihatnya Shilla tengah sibuk memasang smartphonenya pada benda panjang yang disebutnya 'tongsis' tadi. "Via, yuk ikut.." Seru Shilla lagi yang kemudian menarik tangan Sivia untuk ikut selfie dengannya dan beberapa teman yang lain. "Gaya yaah," seru Shilla kemudian menekan icon kamera untuk mulai mengabadikan foto mereka. "Lagi ya, liat hasilnya nanti aja," ujar Shilla lagi.
Setelah berhasil mengabadikan foto yang lumayan banyak, mereka pun melihat satu persatu hasil selfie tadi.
"Ihh, jelek semua muka gue. Editin ah Shill, malu gue," seru Sivia saat melihat hasil foto.
"Jelek gimana sih Vi. Cantik tau," ujar Shilla yang lemudian meraih smartphonenya dari tangan Sivia.
" Ih jelek gitu," sungut Sivia.
"Emang sejak kapan sih Vi loe cantik.??" Ujar seseorang dari sebelah Sivia yang tak lain adalah Alvin, teman sekelasnya.
"Gue gak ngomong sama loe," gerutu Sivia kesal.
"Tapi gue ngomong sama loe sipit," ujar Alvin lagi, menggoda Sivia.
"Eh, gue gak sipit, yang sipit tuh loe.!!" Seru Sivia lagi.
"Gue sipit tapi ganteng, nah lo sipit tapi jelek," goda Alvin lagi yang membuat pipi chubby Sivia merah menahan emosi. Ia memang sering digoda dan diganggu oleh Alvin. Namun ia selalu sabar menghadapi teman sekelasnya itu. Ia tak mau ribut mengingat Alvin adalah teman sekelasnya. Tapi kali ini emosi Sivia seperti berada di puncak."Sekali lagi loe ejek gue, gue sumpahin loe cinta sama gue.!!" Seru Sivia sambil sedikit berteriak. Alvin yang tadinya melangkahkan kakinya hendak keluar kelas tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya lalu berjalan ke arah Sivia yang tengah duduk di bangkunya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Sebelum lo sumpahin, gue emang udah lebih dulu cinta sama loe," bisik Alvin tepat di telinga Sivia yang membuat gadis itu terkejut dan membelalakkan mata.
"Sumpah.!!!"