[Special Plot]
📍Seoul, 2017
•••
...
"Jogeum dallajyeosseul neowa na.." ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
Alunan musik berhenti yang kemudian disambut oleh riuh tepukan penonton mengakhiri penampilan pemuda jangkung itu. Senyumnya mengedar ke penjuru studio, ia melambaikan tangannya kepada para penggemarnya kemudian melangkah menuju backstage.
"Kau dapat kiriman lagi," ujar Taesun, kakak semata wayang sekaligus manager pemuda yang berprofesi sebagai penyanyi solo itu.
Pemuda bernama Taemin itu membuka kotak yang diserahkan oleh kakaknya. Ia membukanya dengan hati-hati. Terlihat hanya ada gulungan kertas yang diletakkan menyilang di dalamnya. Pemuda itu tersenyum simpul kemudian kembali menyerahkan kotak beserta isinya tersebut ke Kakaknya.
"Aku tidak perlu membukanya karena aku sudah tahu apa isinya,"
***
Taemin merebahkan badannya ke kasur di kamarnya. Jadwal comeback solonya benar-benar menyita waktunya beberapa hari ini. Ia bahkan hanya bisa tidur 4 jam per harinya.
Ia menoleh ke kiri tepat menghadap ke arah tumpukan gulungan kertas yang sudah mulai banyak. Sejak ia debut sebagai penyanyi solo, ia sering mendapatkan hadiah dari banyak penggemar. Namun, ada satu yang berbeda dari penggemar ini. Ia tidak pernah menunjukkan identitasnya, dan selama beberapa tahun debut, penggemar ini selalu memberikan hadiah yang sama, sketsa lukisan wajah Taemin.
Taemin bangkit dan berjalan ke arah nakas di samping kasurnya. Ia mengambil kotak yang tadi diterimanya sehabis tampil di acara musik. Setelah mengeluarkan gulungan kertas itu dari kotaknya, ia mulai melepas pita yang menjaga kertas itu agar tetap tergulung.
Ia mengernyit sejenak. Sketsa yang ia terima kali ini berbeda. Tetap sketsa wajahnya, hanya saja kali ini tampak wajah dua orang disana. Wajahnya dan satu lagi ia tidak mengenalnya.
"Apa ini wajah asli dari si pengirim?" batinnya. Tak lama ia mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Ia menoleh ke asal suara dan tampak Taesun disana.
"Hyung, apa kau yang menerima langsung hadiah ini?" tanyanya.
Taesun menyipitkan matanya sesaat. "Ah hadiah tadi? Ya, aku yang menerimanya langsung. Kenapa?"
"Apa kau hapal wajahnya? Ah tidak, apa wajahnya terlihat seperti yang di gambar ini?" tanyanya seraya menunjukkan lukisan sketsa itu.
Taesun tampak mengingat-ingat namun ia membalasnya dengan kedikan bahu. "Aku tidak ingat. Lagipula dia menemuiku sambil mengenakan masker dan topi, wajahnya tidak jelas."
"Kenapa? Apa dia sasaeng yang menganggumu?" tanya Taesun lagi.
"Ah tidak," Taemin menggeleng cepat. "Hanya saja aku penasaran dengan pengirim semua sketsa ini. Dia tidak pernah mengirimiku lukisan yang utuh, hanya sebatas sketsa. Dan kali ini dia melukisku dengan seorang pria lain, apa ini dia?"
Taesun meraih kertas yang sedari tadi dipegang oleh Taemin. Dia mengamati dengan seksama.
"Hm.. Sepertinya kau memiliki fanboy." ujar Taesun kemudian tertawa yang dibalas Taemin dengan rungutan kesal.
***
Taemin berjalan menyusuri trotoar jalan. Sambil menutupi hampir seluruh wajahnya dengan masker, ia juga mengenakan topi lebar. Ah, sudah lama rasanya ia tidak merasakan kebebasan seperti ini. Ia menarik nafas panjang. Beberapa orang yang ia lewati tampak tersenyum dan menunjuk ke arah dirinya. Taemin pun membalasnya dengan membungkukkan badannya sedikit dan tersenyum walau tak terlihat karena tertutup oleh masker.