"Hai, kamu mau ngomongin apaan?" tanya Ambar kepada Nadia, yang terlihat diam dengan pandangan lurus ke depan
"Aku rasa kita sampai disini aja"
"Maksud kamu? Kamu kenapa sih? Kamu bercanda kan,sumpah gak lucu sama sekali loh nad"
"Aku gak lagi bercanda bar, aku serius, ini juga pilihan yang susah bagi aku. Ini udah keputusan aku, aku yakin ini yang terbaik untuk kita." ucapnya di iringi dengan isakan
"Kenapa? Enggak, ini bukan yang terbaik. Mungkin iya buat kamu, tapi engga buat aku"
"Aku pindah ke London dan lanjutin sekolah di sana, karena papa ku pindah kerja kesana. Maaf." katanya sambil sesegukan
Diam. Itulah pilihan yang di pilih Ambar, bagaimana iya bisa berfikir jernih, di hari bahagianya tentu iya terjatuh tengelam dalam ke sedihan.
"Makasih buat 5 bulan ini, makasih udah menuhin hari-hari ku dengan penuh canda tawa tanpa kenal yang namanya sedih. Sekali lagi aku minta maaf" ucapnya
"Kapan kamu pergi?"
"Hari ini, ma..a..ff.."
Peluk? Itulah yang terjadi saat ini, di saat Ambar melihat Nadia yang menangis sedari tadinya tanpa henti yang membuat dirinya iba. Perempuan yang akan pergi dari kehidupannya sebentar lagi, jauh dan tak tau kapan akan bertemu kembali
---
"Apa perlu gue nyusul dia buat kuliah di London? Tapi gue udah daftar di Australia" katanya sambil menatap lurus ke depan, entah apa yang di lihatnya namun pikirannya terus terarah kepada perempuan yang telah memikat hatinya.
"Lo kenapa bar, kok dari tadi benggong aja."
"Tau, mikirin apaan lo, nilai udah bagus masa lo pikirin lagi."
"Gue putus." 2 kata 8 huruf, yang mampu membuat kedua sahabatnya tercengangbdengan ucapannya tadi.
HAAHH??!!
---
Berbeda dengan pasangan yang satu ini, yang selalu bersama dalam masalah apapun itu
"Mau ngelanjutin kuliah dimana?"tanya seseorang kepadanya
"Hah? Kuliah?" tanyanya kembali
"Iya"
"Hmm, paling UI biar gak jauh-jauh banget lah" jawabnya sambil menatap orang yang bertanya kepadanya tadi
"Kamu mau dimana emang?"sambung seseorang itu lagi
"Aku?" tanyanya yang di balas dengan anggukan yang menandakan 'iya' " Aku, di London"
"Hahh? London?"
"Iya, dan kamu maunya kayak gimana, aku terima apapun keputusan kamu nanti"jawabnya pasrah akan semuanya
"Aku gak mau."
-----TAMAT-----
---
Haha. Sumpah demi apapun ini part ter-gaje dan terpendek yang pernah gue buat
Jelek?! Emang iyaUdah END nih, biar bikin cerita yang baru lagi.
Wkwk.Maaf kalo gak memuaskan ceritanya, karena apa? Karena sebenarnya ini cerita iseng-iseng doang.
Bhayyy...
Cerita akan lebih bagus lagi, di cerita yang lainnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
(a) UMBRELLA
Teen FictionDi saat semua orang berkata "Sedia payung sebelum hujan" Begitu juga diriku, yang ingin melindunginya dari apapun juga