"kau pilih Truth or Dare?" Tanya seorang gadis seraya menunjuk gadis lainnya yang sedang menatap sebuah pulpen dengan shock, bukan karna pulpen itu sangat aneh... melainkann karna pulpen itu ia harus memilih pilihan laknat itu lagi.
"Oh, ayolah Namjoo-ah, kau tau kan ini sudah ke lima kalinya aku tertunjuk oleh pulpen ini... jadi, berilah aku keringanan..." Ucap gadis itu dengan nada memelas ke Namjoo –gadis yang menunjuknya tadi-. Namun sepertinya nada ucapan gadis itu tak dihiraukan oleh gadis Berambut pendek itu.
"Tidak bisa,ini sudah peraturan eonni... jadi kau harus menaatinya"
"benar Chorong eonni, kau itu sudah ditakdirkan untuk selalu tertunjuk dan dikerjai oleh kita..." Tambah Bomi, dan mendengar hal itu Chorong hanya bisa menghela nafasnya.
"Baiklah Truth..." Ucap Chorong dan hal itu membuat teman-temannya menyeringai.
"Siapa pria yang kau suka?!"
"Eh?! Tidak jadi, aku pilih Dare saja..." Ucap Chorong spontan, teman-temannya yang lain pun menghela nafas kecewa.
"Tak bisa eonni, kau sudah memilih Truth jadi kau harus menjawab pertanyaan kami..." Ucap Eunji dengan sedikit nada pemaksaan, sementara Chorong menatap Eunji ragu. Didalam hatinya sedikit tak enak jika ia mengatakan pria yang ia sukai didepan gadis Busan ini.
"Oh ayolah... itu aib... anggap saja ini keringanan untukku nee...?" Tawar Chorong yang membuat teman-temannya tampak berpikir dan akhirnya menganggukkan kepalanya yang membuat Chorong dapat bernafas lega. Namun baru sepertinya baru sebentar ia bernafas lega, gadis itu harus menelan ludah kembali saat ia melihat teman-temannya menyeringai.
~*~*~*~*~
"Apa aku harus melakukan hal ini?" Ucap Chorong sedikit frustasi sambil memegang handphonenya, sementara ke 5 temannya pun mengangguk tanda Chorong harus melakukan hal itu.
"Tak bisakah kalian memberikan tantangan yang lain?" Tawar Chorong lagi namun langsung mendapaat gelengan oleh teman-temannya.
"Oh, cepatlah eonni.." Ucap Eunji yang sudah mulai tak sabar, Chorong pun mengangguk dan menekan nomor yang ada dikertas yang sedari tadi ia pegang, cukup lama terdengar bunyi 'tut' tanda telponya masih belum dijawab dan itu membuat Chorong sedikit bersorak. Namun tak lama telpon itu diangkat sang pemilik telpon di seberang yang membuat Chorong kehilangan rasa leganya.
"...."
"Ini siapa?"
"Oh, ini aku bisakah kita bertemu di halaman belakang sekolah?"
"Aku tak akan mengenalmu jika kau hanya mengatakan 'ini aku'"
"Aku Park Chorong ..!"
"Oh, si gadis aneh, Kenapa kau tiba-tiba ingin bertemu denganku, ingin mengajakku pulang bersama?"
"Diamlah, pokoknya aku tunggu sesudah pulang sekolah, jika kau tak datang aku akan mematahkan lehermu!! dasar Rusa Tengik"
Tut Tut
Chorong pun memutuskan panggilan itu secara sepihak dan menghela nafasnya, ia pun menatap Bomi yang sedang terenyum jahil padanya dengan tatapan 'awas kau Bomi-ah...'
Flashback
"Oh ayolah... itu aib... anggap saja ini keringanan untukku nee...?" Tawar Chorong yang membuat teman-temannya tampak berpikir dan akhirnya menganggukkan kepalanya yang membuat Chorong dapat bernafas lega. Namun baru sepertinya baru sebentar ia bernafas lega, gadis itu harus menelan ludah kembali saat ia melihat teman-temannya menyeringai.
"Baiklah... eonni, kau ingat Luhan anak basket itu kan?" Tanya Hayoung, dan langsung dianggukan oleh Chorong.
"Oke, tantangan untukmu adalah...."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Incoming Call
FanfictionStory by : Park Hyena Cast : Park Chorong, Xi Luhan Genre : Romance Rate : PG-14 Bagaimana kalau kita harus menelpon seseorang yang mendengar namanya saja membuat kita kesal? Pastinya kita tidak akan mau melakukannya. Namun, Chorong berada di situas...