Chorong duduk sambil memeluk kakinya di padang rumput dekat bandara, namun tak berapa lama ia berdiri setelah melihat sebuah pesawat –yang ia yakini dinaiki Luhan- akan berangkat, tangannya terangkat untuk memegang pagar kawat yang membatasi bandara dan padang rumput itu. Dan saat pesawat terbang sempurna Chorong,
tersenyum.
"Selamat jalan tuan Rusa, dan aku akan menunggumu. Menunggumu kembali dan menjawab pengakuanku" ucap Chorong sambil memejamkan matanya terlihat jika air matanya muncul kembali dari kedua matanya. Namun meskipun gadis itu menangis senyumnya belum menghilang dari wajahnya.
"Kau akan mendengarnya sekarang"
Sebuah suara membuat Chorong membuka matanya dan membelalakannya. Suara itu, suara yang sangat ingin ia dengar, suara yang membuat dia mengarang sebuah lagu. Chorong berbalik, dan benar dilihatnya sosok yang seharusnya pergi namun tetap disini. ia melihat Luhan berdiri dibelakangnya sedang melipat kedua tangannya dan menata Chorong kesal.
"Apa maksudnya ini?" tanya Luhan sambil mengangkat tangannya yang memegang handphone, ia sama sekali tak beranjak dari tempatnya berdiri. Begitupu Chorong ia sama sekali tak beranjak, ia tetap berdiri seraya menundukkan kepalanya. Entah kenapa melihat Luhan sedang berdiri seperti itu membuatnya teringat saat ia melemparkan penghapus itu, ini semacam dejavu baginya.
"Itu"
"Kenapa kau membuatkanku lagu, dan menyatakan kau menyukai disana?" tanya Luhan seraya berjalan pelan kearah Chorong dan berhenti tepat didepan gadis itu, namun Chorong tetap menunduk. Gadis itu menyembunyika rona merah diwajahnya dan degub jantung didada.
"Itu karena–"
Grepp
Belum selesai Chorong menyelesaikan kalimatnya, Luhan terlebih dahulu memeluknya yang membuat gadis itu terbelalak.
Chorong masih saja bingung saat Luhan datang padanya dan tiba-tiba memeluknya. "Aku tidak tau mengapa, saat aku bertemu denganmu aku sangat menyukai cara kau menatap seseorang. Penuh dengan rasa kasih sayang di dalamnya membuatku jatuh cinta seperti ini padamu, Park Chorong!"
"Maka dari itu aku selalu mencari masalah denganmu, kenapa ? Itu untuk menarik perhatianmu—"
"Tunggu! Aku tidak me—"
"Kumohon jangan di potong dulu!"
Kata Luhan terlihat kesal saat Chorong tiba-tiba memotong kalimatnya. "Aku menyukaimu! Aku menyukaimu, Park Chorong!"
"Seharusnya kau memberiku kesempatan untuk menyatakannya lebih dahulu" ucapan Luhan berhasil membuat Chorong tersenyum senang, ternyata rasa sukanya tak bertepuk sebelah tangan. Luhan juga menyukainya, malah pria itu telah menyukainya lebih dulu sebelum dirinya. Tangannya pun terulur untuk membalas pelukan pria itu, Chorong membenamkan kepalanya didada Luhan.
"habisnya kau terlalu lama" ucap Chorong masih tetap dipelukan Luhan, sementara Luhan yang menndengar ucapan polos Chorong tak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh.
"Kau benar, aku terlalu pengecut tak menyatakan perasaanku lebih dahulu dan membiarkan gadis terlebih dahulu. Tapi, gomawo Chorong-ah, karnamu aku bisa memelukmu seperti ini" Luhan pun mengeratkan pelukannya kepada Chorong, memeluk musuhnya dulu yang sekarang menjadi kesayangannya.
"Saranghae Luhan"
"Nado Chorongie"
~*~*~*~*~*~
Hei, aku ingin ber...
Tak menunggu lagu itu selesai Luhan langsung mematikan telfonnya dan hendak pergi untuk mengejar Chorong. Namun belum satu langkah Luhan berlari sebuah tangan menahannya.
"Luhan-ah, kau ingin kemana? Ayo pesawat akan berangkat" dan tangan itu ternyata milik eomma Luhan yang menyuruh anaknya untuk masuk kedalam pesawat segera. Luhan pun hanya bisa mengannguk, dengan pelan namun pasti tubuh berbalik setelah ia melihat kebelakang.Luhan berjalan perlahan, namun tak berapa lama pria itu berlari kearah orang tuanya.
"Eomma,appa aku tak jadi ikut ke China" ucapan pria Beijing itu membuat kaget orang tuanya dan menatapnya.
"Kenapa? Bukannya ini keingananmu ikut kami ke China?" tanya eomma Luhan yang sedikit tak rela anaknya tak jadi ikut, sementara Luhan tersenyum.
"Tidak,keinginanku berada disini, jadi aku tak bisa meninggalkannya. Aku harus menjawab pengakuan Chorong, hal sangat kuinginkan yang berada disini" Ucap Luhan mantap, orang tua Luhan pun tersenyum dan mengizinkan Luhan pergi. Luhan pun tersenyum senang dan berbalik lalu berlari mengejar Chorong.
~*~*~*~*~*~*~
"Oh, jadi begitu" Chorong mengangguk mengerti setelah mendengar cerita Luhan si pria Beijing yang sudah menjadi pacarnya. Mereka saat ini sedang berada di bawah pohon tempat Luhan berpamitan ke Chorong.
"Iya dan karenamu aku harus mengurus semuanya sendiri" ucap Luhan dengan nada kesal, dan pasti itu membuat Chorong mem-pout bibirnya.
"Baiklah-baiklah, aku akan membantumu" balas Chorong dengan nada kesal mendengar suara pacarnya itu membuat Luhan tertawa dan mengacak poni kesayangannya itu.
"Tapi karenamu aku menjadi sangat bahagia disini" dan kalimat itu membuat rona merah kembali muncul diwajah Chorong.
"Dan aku akan medapatkan hakku sebagai kekasihmu" Chorong menoleh dan menatap Luhan dengan tanda Tanya besar dikepalanya.
"Hak se–"
Luhan memang selalu tak membiarkan Chorong menyelesaikan kata-katanya. Seperti saat ini belum selesai kalimat Chorong, Luhan sudah menempatkan bibirnya di bibir pink milik Chorong yang membuat Chorong membelalak matanya dan membuat tubuhnya miring kebelakang. Namun tak berapa lama kemudian Chorong menegakkan badanya serta memejamkan matanya menikmati ciuman Luhan.
"Kau memang menyebalkan Xi Luhan, menciumku tanpa permisi" protes Chorong kepada Luhan usai pria itu melepaskan ciumannya. Dari nada bicaranya terlihat kalau gadis itu sangat tak suka dengan ciuman tiba-tiba itu, tetapi lain di mulut lain di hati. Kupu-kupu yang ada diperut Chorong sedang berterbangan didalamnya yang sangat gadis itu sukai.
"Tapi kau suka kan? Apa kau mau lagi?" Sebuah seringaian muncul di wajah Luhan, tentu saja Chorong menjadi merinding setelah melihatnya. Dengan wajah yang sangat memerah Chorong memukul perut Luhan dengan sikunya.
"Geumanhae" Luhan meringis kesakitan setelah mendapat sikutan sayang dari seorang Park Chorong jangan pernah remehkan kekuatan gadisnya itu. Namun, setelah ia melihat wajah Chorong yang sangat memerah membuat pria itu terkekeh. Luhan yang sangat gemas dengan gadisnya itu langsung memberikan kecupan di pipi Chorong, dan tanpa pikir panjang lagi pria itu mengambil langkah seribu sebelum gadis itu sadar dan memberikan bogeman kepadanya.
satu, dua, tiga
"Yak!!! Xi Luhan!! Aish, dasar Rusa Tengik! Awas kau jika kutangkap!"
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
One Incoming Call
FanfictionStory by : Park Hyena Cast : Park Chorong, Xi Luhan Genre : Romance Rate : PG-14 Bagaimana kalau kita harus menelpon seseorang yang mendengar namanya saja membuat kita kesal? Pastinya kita tidak akan mau melakukannya. Namun, Chorong berada di situas...