5 - Closer

318 32 1
                                    


Sudah beberapa hari sekolah Chorong tidak dihiasi keributan dari dua insan yg saling membenci lagi, Chorong dan Luhan. Mereka sudah bukan couple yang dikenal saling membenci dan akan bertengkar setiap bertemu lagi, mereka sudah menjadi dekat dan sering terlihat bersama disetiap kesempatan. Dan tak jarang juga banyak murid yang mengira mereka sudah menjadi sepasang kekasih.

Dan juga kedekatan itu membuat Chorong akhirnya dapat melupakan Suho dan ia tak lagi sakit hati saat melihat Eunji dan Suho bermesraan didepannya, malah ia mengeluarkan senyum diwajahnya. Ia cukup berterima kasih kepada Luhan karna pria itu ia sering menemaninya, dan juga ternyata Luhan bukanlah orang semenyebalkan yang ia kira sebelumnya, malah pria itu terkadang melindunginya. Pernah Chorong dihadang oleh seorang pria mesum, tapi untungnya Luhan datang dan menyelamatkannya. Memang ia tak menghajar seperti pria didrama yang sering Chorong lihat. Luhan malah menarik tanganya dan mengajak berlari dan tak disadari raut wajah Luhan lebih terlihat ketakutan daripada dirinya.

"Daripada mengeluarkan tenaga untuk memukulnya lebih baik mengeluarkan tenaga untuk berlari" Itu yang diucapkan Luhan untuk membela dirinya saat Chorong menanyakan kenapa dirinya tidak menghajar pria itu. Ahh, mengingat itu membuat Chorong ingin tertawa.

"Hya!! Chorong-ah, apa yang kau pikirkan?" Sebuah tepukan membuat Chorong sadar dari lamunannya, ia menoleh dan menggeleng serta tersenyum tipis kepada Luhan yang berada disampingnya. Mereka baru saja datang dari kantin dan saat ini menuju kelas setelah mengisi perut mereka.

"Anniya, aku tak memikirkan apa-apa" Ucap Chorong seraya menahan tawanya, hal itu pun membuat Luhan mengangkat sebelah alisnya, pria itu tau jika Chorong sedang berbohong.

"Jinjja?" Tanya Luhan seraya mendekatkan wajahnya pada Chorong dan menatap gadis itu penuh selidik. Chorong yang menyadari jika Luhan mendekatkan wajahnya hanya mengerjabkan matanya dan menahan nafasnya, jantungnya pun berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"N..ne tentu saja, a..aku harus masuk kekelas dulu, dah Luhan" Ucap Chorong tergagap dan mengalihkan pandangannya pada arah lain. Untungnya ia sudah berada dekat dengan kelasnya jadi ia bisa kabur dari padangan Luhan itu. Sementara Luhan hanya menatap punggung gadis tersebut hingga tak terlihat lagi, tak lama sebuah senyuman terukir diwajahnya.

"Hufff" Chorong menghela nafasnya lega saat ia sudah mencapai kelasnya, ia memegang dada menetralisir degupan didadanya. Entah kenapa wajah Luhan terlihat err.. tampan. Setelah yakin jika jantungnya sudah baikan, ia mendatangi teman-temannya yang sudah berkumpul.

"Darimana saja kau Chorong?" Tanya Namjoo yang melihat kedatangan Chorong terlebih dulu daripada teman-temannya yang lain.

"Tentu saja dari berkencan dengan Luhan, mantan musuh bebuyutannya" Sebelum Chorong menjawab pertanyaan Namjoo ternyata Bomi sudah memotong kalimatnya dengan penekanan diakhir. Chorong langsung menjitak gadis itu dan itu membuat Bomi meringis kesakitan.

"Tapi kapan kau akan menyatakan perasaanmu kepadanya? Bukankah kau sudah membuat lagu?" Tanya Eunji membuat Chorong langsung menunduk dan menggedikkan bahunya. Ah ya, belum diceritakan. Luhan dan Chorong menjadi sangat dekat, dan kedekatan itu membuat Chorong mulai menaruh perasaannya pada Luhan. Entah sejak kapan, tapi ia menyadari satu hal dan itu sangat tak terduga baginya.

Ia mencintai Luhan, mantan musuh bebuyutannya.

"Kalau kau tak segera menyatakan perasaanmu, dia bisa diambil orang" nasehat Hayoung, Chorong pun menghela nafasnya dan tersenyum tipis.

"Tenang saja, jika waktunya tepat aku akan mengukapkan perasaanku" Ucap Chorong mantab, ia yakin ia bisa menyatakan perasaan suatu saat nanti. Ia masih memiliki cukup waktu untuk mengatakan pada Luhan bahwa ia menyukainya, itu yang Chorong pikirkan.

Luhan keluar dari ruang guru dengan wajah yang sangat kusut ia memandang kertas yang sedari tadi ia pegang, ia pun menghela nafasnya dan memasukannya kedalam tas. Dan pada saat itu juga ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

Sementara itu Chorong sedang bercanda dengan sahabat-sahabatnya di kantin, namun kegiatannya itu harus terhenti saat ia merasakan jika ponselnya bergetar. Gadis itu pun mengambil benda itu dan melihat siapa yang menelponnya, sebuah senyuman terukir setelah melihat siapa yang menelponnya, Luhan.

TBC

One Incoming CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang