Haii aku balik lagii, ini cerita kelima aku btw :3
Semoga kalian suka yaaSalam,
chanwoobae+++++
Leona memandang rumah besar yang berada tepat didepan rumahnya. Tepatnya kamar yang berada di lantai dua, belum ada tanda-tanda kehidupan di kamar itu. Gorden masih tertutup dan lampu belum menyala
"Masih tidur ya" gumam Leona lalu berbalik dan menutup gorden kamarnya
Hari ini hari libur, tepatnya libur nasional. Biasanya, jika akhir pekan atau libur nasional begini tetangga didepannya selalu berolahraga pagi. Tapi sepertinya hari ini tetangganya sedang tidak mood
Dari arah bawah sana, terdengar pagar terbuka dan tertutup lagi. Leona hapal benar bunyi pagar rumahnya, dan ini bukan bunyi pagar rumahnya jika terbuka. Bunyi decitan itu jelas-jelas terdengar dari rumah depan Leona. Itu rumah tetangganya yang sedari tadi ia tunggu
Leona mengintip dari balik jendela, membuka sedikit gordennya. Disana berdiri seorang lelaki yang memakai celana pendek hitam, kaus oblong biru dan sepatu lari berwarna putih. Leona menelan salivanya, bahkan dengan muka bantalnya lelaki itu masih nampak manis seperti biasa
Lelaki itu merenggangkan tangannya ke kanan dan ke kiri. Leona terlalu sibuk mengagumi tubuh proposional sang lelaki, bahkan ia tak sadar jika gorden kamarnya telah ia buka setengah dari ukuran jendelanya. Mereka bertemu pandang, dengan terburu Leona menutup gorden kamarnya dan mengutuk dirinya sendiri
Nama tetangga yang Leona kagumi adalah Leonard. Mirip sekali kan dengan namanya? Mereka satu sekolah, namun Leona yakin Leonard tak mengetahui Leona sama sekali. Leonard adalah orang baru di sekolah maupun di kompleks perumahannya. Tepatnya Leonard baru pindah saat libur kenaikan kelas, yah sekitar 4 bulan yang lalu
Ini masih pukul 7 pagi, 15 menit setelah Leonard keluar untuk berolahraga pagi. Dan sekarang Leona akan melancarkan aksinya, keluar untuk menyiram bunga sekaligus bertemu Leonard. Leona mengambil selang air, lalu menyirami tanaman milik sang Mama
Tepat.
Belum ada satu menit Leona menyiram bunga, Leonard datang dengan kausnya yang basah akan keringat. Yah perkiraan Leona selalu tepat
Sebelum Leonard membuka pagar rumahnya, lelaki itu menoleh dan tersenyum pada Leona. Leona membalas senyuman Leonard, lalu Leonard berbalik dan masuk kedalam rumahnya
*
Hari ini Leona masuk sekolah, berangkat bersama sang Papa. Leona bisa saja menaiki motor, namun Papa dan Mamanya tidak setuju. Walaupun Leona punya SIM, orang tuanya masih tetap tidak setuju. Katanya, Leona belum bisa mengendarai kendaraan roda dua itu dengan baik
Andai Leona punya pacar, Papanya tidak perlu repot-repot mengantarkannya kesekolah. Karena kawasan tempat kantor Papanya bekerja adalah kawasan yang macet
"Leonaaa" pekik suara cempreng dibelakang Leona saat ia turun dari mobilnya
"Apa sih Ta? Jangan teriak dong" balas Leona sebal
"Maaf hehe" Calista menggaruk tengkuknya yang tak gatal
Mereka berdua berjalan memasuki gedung sekolah, di depan mereka terdapat segerombolan murid lelaki yang sedang duduk dan mengobrol. Disana ada Leonard yang sedang mengobrol bersama pacar Calista, Hugo. Saat mereka berdua lewat, Hugo berdiri dan berjalan disamping Calista, Leona dengan terpaksa mundur kebelakang mereka berdua
Leona tak sadar, disampingnya terdapat Leonard yang sedari tadi berjalan mengikuti Hugo dan Calista. Leona dan Leonard bertemu pandang
"Leona, bukan?" tanya Leonard
"Iya" jawab Leona yang disertai dengan anggukan
"Tetangga gue bukan sih?" tanya Leonard lagi
"Haha iya" Leona tertawa, tuhkan perkiraannya benar. Selama ini Leonard belum mengenali Leona
Leonard terdiam, Leona mengikuti Leonard yang terdiam. Lelaki itu menatap Leona dengan tatapan penuh arti
"Kenapa?" tanya Leona
"Ngga, ngga apa-apa" jawab Leonard
Lalu mereka bertemu dipersimpangan, inilah waktu merek untuk berpisah. Kelas Leona dan Calista kearah kiri, sedangkan kelas Leonard dan Hugo kearah kanan. Sebelum berbelok kearah yang berbeda, Leona menyempatnya mencuri pandang kearah Leona. Dan sekali lagi, Leonard menatap Leona dengan tatapan penuh arti
Calista yang melihat tatapan Leonard lalu menyenggol Leona setelah mereka berbalik
"Cie kalian ngobrol" goda Calista
"Apaan sih Ta, tadi dia nanya gue tetangga dia atau bukan" jawab Leona berusaha menetralkan detak jantungnya
Leona menoleh kebelakang, memusatkan perhatiaannya pada punggung lebar Leonard, kemudian ia tersenyum