Tujuh

255 14 0
                                    

Leona terkejut saat melihat seseorang yang sedang menunggu didepan rumahnya, walaupun orang tersebut memakai helm namun Leona tahu betul siapa orang tersebut. Dia Jaya, yang pagi ini sukses membuat Leona menganga lebar

Di ruang tamu, sang Mama sedang mengintip dibalik celah jendela. Oh Leona sangat yakin, Mama-nya penasaran dengan seorang lelaki yang sedang menunggu didepan rumah mereka

"Leona, sini deh" kata Mama

"Hmm" Leona memakai jaket birunya dan menghampiri Mama-nya

"Kamu tahu dia siapa? Temannya Leonard ya? Kenapa berhenti didepan rumah kita" tanya Mama

"Itu-" belum sempat Leona menjawab pertanyaan sang Mama, ponsel didalam saku jaketnya bergetar

"Halo?"

"Lo kemana sih? Gue nungguin didepan rumah lo"

"Iya iya gue keluar"

Makin penasaran, Mama-nya mencondongkan tubuhnya untuk mengintip siapa yang menelpon anak perempuan satu-satunya. "Siapa Na?"

"Yang didepan itu, teman aku Ma" jawab Leona lalu membuka pintu rumahnya

"Oh iya Ma, jam berapa Mama berangkat ke bandara?" tanya Leona, yah hari ini kedua orang tuanya akan berangkat menuju Magelang

"Jam 12 sayang" jawab Mama

"Aku dikasih uang jajan, kan? Kalau udah sampai disana Mama harus nelpon aku" kata Leona, Mama-nya tertawa pelan

"Masalah uang jajan udah ditransfer Papa kok, siap tuan putri" Leona tertawa dan menyalami punggung tangan Mama-nya

Dari ambang pintu, Mama-nya menunggu dan tersenyum pada Jaya yang menaikkan kaca helmnya. Ia tersenyum, lalu sang Mama mengangguk

"Berangkat ya Tant" kata Jaya saat Leona telah duduk diatas motornya

"Hati-hati ya" pekik sang Mama

*

Di parkiran, telah banyak anak-anak yang sedang sibuk memarkirkan kendaraan mereka atau sekedar berbincang diatas motor mereka. Tepat setelah Leona turun dari motor besar Jaya, motor yang sama namun dengan warna yang berbeda datang dan terparkir di samping kanan motor Jaya. Oh warna motor ini bukan hitam, melainkan merah dan hitam

Pengemudinya, sudah tentu Fazal. Fazal mengerling jahil pada Leona dari kaca helm transparannya. Leona hanya mendelik jijik karena Fazal melakukan hal yang membuatnya bergidik ngeri

"Yah elu digituin sama cowok ganteng masa ngga mau Na" Fazal tertawa terbahak, sedangkan Jaya menaikkan 1 alisnya bingung

"Lo ngomongin gue?" tanya Jaya lalu dibalas dengan tatapan ngapain-juga-kita-ngomongin-lo dari Leona

"Tadi kalian ngomongin cowok ganteng okey? Gue, kan?" merasa semakin jijik, Fazal lebih memilih mengajak Leona pergi dan mendiamkan Jaya.

Yang Leona lihat pagi ini terdapat banyak perubahan pada Syifa, ia tak memakai make up yang berlebihan lagi, dan dari penglihatan gadis itu, Syifa sudah mulai menjaga jarak dengan Leonard

Pak Asep, walikelas sekaligus guru bahasa inggris masuk kedalam kelasnya yang ricuh. Guru botak itu berdehem, membuat segerombolan murid laki-laki dipojok ruangan bubar dan kembali pada tempat masing-masing

LEONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang