Sepuluh

270 17 2
                                    

Karena UAS sudah selesai, biasanya akan diadakan pekan olahraga. Untuk melepas penat sehabis UAS, dan ini yang Leona sukai. Leona suka olahraga, apalagi berlari

"Na lo gue masukkin ke volly ya?" pinta Shinta, sekretaris kelas

"Emangnya ngga ada lari Shin?" tanya Leona

"Lari dari kenyataan ada, kalau itu lo aja yang ngelakuin sendiri" jawab Shinta lalu pergi dari hadapan Leona

"Lah Shinta kok sewot sama lo Na?" tanya Calista kesal

"Masa sih? Biasa aja ah" ujar Leona

"Ah gue tahu, pasti gara-gara lo dekat sama Jaya" Calista menjentikkan jarinya

"Perasaan gue biasa aja kok, emangnya kenapa?" tanya Leona

"Shinta itu suka sama Jaya, masa lo ngga tahu sih Na? Tuh liat, dia cari perhatian gitu ke Jaya" Calista menunjuk kearah belakang menggunakan dagunya. Disana Shinta sedang duduk di bangku kosong sebelah Jaya, Shinta terlihat berbicara panjang lebar namun hanya dijawab anggukan oleh Jaya

"Semua orang dikelas ini tahu kalau Shinta suka Jaya, ya semacam Syifa ke Leonard. Tapi Leonard ngga ngerespon, antara ngga enak sama Fazal dan udah punya pacar" kata Calista

"Udah punya pacar dan ngga enak sama Fazal, dua-duanya betul" Leona menangkupkan kedua wajahnya

"Lo udah liat pacarnya Leonard?" tanya Calista, membuat Leona menoleh

"Belum tuh, kenapa? Cantik banget ya?" Calista mengangguk, dan mengutak-atik ponselnya. Lalu ia menunjukkan foto seorang gadis menggunakan seragam SMA yang berbeda dengan mereka

"Cantik" satu kata lolos dari bibir Leona, ah mana bisa Leona menandingi pacar Leonard. Gadis yang diketahuinya bernama Nayla itu mempunyai mata bulat, hidungnya mancung, bibirnya ranum, dan badannya seperti model brand pakaian renang ternama

"Tapi lebih cantikkan lo kok Na" cicit Calista, sepertinya ia salah memilih topik

Leona menangkupkan wajahnya kembali. Dari sebulan yang lalu, Leona selalu bilang untuk menyerah. Namun ucapannya berbeda dengan hatinya

Kan cinta tidak harus memiliki, harusnya begitu. Tapi Leona seperti tidak rela jika Leonard bukan miliknya, harusnya lelaki yang bernama mirip dengannya menjadi miliknya. Namun mereka terlambat bertemu, mungkin takdir sedang mempermainkannya. Ingin melihat siapa yang menyerah dan tetap tinggal

Dan sepertinya, Leona adalah salah satu dari banyak orang yang masuk dalam kategori menyerah.

*

"Lo main volly?" tanya Jaya, pagi itu lapangan SMA mereka dipenuhi oleh seluruh murid dari kelas 10 sampai 12

"Iya, kenapa?" Leona mengerutkan keningnya, ia melihat keraguan di mimik wajah Jaya

"Gue ragu lo bisa menangin kelas kita" ujar Jaya dengan wajah datarnya

"Kalo lo bukan teman gue udah gue jambak rambut lo Jay" desis Leona

"Kalo gue bukan teman lo, gue jadi apa lo dong?" tanya Jaya. Jaya menatap Leona dengan tatapan penuh arti

"Maksudnya?" Jaya menghela napas

"Harusnya nama lo bukan Leona, tapi Lola" ujar Jaya lalu berpaling dan pergi menuju sahabat-sahabatnya

"Lola? Maksudnya?" Leona terdiam, berpikir akan apa maksud dari ucapan Jaya "Jadi maksud lo gue loading lama? Mati ya lo Jay" pekik Leona, sementara Jaya hanya menoleh sekilas dan tersenyum

LEONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang