Setelah dibicarakan, rencana liburan mereka ke Pantai Anyer akan dilaksanakan besok. 3 hari 2 malam, waktu yang menurut Leona sangat lama. ia bisa menghabiskan 3 sampai 4 drama korea pada hari itu. Sekarang ia sedang mengepak barang-barang yang mau ia bawa ke pantai nanti. Besok Jaya akan menjemputnya pada jam 7 pagi
Sebagai gantinya tidak bisa menonton drama korea, ia membawa sebuah novel yang baru ia beli lusa yang lalu. Pasti disana, ia hanya menonton teman-temannya bermesraan dan main beberapa wahana seperti banana boat. Jujur, sebenarnya Leona tidak mau ikut. tapi ia kasihan pada Calista yang merengek-rengek untuk memintanya ikut berlibur. Ia berdoa, semoga disana tidak membosankan
Kemudian, entah mengapa matanya terbuka lebih awal dari alarm yang ia atur di ponselnya. Jam 4 pagi terbangun dan tidak bisa tidur lagi, maka dari itu ia bangun dari ranjangnya dan keluar dari kamar menuju dapur. Padahal perasaannya tidak sesemangat itu, mengapa ia terbangun lebih awal? Dan rencananya ia akan membuat bekal untuk dirinya dan Jaya, oh bukan, untuk dirinya saja. Jaya? masa bodoh dengan lelaki itu
Setelah menghabiskan waktu 60 menit untuk membuat bekal, ia membersihkan dirinya. Sengaja mandi dengan waktu lama, toh jam janjiannya juga masih 2 jam lagi. Saat ia keluar dari kamar mandi, tiba-tiba ia terkejut melihat mamanya berdiri berkacak pinggang dan menatapnya jutek
"Kenapa lama banget sih? Kamu tau ga Mama udah nunggu 20 menit? Mama kebelet nih" Mama memegang perutnya dan menggigit bibir bawahnya, wajahnya pucat dan keringat dingin
"Aduh, maaf ya Ma. Hehe" Leona tertawa melihat Mamanya, dan menyingkir dari jalan untuk mempersilahkan Mamanya untuk masuk kekamar mandi
Setelah memakai pakaian perginya, ia mulai mengumpulkan tas besar merah mudanya lalu berdiri di depan kaca yang memuat seluruh tubuh rampingnya. Ia mengangkat rambutnya, lalu menurunkannya lagi, mengangkat setengah dari rambutnya kemudian menurunkannya lagi. Kayaknya lebih bagus di gerai deh, pikirnya.
Deru mobil terdengar dari kamarnya, ia cepat-cepat memoleskan bedak dan lip tint pada bibirnya. Ia mengintip ke bawah, disana mobil audi hitam terparkir dengan rapih dan seorang laki-laki yang menggunakan joger pant dan kaus oblong hitam yang menyetak tubuh laki-laki tersebut. Jaya, menengadahkan wajahnya keatas, arah kamar Leona. Kemudian Jaya tersenyum dan melambai, Leona cepat-cepat menutup tirai kamarnya dan bersembunyi. Leona akui, hari ini Jaya si menyebalkan boleh juga
Ia mengambil ponsel dan dompet, lalu memasukkan kedua barang penting tersebut beserta tas make up nya kedalam tas kulit cokelatnya. Kemudian pergi kebawah dengan menggendong tas ransel besarnya. Di ruang tamu Jaya sedang duduk dan mengobrol bersama Papa dan Mamanya
"Udah siap?" tanya Jaya, Leona mengangguk
Jaya berdiri dan mengambil tas besar Leona kemudian menaruh tas tersebut di dalam mobil. Mereka berpamitan kemudian masuk kedalam mobil bersama-sama, awalnya Leona menolak gagasan untuk berduaan saja didalam mobil dengan Jaya. Kan mereka bisa saja memakai 2 mobil untuk menghemat bahan bakar, tapi dasar pasangan muda jaman sekarang, maunya selalu berduaan
Alunan lagu Tulus keluar dari speaker mobil Jaya, Leona menyandarkan kepalanya. Gadis itu sudah tak ambil pusing dalam pengambilan arah mereka, Jaya tidak ragu-ragu menjawab bahwa ia tahu letak hotel yang akan mereka inapi. Maklum, Leona jarang sekali main-main ke pantai, ia lebih memilih tinggal dirumah daripada wisata ke pantai. Kotor bukan alasan utama, karena tidak semua pantai di Indonesia itu kotor. Dulu, saat Leona kecil ia pernah tersengat ubur-ubur di kaki kanannya dan itu membuat dirinya trauma ringan
"Lo bawa baju renang?" tanya Jaya tiba-tiba
"Hah? maksudnya bikini?" Leona menutupi tubuh bagian atasnya dengan bantal yang ia taruh di pahanya tadi, kemudian Jaya mengangguk
"Dasar lo mesum! kenapa lo nanya gituan ke gue!?" Leona memukul Jaya dengan bantal di tangannya, untungnya antrian gerbang tol sedang ramai-ramainya jadi fokus laki-laki itu tidak akan terganggu
"Eh udah dong sakit!" Jaya meringis kemudian tertawa
"Lo mesum!" wajah Leona memerah sekarang
"Kan biasa cewek dipantai pake bikini, maaf deh"
Pukulannya makin keras, kemudian Jaya menangkap kedua pergelangan tangan Leona dan menatap lurus tepat pada manik mata Leona. Leona salah tingkah, ia mengalihkan pandangannya kearah belakang Jaya, ia menolak untuk menatap balik Jaya. Mereka hanya berdua di mobil! dan itu membuat Leona was-was
"Na" panggil Jaya dengan suara beratnya
"Na, liat gue" Jaya tersenyum miring, membuat jantung Leona berpacu dengan cepat. Yang gadis itu lihat, Jaya terlihat tampan sekarang. Pipinya terlihat merah sekarang
"Lo dandan? Cantik"
3 kata, yang mampu membuat Leona menahan napasnya. Ia tidak tahu bahwa kata-kata Jaya membuat tangannya berkeringat dingin, kemudian ia memalingkan wajahnya ke jendela
"Ngejek gue kan lo" kata Leona
"Cewek mah gitu ya, di puji malah merendah" jawab Jaya
Diam-diam, segaris senyum nampak di bibir Leona
"Berarti gue cantik pas make up doang dong?" Leona mendelik
"Ga elah, ga pakai make up pun lo selalu cantik" kata Jaya
"Gombal!" Leona memasang wajah tak suka untuk menutupi rona merah pada kedua pipinya
"Tau aja" Jaya tersenyum simpul
"Biasa, cowok" Leona mengangkat kedua bahunya acuh
"Tapi gue serius" Jaya menoleh, kali ini tidak ada tatapan jenaka ataupun senyum jahilnya. Yang ada hanyalah tatapan serius yang jarang Jaya perlihatkan pada Leona
Leona pun terdiam, ia merasa hawa di mobil adalah hawa terpanas yang pernah ia rasakan dalam hidupnya.