Dua Belas

239 12 2
                                    

Jaya menatap dalam diam gadis di sebelahnya, ia sedang memainkan ponsel miliknya. Harusnya ia tidak mengajak gadis itu kemari, apalagi posisi mereka tepat didepan Leonard dan Nayla. Jaya menghela napas gusar. Gumpalan kertas kecil itu mengenai dahinya, ia mendongak ingin memaki orang tersebut. Namun setelah melihat siapa yang melempar, ia mengurungkan niatnya

"Dia kenapa?" kata Calista tanpa suara, lalu Jaya melirik kearah Leonard dan Nayla yang sedang bermesraan. Merasa mengerti, Calista mengangguk dan mengalihkan pandangan pada Leona

Seorang pelayan datang dengan nampan besar ditangannya, minuman mereka datang. Leona merasakan rasa dingin hinggap di tenggorokkannya begitu menyeruput minuman miliknya. Namanya blue ocean, soda biru dengan sirup mangga didalamnya, dengan sedikit potongan stoberi, yah setidaknya moodnya naik. Walaupun hanya beberapa persen sih

"Oh iya, kita jadi liburan bareng?" celetuk Hugo

"Liburan?" tanya Leona bingung, ia rasa mereka tidak pernah membicarakan rencana ini sebelumnya

"Iya, rencananya kita mau liburan di Anyer. Kalau jadi sih kita pakai hotel keluarga gue aja" kata Fazal menawarkan diri

"Wih serius? Gratis nih" Leonard bersiul girang

"Kalau gratis apa ngga gue nanya Kakak gue dulu" Fazal langsung membuka ponselnya dan mengetik sesuatu disana

"Transportasinya?" kini giliran Calista yang bertanya

"Gampang soal itu mah" jawab keempat lelaki disana secara serempak

"Aku boleh ikut?" cicit-an itu berasal dari sebelah Leonard

"Iyalah sayang, kalau kamu ngga ikut aku sama siapa?" Leonard merangkul Nayla, mengusap puncak kepala gadis itu gemas

Hati Leona mencelos, ia tersenyum simpul, sekedar mengikuti temannya yang lain. Ia tidak suka suasana ini, apalagi duduk dibangku yang berada di depan Nayla dan Leonard. Leona hanya bisa mengalihkan pandangan saat mereka bermesraan

"Nanti gue bawa mobil, Leona mau ikut ngga?" tanya Leonard

Baru saja ia membuka mulutnya, suara bariton itu sudah menjawab terlebih dahulu. "Leona sama gue"

Jaya menatap tajam Leonard, seakan memberi isyarat jangan terlalu perhatian dengan Leona. Fazal dan Hugo saling bertatapan, suasana tegang menyelimuti mereka

"Oh oke, maaf Jay" Leonard menggaruk tengkuknya, merasa tak enak pada sahabatnya

Mereka melanjutkan obrolan yang sempat terhenti, sedangkan Leona dan Jaya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sembari mendengarkan lagu dari earphone yang tersumpal di telinga keduanya, alias mereka berbagi earphone

Jujur, Leona ingin segera pergi dari sini. Hati dan telinganya tidak kuat, sedari tadi mereka bermesraan terus! Dan itu membuat Leona sakit hati, tentu saja. Apalagi saat Leonard mengusap kepala Nayla, Leona iri. Ia cemburu, tapi memangnya dia siapa? Cemburu pun ia tidak berhak

Makanan mereka telah tandas, Leona menatap Jaya. Memohon untuk mengajaknya pulang atau pergi kemana saja asalkan jangan disini, ia tidak kuat berlama-lama jika berada disini. Jaya menghela napas dan menatapnya dengan tatapan menyesal. Lalu dengan lirikan mata, lelaki itu menyuruh Leona mengemas barang miliknya

Jaya meraih tas hitam Leona, menentengnya dan menggenggam jemari gadis itu. Kemudian Jaya berdiri lalu di ikuti Leona, membuat semua orang dimeja itu sontak melihat mereka berdua

"Lah mau kemana lo Jay?" tanya Fazal heran

"Mau pulang ya?" Syifa tersenyum menggoda, matanya tertuju pada genggaman keduanya "Yah kalau kalian mau kencan gimana kita mau ganggu coba?"

LEONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang