Sebentar lagi Ujian Akhir Semester 1 akan dilaksanakan disekolah Leona. Karena itu 3 minggu terakhir ini Leona memfokuskan dirinya pada pelajaran yang akan di ujikan. Seperti saat ini, ia sedang mengerjakan tugasnya di perpustakaan saat jam istirahat
"Leona" suara bisikkan itu muncul dari seseorang yang duduk dihadapannya, begitu ia mendongak Leonard sedang bertopang dagu dan tersenyum menatapnya
"Lagi ngapain?" masih dengan suara yang pelan, Leonard mencondongkan tubuhnya untuk melihat apa yang sedang dikerjakan Leona
"Lagi ngerjain tugas, ngapain kesini?" sebenarnya didalam hati Leona, ia mengutuk Leonard. Untuk apa Leonard menghampirinya disini? Konsentrasi Leona buyar dibuatnya
"Nemenin lo" jawab Leonard dengan santai, kalau saja saat ini Leonard tidak berada di hadapannya mungkin Leona akan senyam-senyum sendiri
"Mending lo kekantin aja sana" kata Leona
"Yah kan dia ngusir, ngga laper gue" Leonard menatap keseluruh penjuru perpustakaan
"Gue mau kekantin, ikut ngga?" Leona menutup bukunya dan memasukkan alat tulis ketempat pensilnya
"Nah gitu kek daritadi" Leonard tersenyum dan membawa dua buku tebal milik Leona dan berjalan keluar lebih dulu
Setibanya dikantin, mereka melihat Fazal, Jaya, Hugo dan Calista yang sedang duduk dan makan di pojok ruangan. Dan 1 orang gadis itu membuat Leona heran, sejak kapan Syifa bergabung dengan mereka? Yah bukannya Leona tak suka, tapi hal itu sangatlah jarang. Ah dia hampir lupa, disini ada Leonard. Jelas saja Syifa mulai ikut berkumpul dengan mereka
"Baru dateng? Habis darimana?" tanya Calista
"Perpus" jawab Leona lalu duduk di samping Jaya
Leonard membawa nampan yang berisikan dua mangkuk bakso, itu untuk dirinya dan Leonard. Melihat itu, Syifa memutar kedua bola matanya terlihat kesal akan perlakuan Leonard pada Leona
Jaya menyenggol lengan Leona pelan, membuat Leona menoleh pada Jaya. Jaya mendekatkan wajahnya pada telinga Leona, lalu membisikkan sesuatu
"Makin deket aja sama dia" Leona menaikkan 1 alisnya, kenapa Jaya telalu mengurusi urusan percintaannya?
"Bukan urusan lo" kata Leona lalu mendengus, suara Leona yang terkesan keras itu membuat yang lainnya terdiam dan melihat Leona dengan tatapan heran
"Kenapa Na?" tanya Calista dan Hugo serempak
"Eh? Ngga" Leona tertawa kikuk dan melirik Jaya dengan ekor matanya, Jaya tersenyum simpul lalu melanjutkan makannya
*
"Na bareng yuk" motor hitam Leonard berhent didepan halte tempat Leona menunggu bus yang akan datang
"Eh?" Leona nampak menimbang-nimbang, lalu ia mengingat perkataan Jaya. Leonard punya pacar, kata Jaya
Namun tiba-tiba, motor yang sama namun berbeda warna dengan Leonard berhenti didepan halte. Seseorang dengan seragam yang sama dan helm dikepalanya, membuat Leona menerka-nerka siapa orang yang berhenti ini. Orang itu membuka kaca helmnya, dan Leona kenal betul dengan mata yang menatap tajam dirinya
"Dia pulang bareng gue Nard, iyakan, Na?" kata Jaya
"E-eh iya" Leona menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sebenarnya mereka tak ada rencana untuk pulang bersama. Tapi menurutnya, Jaya datang untuk membantunya
"Yaudah kalau gitu, gue duluan ya" Leonard tersenyum lalu melajukan motornya dengan kecepatan yang terbilang kencang
"Thanks Jay" kata Leona dan dijawab anggukan oleh Jaya
Leona menunduk dan tetap berdiri dihalte, karena merasa aneh dengan Jaya yang masih berhenti di halte ia pun mendongak. Pandangan mereka bertemu, Jaya memutar bola matanya
"Kenapa masih disana? Ayo naik" kata Jaya dengan nada yang memerintah
"Jadi beneran?"
"Apanya?" Jaya menaikkan 1 alisnya
"Gue bareng lo?" tanya Leona memastikan
"Iya Leona" jawab Jaya jengah
Motor biru metalik milik Jaya membelah jalanan Jakarta yang ramai lancar, hari ini mendung. Leona bersyukur karena matahari tak terlalu menampakkan dirinya, kan bisa saja kaki Leona menjadi belang
Motor biru itu berhenti tepat didepan rumah Leona, begitu Leona menoleh kearah rumah diseberangnya tatapannya bertemu dengan si empunya rumah. Leonard sedang berdiri diambang pintu, ia menoleh untuk melihat kedatangan Jaya dan Leona, lelaki itu tersenyum lalu segera masuk kedalam rumahnya
"Makasih Jay" kata Leona
"Sama-sama Na" tanpa basa-basi, motor Jaya mulai berjalan lagi meninggalkan Leona yang berdiri dalam diam menatap rumah milik Leonard
*
"Leona" suara lembut sang Mama mengintrupsi kegiatan Leona saat ini, ia meletakkan pensilnya lalu memusatkan perhatian pada sang Mama
"Iya ma?" jawab Leona
"Besok Mama dan Papa mau pergi ke Magelang, ada saudara jauh Mama yang akan menikah" kata Mama
"Berdua doang? Aku ngga diajak?" Leona terlihat tak setuju dengan pendapat Mama
"Kamukan minggu depan ujian Na" sang Mama membelai rambut Leona pelan
"Aku udah belajar kok Ma, aku ikut ya? Masa aku sendirian dirumah?" pinta Leona
"Ngga sayang, kamu fokus aja sama ujian kamu. Toh setiap pagi Mbok Surti bakal dateng kesini kok" kata Mama
"Tapi Ma, Mbok Surti itu datengnya cuma pagi doang" Leona mendelik kesal
"Leona udah besar kok, masa ngga berani sendirian dirumah?" Mama tersenyum, sedangkan Leona menekuk wajahnya
"Kamu boleh ajak teman kamu nginep kok, yah asalkan jangan berantakkin rumah" Mama tertawa pelan
Leona terdiam, benar juga kata Mama.