Part 2

3.7K 317 18
                                    

"Aku akan bertanggung jawab..." seorang pria memeluk kekasihnya dengan erat. Saat ini mereka berdua sedang berada diatas kasur, melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan. Tapi mau bagaimana lagi semua sudah menjadi bubur. Sesuatu hal yang akan terjadi nantinya tak dapat mereka sesali dikemudian hari.
"Kau percaya padaku kan?" Pria bermata onix kelam menatap gadis pujaannya secara intens.

Wanita berambut orange memeluknya erat, "Aku percaya padamu..." jawabnya. Kemudian ia tertidur, lelah dengan aktivitas yang sudah mereka lakukan 2 jam yang lalu. Pria itu kemudian mengecup kening wanitanya dengan sayang dan direngkuhnya erat-erat menyusul wanita pujaannya yang terlelap tidur.

"Aku hamil..." ucap wanita berambut orange kepada kekekasihnya.

Pemuda tersebut terkejut. Ya ia sadar sesuatu hal yang ia pikirkan 2 minggu yang lalu setelah melakukan hubungan intim bersama kekasihnya akan terjadi. Rasa cemas, takut, khwatir ia rasakan saat ini. Tapi mau bagaimana lagi ia sudah berjanji akan bertanggung jawab apapun itu.

Dipeluknya erat mencoba menenangkan kekasih yang amat ia cintai. Dengan lembut dan pelan ia menghapuskan jejak air mata di kulit pipi lembut milik kekasihnya.

"Kau menghianatiku!" Bentak seorang gadis yang terpukul melihat kejadian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Didepan matanya ia melihat kekasih yang sangat ia cintai sedang tertidur tanpa menggunakan pakaian dengan seorang wanita.

"Dengar penjelasanku dulu. Apa yang kau lihat tidak sepenuhnya nyata. Aku dijebak!" Pria berambut dongker kelam membela diri, terus manahan pergelangan tangan kekasih yang ia cintai.

"Lepaskan. Sudah cukup!" Wanita berambut orange meraung-raung meminta dilepaskan. Terlalu sakit. Hatinya terlalu menyakitkan. Kemudian pergi meninggalkan pria yang tanpa ia ketahui sudah terduduk rapuh dan meneteskan air matanya.

Segala ingatan terus terlintas dipikiran dan benaknya. Berlari sekuat tenaga agar ia tidak tertangkap oleh pria yang sudah melukai hatinya. Tanpa ia sadari sebuah mobil sedang melaju kencang dihadapannya. Dengan reflek ia terkejut, terpanting kedepan, direngkuhnya erat-erat perutnya yang sudah menginjaki usia 7 bulan. Takut sesuatu hal terjadi pada bayinya.

"Maafkan aku..." gelap semua gelap ia tak tau lagi apa yang akan terjadi pada dirinya dan bayinya.

.
.

Naruto terbangun dengan peluh yang bercucuran ditubuhnya. Serta air mata yang tanpa ia sadari tertempel dipipinya. Diusapnya wajahnya guna untuk menyadarkan diri dari mimpi buruknya.

'Mimpi itu lagi' pikirnya dalam hati.
'Sebenarnya apa yang terjadi. Apa wanita itu adalah aku?' Ia bergumam sendiri. Memikirkan mimpinya yang terlihat nyata didepannya. Siapa pria yang merangkul wanita itu? Pikirannya terus tertuju pada seorang pria. Wajahnya masih buram. Belum terlihat jelas.

Dilihatnya ruangan yang ia tepati saat ini. Pikirannya saat ini bercampur aduk, mencoba mengingatkan apa yang terjadi sebelum-belumnya dan yang terjadi saat ini. Kepalanya terasa sakit.

Kemudian matanya menatap fokus pada gadis kecil berambut kelam. Ia terlihat sedih kemudian. Ya saat ini Naruto berada dirumah sakit. Gadis kecil yang dititipkan oleh kakaknya pada dirinya, terlihat rapuh. Dengan infus yang menghiasi tangannya serta oksigen yang membantu gadis tersebut untuk bernafas saat ini.

Gadis kecil rapuh yang tertidur diatas tempat tidur saat ini terlihat sangat menyedihkan bagi Naruto. Tapi dokter mengatakan bahwa gadis ini tidak apa-apa. Hanya kekurangan oksigen saja sedikit, akibat kedinginan tidur dikamar mandinya yang dingin.

"Kau sudah bangun" seorang pria berambut merah mendekati Naruto. Naruto tersenyum menatapi pria yang saat ini mengisi hatinya. Dia hanya mengangguk membalas pertanyaan pemuda berambut merah.

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang