Part 3

3.7K 319 24
                                    

Sasuke terbangun dari kasur besarnya yang nyaman saat ini. Perjalanan yang jauh membuat ia tertidur lama dari biasanya.

Dengan langkah gontai setengah sadar ia berjalan menghampiri lemari es dan mengambil botol air minum. Diteguknya sekali habis.

Kening yang sedari tadi mengerut tak henti-henti dan telinga yang selalu ia gosok satu sama lain menahan musik agar tidak merusak alat pendengarannya.

Musik keras yang bernyanyikan nyanyian anak kecil membuat kening Sasuke semakin mengerut. Disiang-siang panas terik begini apa yang sedang dilakukan oleh tetangga appartement sebelahnya?

Sasuke mengambil ponselnya yang terus berbunyi sedari ia bangun. Disentuhnya layar berwarna hijau mengangkat hubungan tersebut.

"Kau sudah makan siang?" Tanya seorang pria dari balik telephone.

Saat ini Sasuke mengangkat telephone dari Kakashi pamannya. Sasuke masih bingung kenapa diumurnya yang sudah menginjak usia 28 tahun masih saja di awasi maupun dipantau oleh keluarganya.

"Baiklah jika itu yang kau mau. Malam nanti jangan lupa ketempatku. Aku ingin bertemu denganmu. Tidakkah kau merindukanku keponakan ku tersayang" goda Kakashi dari balik telephone membuat Sasuke berdengus mendengar suara pamannya yang dibuat selembut mungkin.

Tanpa mendengar jawaban dari Sasuke, Kakashi paham betul dengan sikap Sasuke. Ia sudah memikirkannya bahwa keponakan tersayangnya pasti akan memutuskan hubungan tersebut.

.
.

Siang sudah berganti dengan malam. Sasuke dengan langkah bak seorang pria sempurna berjalan dengan anggun memasuki restorant yang sudah dipesan oleh Kakashi.

Mereka akan bertemu untuk pertama kalinya setelah Kakashi memutuskan untuk bekerja diJepang dan meninggalkan Inggris. Padahal saat itu Sasuke sangat memerlukan bantuan Kakashi untuk membujuk ayahnya agar menyetujui pernikahannya dengan wanita yang sangat dicintainya. Tapi semuanya sudah terlambat semenjak ia kehilangan jejak wanita kekasih hatinya.

Sesampainya ditempat yang dituju oleh bantuan pegawai restorant, Sasuke melihat sosok pria berambut perak sedang tersenyum menyambut kedatangannya. Pria tersebut berdiri mendekati Sasuke.

Sasuke masih berdiri bersifat cool dengan kedua tangannya masih betah berada didalam kantong celananya.

Kakashi memeluk Sasuke sambil tersenyum. Sudah lama sekali ia tidak melihat keponakan kesayangannya ini. Dilihatnya dari atas sampai bawah. Sasuke masih sama seperti dahulu tapi pemuda dihadapannya saat ini sedikit lebih dewasa dari sebelumnya. Rahangnya yang tegas. Tatapan matanya yang tajam bahkan semakin lebih tajam dari sebelumnya. Dan tingginya sudah melampaui ketinggian Kakashi. Sepertinya Sasuke memang sudah banyak berubah. Ia seperti pria dewasa yang sangat memikat.

"Kau semakin terlihat tampan Sasuke. Kau lihat semua mata para gadis sekarang memandangmu haus akan kentampananmu!" Gurau Kakashi setelah melepaskan pelukannya terhadap Sasuke dan menuntun keponakannya kemeja makan.

Sasuke hanya mendungus. Memang benar setelah ia melirik sekilas tepat berada disebelahnya saat ini terdapat seorang wanita yang air liurnya sedang menetes keluar. Sebegitukah pesonanya?

"Nah Sasuke, kau ingin pesan apa? Tenang saja. Aku akan membayarimu. Walau uang ku tidak sebanyak dengan uang mu. Tapi aku ingin kau mencicipi uang hasil jerih payahku sendiri" ucap Kakashi bangga. Memang benar. Dulu sekali ia hidup dengan bantuan kakak tirinya ibu Sasuke. Mikoto. Beserta kedua orang tuanya. Namun semasa pendidikannya di Inggris, ia juga pernah memakai uang Sasuke saat Sasuke mencoba menghindar dari tekanan ayahnya Fugaku yang selalu mengengkangnya.

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang