Part 7

3.1K 266 24
                                    

Sasuke mengerutkan keningnya, bingung dengan pemandangan yang berada dihadapannya saat ini. Wanita bersurai pirang beberapa hari ini menghindarinya, tiba-tiba datang dihadapannya dengan menangis pilu membuat jantungnya sesaat berhenti sejenak. Semua pemikiran tentang apa yang terjadi dengan wanita ini berada didalam benaknya untuk segera diungkapkan. Namun, setelah mendengar kepedihan dari suara tangis pilu milik sang wanita, ia hanya bisa merengkuhnya masuk kedalam pelukkannya. Mencoba menenangkan.

Dan sekarang disinilah mereka berada. Didalam sebuah mobil SUV berwarna hitam miliknya, melaju kencang membawa mereka menuju tempat yang telah dikatakan oleh Naruto.

Melirik sejenak, Naruto masih diam sambil menangis pilu. Melihat kedepan, dengan tatapan kosong. Kedua tangannya saling mengepal satu sama lain, bermain dengan jari-jari mungilnya dengan risih. Bibirnya digigit, seolah menahan sesuatu hal yang terus menyesakkan dadanya.

Melihat Naruto yang tanpak menyedihkan, membuat Sasuke mengulurkan salah satu tangannya menyentuh punggung tangan Naruto. Dan saat itulah, mata mereka saling bertatapan satu sama lain. Onix dan saphire saling bertemu. Seolah mata kelamnya memancarkan sebuah ketenangan agar wanita pemilik mata biru saphire tidak memikirkan sesuatu hal yang tidak-tidak. Namun harapannya untuk menenangkan sia-sia, yang didapatkannya hanya Naruto semakin menangis. Bibirnya bergetar, air mata terus menetes tiada henti dikedua pipi mulusnya. Membuat Sasuke semakin mempercepat laju mobilnya.

.
.

Sesampainya di Airport, Sasuke segera menuju resepsionis menanyakan penerbangan yang membawa gadis kecil yang terus ditangisi oleh Naruto sedari tadi.

Naruto tanpak kacau. Kakinya terus bergetar tiada henti, walau ia sudah duduk. Tapi kepanikan masih tetap berada diraut wajahnya.

Sasuke mendesah pelan. Melangkahkan kakinya mendekati Naruto.
"Sejam lagi kita akan terbang menyusul Rin." Ungkapan Sasuke menyadarkan Naruto dari pemikirannya yang berkecumbuk.

Dari tatapan Naruto, dapat Sasuke lihat. Bahwa Naruto tidak menyukai ucapannya. Waktunya akan semakin lama untuk membawa Rin masuk kedalam pelukkannya lagi.

Melihat raut wajah Naruto sudah berubah kembali bersedih, Sasuke menarik kepala Naruto menuju dadanya.

"Tenanglah. Semua baik-baik saja. Aku disampingmu."

Bujuk Sasuke dengan suara menenangkan Naruto. Didalam dekapan Sasuke, Naruto terdiam. Menyentuh dada Sasuke dengan kedua tangannya, meremas pakaian yang dikenakkan Sasuke, seolah melampiaskan kesedihannya. Berharap Sasuke dapat merasakan apa yang dirasakannya saat ini.

.
.

Dilain tempat, setelah mendapatkan panggilan dari Kyuubi. Gaara menghubungi Naruto. Namun panggilannya sedari tadi tak kujung di angkat. Membuatnya sedikit mencemaskan Naruto. Dengan cepat ia mengambil kunci mobil, keluar dari tempat tinggalnya. Dan melesat pergi menuju wanita bersurai pirang tersebut.

*******

Sesampainya dikediaman Naruto. Gaara mengeram, setelah menyadari apa yang telah terjadi. Pintu appartemen yang masih terbuka, tak berpenghuni. Dan ponsel yang terus berbunyi terletak diatas meja.

"Kau dari mana saja Naruto? Kami sudah sampai sekarang-"

"Naruto tidak ada Kyuu, Naruto menghilang."

Dan saat itulah semua terdiam. Baik Gaara maupun Kyuubi, mereka berdua saling berdiam diri. Seolah memikirkan sesuatu hal yang mungkin akan terjadi.

.
.

Beberapa jam melakukan penerbangan dari Jepang ke London, serasa bertahun-tahun bagi Naruto untuk sampai dikediam orang tuanya.

Sesampainya di London, mereka disambut oleh para bodyguard Sasuke. Membawa mereka masuk kedalam mobil, melesat pergi secepatnya untuk bertemu Rin. Namun harapan Naruto luluh lantah, setelah melihat perjalanan yang dikendarai oleh supir Sasuke tidak menuju jalan kekediaman orang tuanya. Naruto memincingkan matanya menatap Sasuke dengan tatapan membunuh.

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang