Fitnah

58 9 0
                                    

Happy reading

#

#

#

Waktu Lana ada di dalam ruangan VIP, Al dan 4 sahabatnya ada di kursi depan meja bar.

"Da, yang biasa satu botol!" pesan Al pada Alda, sang bartender.

Suara musik yang hampir memecahkan gendang telinga, cewek dan cowok yang half naked, adegan ciuman panas, cewek seksi di dance floor adalah pemandangan biasa di tempat clubbing kayak gini.

Daritadi sudah banyak wanita yang menggoda Al dengan tatapan mata atau gestur tubuh. Tapi, seribu cewek cantikpun nggak akan bisa menandingi Alana yang di mata Al sangat sempurna dibalik kekurangannya.

"Lo sama Era gi mana?" Tanya Al dengan suara agak keras sambil menyenggol lengan Khanza.

Pertanyaan Al membuat Khanza tersenyum.

"Nggak terasa kita berhubungan ama cewek-cewek itu udah lebih dari satu bulan, ya!" kata Khanza.

"Gue ama Era tambah deket. Nyaman gue ama dia," lanjut Khanza.

"Yoi. Gue mau bertrima kasih ama Al. Berkat peraturan anehnya dulu, gue jadi bisa deket ama Fathia," Dhega menepuk bahu Al.

"Sama-sama. Besok kantin, ya?" Tawar Al.

"Gampang lah," kata Dhega.

"Lo sama Alana gi mana?" Tanya Naufal pada Al.

"Gue mah maju terus."

"Wuiss, apanya tuh yang maju?"
Athan ikut nimbrung.

"Ya hubungannya dong, pikiran lo apa?" Tanya Al sambil nyengir ketika menyadari pemikiran sahabat-sahabatnya.

"Bukan apa-apa," jawab Athan dengan mengulum senyumnya.

Pikiran cowok emang kadang susah dimengerti.

#

Hari senin. Jam pertama dipakai untuk upacara bendera. Sedangkan jam kedua dan ketiga kelas X-2 diisi dengan pelajaran fisika.

Pak Mlambai masuk ke dalam kelas X-2 dengan buku ditangannya setelah bel pelajaran ketiga berdering.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi, Pak..!"

"Maaf, bapak terlambat sebentar masuk kelas,"

"Lama juga nggak pa-pa kok Pak!" Davi memotong ucapan Pak Mlambai. Untung gurunya baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung macem Pak Mlambai. Kalo gurunya macem Pak Jatmiko, udah habis orang kayak Davi di kelas X-2.

"Davi, bapak belum selesai bicara, kamu jangan motong dulu."

"Bapak sih nggak bilang kalo belum selesai bicara."

"Lha, barusan bapak udah bilang."

"Huuuu," semua murid X-2 menyoraki Davi yang suka adu mulut dengan Pak Mlambai, tapi dia juga yang slalu kicep.

"Ada pengumuman bahwa daftar nilai Bu Sarah hilang," kata Pak Mlambai.

"Lho, hilang ke mana Pak?" Tanya Kenya, cewek cabe X-2.

"Kalo tau, bukan hilang dong namanya,Kenya!" Pak Mlambai mulai geregetan dengan Kenya yang berotak udang.

"Oleh sebab ituu,,"

Pak Mlambai menghentikan kalimatnya karena ada(lagi) yang menyela.

"Maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang