Wonwoo POV
"Bagaimana kau tau?"
Bodoh!
Bagaimana bisa kau mengucapkannya?!"A..ah.. aku hanya sering melihatnya dikelas. Dan jika aku mengambilnya ia pasti akan sangat marah" seruku bohong. Sebenarnya baru kali ini ia membawa buah ke sekolah. Dan biasanya aku melakukan itu saat dirumah. Aku sering pergi kerumahnya yang berada di rooftop rumahku. Aku sering mengambil buah yang sudah ia potong-potong lalu diletakkan dikulkas. Dan pasti aku selalu ketauan olehnya. Ia akan sangat marah padaku. Tapi tak berapa lama ia akan baik lagi padaku.
Ia sangat menyukai buah pir,strawberry dan pisang. Saat belajar bersamanya,aku selalu membawakannya susu rasa strawberry atau pisang. Jika tidak,ia tidak akan fokus mengajariku.
"Jinjja? Sepertinya sudah beberapa kali kau seperti mengetahui kebiasaannya.." seru Dokyeom.
Aku mencoba mengingat apa saja yang telah kuucapkan sampai2 mereka mencurigaiku.
Jooah tidak suka coklat,pantas saja ia tidak memakannya.
Ia sangat pintar memasak. Masakannya sangatlah enak.
Jooah sangatlah rajin. Ia sering membantu eommanya memasak.
"Seperti mereka serumah saja..hahahah" sambung Minghao.
Aishh ucapan mereka berlebihan. Tapi bisa dikatakan aku dengannya seperti serumah.
"Hyung! Wajahmu memerah! Wkwkwk" mereka semua menatapku. Sepertinya benar. Mereka pun menertawaiku."Ahh sudahlah.. aku mau ke perpus!"
***
Jooah POV
Bel tanda pulang sudah berdering sedari tadi. Jujur tadi aku tertidur saat jam pelajaran terakhir. Lagipula tadi adalah pelajaran yang sangat ku benci -Sejarah-. Kata Hoshi pun tidak ada guru yang masuk ke kelas.
"Wajahmu jelek sekali Wkwkwkw..." ledek Hoshi sambil menyentil dahiku.
"KYAA!! Berhenti menyentilku,sipit!" Tanpa berpikir panjang aku pun memukul kepalanya.
Sejak dulu aku dan Hoshi jarang sekali akur. Selalu saja ia menjahiliku. Tapi entah kenapa kedua orang tuaku sangat menyayanginya. Terlebih dulu appa ingin mempunyai anak laki-laki,tapi kenyataannya hanyalah aku seorang anak mereka.
Dulu Hoshi sering sekali main kerumahku,bahkan eomma dan appa mengijinkannya masuk ke kamarku. Mereka juga memberikan kunci cadangan rumahku padanya.
Entahlah kenapa mereka sangat mempercayaiku padanya. Padahal namja itu sangatlah jahil,aneh dan menyebalkan.
Beberapa hari sebelum appa meninngal,ia sudah berpesan pada Hoshi bahwa appa ingin Hoshi selalu menjagaku.
"Ayo pulang! Aku akan mentraktirmu es krim!" Hoshi menjepit leherku dengan lengannya sambil sedikit menyeretku. Bodoh! Apakah ia tidak berpikir bahwa itu sangat menyakitkan?! Akupun langsung menginjak kakinya dan segera kabur dari makhluk menyebalkan itu.
Bruuk!
Tanpa sadar aku menabrak seseorang (lagi).
"Gwaenchanha?" Serunya sambil mengulurkan tangannya. Wonwoo
"Hmm.." aku menerima ulurannya dan segera merapikan rok ku.
"Ayo kita pergi! Aku tidak mau tertangkap olehnya!" Seruku sambil menarik tangan Wonwoo. Bukannya ikut berlari,ia malah tetap berdiri ditempat itu.
"Chamkaman!" Serunya. Saat Hoshi sudah didepan kami,Wonwoo pun meminta ijin padanya bahwa ia akan 'meminjam' ku.
"Hoshi-ya! Aku akan meminjamnya hari ini,bolehkan? Ada urusan yang sangat penting" serunya. Hoshi hanya menatap kami heran.