Heating 2

126 11 2
                                    

Theresia merasa sangat marah mendengar annisa berkata seperti itu karna memang benar kalau dia merasa cemburu tapi juga merasa malu karna annisa mengatakan hal itu di depan eka.

'Plakk!'

Tamparan hangat tepat mendarat di pipi annisa yang tentu saja dilontarkan oleh theresia membuat annisa sangat terkejut dan otomatis tubuhnya terjatuh.

Eka yang melihat kejadian itu pun langsung menopang tubuh annisa sebelum menyentuh lantai.

"Eh! Bangasat! Lu itu apa apaan sih? Udah gue bilang ini sekolahan bukan arena pertarungan" ucap eka dengan wajah kesalnya.

Theresia tidak menghiraukan kata kata eka, theresia kini hanya terfokus dengan annisa.

"Heh! Sialan! Jaga tuh omongan lu! Gak tau diri banget sih lu!" Ucap theresia menunjuk ke arah annisa dengan jarinya plus wajah yang memerah.

Annisa terkekeh "Gak tau diri? Lu itu bego ato kurang pinter sih? Jelas jelas yang gak tau diri itu elu, yee dasar goblok" balas annisa santai tapi menyakitkan.

"Gak usah sok jagoan disini, apa apa untunganya buat lu kalo nyiksa annisa? Dia masih baru disini, seenggaknya lu itu berteman sama annisa bukannya jadiin annisa sebagai musuh baru buat lu" ucap eka menasihati sambil membangunkan tubuh annisa dari posisi jatuhnya.

Theresia hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan terdiam mendengar perkataan annisa dan eka.

Annisa segera berjalan keluar kelasnya meninggalkan theresia dan eka.

"Cih! Awas aja tuh cewe, kali ini gue lepasin. Bakal gue kasih tau apa itu rasa sakit yang sebenarnya" gumam annisa dengan wajah kesalnya sampai tidak memperhatikan jalannya.

Tidak disangka, tiba tiba saja ada seseorang pria yang menabraknya dari depan. Dengan sigap pria tersebut menahan tubuh annisa agar tidak sampai jatuh.

"Duh! Liat liat dong kalo jalan" ucap annisa kesal sambil sedikit mendorong tubuh pria itu agar terlepas darinya.

"Maaf gue sengaja" balas pria itu menunjukkan senyum manisnya.

Annisa meyipitkan matanya berusaha mengingat ingat siapa pria yang berada di depannya saat ini.

"I - ico? Francisco kan?" Ucap annisa terbata bata sambil menunjuk farancisco dan masih berusaha mengingat ingat.

Francisco terkekeh "Ternyata lu masih belum berubah, selalu lupa sama tampang gue" balas francisco sambil mengacak pelan rambut annisa.

"Lu beneran francisco kan? Gue gak salah orang?" Ucap annisa masih tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapannya.

Annisa melihat tubuh Francisco dari atas hingga bawah dan kembali lagi keatas.

"Iya ini gue, biasa aja kali ngeliatnya" balas francisco santai

Annisa terkekeh "Iya iya, udah lama gak ketemu ya. Sekarang lu beda banget" ucap annisa dengan senyum manisnya.

"Beda gimana? Gue udah ganteng dari dulu kale" balas francisco percaya diri.

"Aish! Ternyata masih nyebelin juga" ucap annisa dengan wajah yang cemberut.

Francisco terkekeh "Biasa aja kali pipinya udah kaya balon" ucap francisco sambil mencubit pelan pipi annisa.

"Duh! Gak usah pegang pegang" balas annisa kesal sambil memukul tangan francisco.

"Yak! Yaudah iya, ganas banget ih" ucap francisco sambil mengelus tangannya.

Annisa hanya terdiam melihat kelakuan francisco dengan wajah datarnya.

**Hening**

"Oh ya, tadi lu mau kemana?" Ucap francisco angkat bicara.

"Hm? Ah itu, gue juga gak tau mau kemana" balas annisa santai sambil menaik turunkan bahunya.

"Ini kenapa? Lu abis berantem?" Tanya francisco sambil menunjuk pipi annisa yang masih mempunyai bercak merah.

Annisa terkekeh "Lu tau gue kan? Tuh orang bakal gue kasih pelajaran" balas annisa dengan senyum miringnya.

Francisco hanya bisa menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia sudah mengerti apa yang dimaksud dari perkataan annisa.

"Ikut gue" ucap francisco sambil menarik tangan annisa lembut dan mulai melangkahkan kakinya.

"Mau kemana?" Balas annisa terkejut dan ikut melangkah mengikuti langkah kaki francisco.

Francisco hanya terdiam tidak menghiraukan pertanyaan yang dikatakan oleh annisa. Francisco menghentikan langkah kakinya di depan gudang kosong yang terletak di belakang sekolah.

Annisa menghentikan langkah kakinya "Ngapain bawa gue ke sini?" Tanya annisa bingung.

"Gue mau ngomong sama lu" balas francisco santai.

"Dari tadi juga udah ngomong" ucap annisa mulai kesal.

"I-iya maksudnya, gue mau ngomong serius sama lu" balas francisco dengan wajah meyakinkan.

"Yaudah cepet mau ngomong apa?" ucap annisa dengan wajah malasnya.

"Yah kapan kapan aja gue ngomongnya" balas Francisco sambil tersenyum.

"Kenapa gak jadi?" Tanya annisa kesal.

"Gue tadinya mau bilang, tapi ada kayanya ada yang lagi nunggu lu tuh. Gak cape dari tadi ngikutin?" balas francisco melirik ke arah belakang annisa dengan suara yang ditinggikan.

Spontan annisa langsung membalikkan tubuhnya dan melihat eka di sana.

"Dih tuh orang ngapain segala di sini?" gumam annisa kesal.

"Tuh orang ngikutin kita dari tadi" ucap Francisco santai.

"Kurang kerjaan banget" balas annisa dengan wajah makin kesalnya.

Francisco menggelengkan kepalanya perlahan "Gue balik ke kelas dulu ya, good luck" ucap Francisco menepuk nepuk pundak annisa dan melangkah menjauh darinya.

"Eh? Jangan tinggalin gue lah" balas annisa sedikit berteriak melihat kepergian francisco sampai dia tidak terlihat.

******
Guys, makasi ya yang udah baca cerita aku.. Jangan lupa voment terus yaa..

Revenge MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang