Aku yakin masih banyak typo. Selamat membaca deh...
Sekalipun Sehun menjelaskannya Hyemi tetap tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang dikatakan Sehun dulu. Dia emang memiliki memory yang benar-benar buruk.
Sekelebat bayangan saat dirinya menyelinap ke sekolah itu memang Hyemi yakini kalau itu pernah terjadi, tapi tidak saat Sehun mengatakan kalau dirinya pernah berkata akan membuat Sehun terpesona dengan dirinya. Membayangkannya saja Hyemi tidak bisa, lihat saja, siapa dirinya dan siapa itu Sehun. Perbedaan itu terlalu jelas!
"Memikirkanku?"
Hyemi terkejut dan minuman dalam genggamannya sedikit tumpah. Musik keras dari earphone mungkin bisa meredam suara, tapi yang mengejutkan adalah tiupan dari nafas seseorang di dekat telingannya yang membuat Hyemi yakin seseorang mencoba menyalahi aturan. Dan siapa lagi kalau itu bukan Sehun.
Hyemi mundur selangkah, menarik sebelah earphonenya, melirik sosok di samping yang masih tersenyum menikmati reaksi Hyemi yang dianggapnya lucu. Hyemi melihat ke sekeliling dan mulai waspada, memastikan kalau tidak ada satupun orang yang melihat mereka di sana — di dapur yang seharusnya di dominasi oleh para pelayan.
"Tidak ada siapapun di sini."
Sehun menjelaskan kekhawatiran Hyemi. Dan seperti yang Sehun katakan, tidak ada siapapun di sana. Sehun tidak mungkin dengan nekat mendekatinya seperti itu kalau di sana ada banyak pasang mata.
Bagaimanapun juga, Hyemi merasa lega. Wajahnya jelas menunjukkan eskpresi yang membuat seseorang ingin menarik pipi. Karena itu Sehun tersenyum, dan Hyemi di sebelahnya merasa tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini.
Hyemi diam-diam melirik. Pada saat itu dia menangkap wajah Sehun yang terlihat kelelahan. Hyemi langsung teringat selama beberapa hari, Sehun di ganggu oleh pekerjaan di luar sekolah.
"Kau terlihat seperti sedang banyak masalah."
"Ada banyak pekerjaan,"
"Pekerjaan di kantor?"
"Hm,"
"Kenapa tidak menyerahkan semuanya kepada sekretarisnya atau orang kepercayaan ayahmu?"
"Khawatir padaku?"
"Tidak juga." Hyemi membuat ekspresi sedater mungkin.
Sehun tersenyum. "Mereka tetap membutuhkan kehadiranku. Akulah orang kepercayaannya. Setelah ayahku, hanya aku yang bisa bertindak dan memutuskan. Pikirkan berapa banyak kepala keluarga yang bergantung di tanganku."
"Oh." Hyemi menyesap minuannya dan menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Aku juga mau." Sehun menunjuk gelas Hyemi yang hapir kosong dengan dagunya.
"Kau bukannya tidak suka susu coklat?"
"Sekarang aku suka."
Jawaban itu membuat Hyemi mengernyit heran karena perubahan selera Sehun yang begitu tiba-tiba.
Sehun mendekat dan menjilat cepat diatas bibir Hyemi yang lengket. Bekas susu masih bisa Sehun rasakan. Wajahnya datar tidak menunjukkan rasa khawatir kalau orang lain akan melihat. Sebaliknya, Hyemi di depannya hampir mengeluarkan bola matanya.
"Hm, manis."
Satu kepalan dari tangan Hyemi meninju lengan Sehun. Memarahinya sebentar sebelum Sehun memberikan senyuman sebagai permohonan maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
√ SECRET [SEHUN] - Proses EDIT
Teen Fiction[COMPLETED 1-35 bab] - sebagian proses edit Sehun berpikir dia bisa mendapatkan segalanya termasuk memiliki seorang wanita keras dan berstatus sebagai adiknya. Bagaimanapun caranya dia harus memilikinya sekalipun dia harus membuat kedua orangtuanya...