Somebody's Me
Ada seseorang yang berharap suatu hari kau akan tahu
Bahwa seseorang itu adalah aku
[ Enrique Iglesias ]
**
"Dia baik-baik saja." Hyemi menolehkan kepalanya kearah pintu yang menghubungkan kamar mandi dengan kamar Soojung. Sudah 30 menit berlalu dan Soojung belum keluar juga, jadi Hyemi menambahi dengan, "aku rasa begitu" dengan nada yang tidak terlalu yakin.
Menurut Hyemi Soojung itu masih marah dengan Jong Il—entah karena apa, dan Hyemi dalam tugas mencari tahu sekaligus membujuk Soojung—seperti yang Jong Il minta. Jika bukan karena masalah yang benar-benar serius Soojung tidak akan berperilaku seperti ini, sebenarnya dia sedikit mencurigai Jong Il.
"Apa yang terjadi? Masa kau tidak tahu sih?"
[Aku tidak tahu.]
"Coba pikir baik-baik." Hyemi melirik kearah pintu, memastikan Soojung masih ada di dalam sana sebelum melanjutkan ucapannya dengan nada lirih. "Apa kemarin kau menelpon wanita lain dan Soojung tidak sengaja mendengarnya?"
Jong Il tidak menjawab. Sepertinya dugaan Hyemi benar.
"Kau benar-benar mencari masalah, di mana sih pikiranmu?"
[Aku sedang tidak ingin mendengar ceramahmu, Hyemi.] Jong Il mulai terdengar tidak sabar. [Katakan, apa yang terjadi? Apa yang dia katakan? Bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja atau bagaimana?]
"Dia baik. Setidaknya dia tidak sedang menunjukkan tanda-tanda ingin menebas kepala seseorang."
[Apa kau bercanda?!]
"Aku belum mendengarkan apapun darinya, karena itu jangan mendesakku."
[Aku hanya khawatir. Bagaimana kalau ... bagaimana kalau dia bertindak bodoh, kau tahu seperti apa dia.]
"Aku mengerti, aku mengerti Jong Il. Cobalah untuk tenang dan tunggu kabar dariku."
Hyemi sengaja memutus sambungan telpon sebelum Jong Il bicara lagi. Bertepatan dengan itu, Soojung keluar dengan wajah dan bagian depan rambutnya yang basah.
Hyemi diam-diam mengamati, dia berharap Soojung tidak sedang menangis di dalam kamar mandi, tapi yang dia lihat setelah Soojung keluar dan menempati kursi adalah matanya terlihat sedikit bengkak dan juga memerah, jadi sudah jelas kalau Soojung menangis diam-diam di sana.
Hyemi memanggil nama Soojung untuk menarik perhatiannya dari cermin, dan Hyemi hanya mendengar gumaman santai, tapi untuk memulai pertanyaan tidaklah semudah yang dia pikirkan. Tiba-tiba saja semua pertanyaan yang dia rangkai dalam ingatan menghilang dalam sekejap. Dia merasa berat tapi cukup penasaran untuk mencari tahu apa yang terjadi.
"Soojung...."
"Aku tidak mau dengar apapun Hyemi. Tidak sekarang." Soojung memotong ucapannya dan menggeser tubuhnya untuk berbaring di tempat tidur setelah menempatkan beberapa krim di wajah. "Aku tahu Jongin menghubungimu, tapi aku tidak ingin membicarakannya sekarang."
"Oke," kata Hyemi. "Tapi kau harus memberitahuku apa yang terjadi."
Soojung hanya mengangguk ringan. Menarik selimut dan menunjukkan punggungnya di hadapan Hyemi yang terduduk tanpa mengatakan apapun lagi.
Hyemi pikir masalah kali ini mungkin tidak akan selesai dalam satu atau dua hari. Mungkin itu bukan persoalan Jongin yang melupakan acara kencan atau sebuah perayaan, bukan soal Jongin yang lebih sering melirik anak perempuan, bukan juga soal Jongin yang mengabaikan Soojung dan lebih memilih menonton pertandingan bola, atau masalah-masalah kecil lainnya. Ini mungkin melibatkan kepercayaan dan komitmen mereka. Pada akhirnya Hyemi memutuskan untuk menahan rasa penasarannya. Besok, mungkin besok Soojung mau membuka hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
√ SECRET [SEHUN] - Proses EDIT
Roman pour Adolescents[COMPLETED 1-35 bab] - sebagian proses edit Sehun berpikir dia bisa mendapatkan segalanya termasuk memiliki seorang wanita keras dan berstatus sebagai adiknya. Bagaimanapun caranya dia harus memilikinya sekalipun dia harus membuat kedua orangtuanya...