[6] One Person - 2

23.2K 1.5K 115
                                    


"Hei!"

Hyemi melihat jentikkan jari di depan wajahnya. Itu jari-jari Bomi karena bumbu barbeque-nya menyatu dengan cat kuku yang mulai pudar.

Hyemi menatapnya linglung, dan langsung sadar bahwa dia berada di supermarket dengan satu cup mie berukuran besar.

Terakhir yang dia ingat saat itu mereka ada di halte bus, dan Bomi banyak mengoceh tentang pelaku kriminal yang akhir-akhir ini sering dialami siswa seusianya. Hyemi tidak terlalu antusias karena dia memang tidak suka mendengar berita semacam itu. Menurutnya membaca atau melihat berita kriminal hanya akan semakin membuatnya resah hidup di kota ini, sedangkan hidupnya sudah di penuhi dengan ketidaknyamanan karena status baru di rumah orang lain.

Kapan Soojung bergabung dengan mereka saja Hyemi bahkan tidak menyadarinya. Begitu duduk di meja kosong—saat Bomi berhasil menyeretnya masuk ke restoran—pikiran Hyemi sudah sibuk dengan berbagai asumsi karena ucapan Sehun mengganggu. Sekarang dia bahkan mulai mengkhawatirkannya.

Hyemi menatap Soojung saat menyruput minuman. Tidak tahu apa yang terjadi dengannya hari ini, tapi Soojung terlihat sangat berantakan. Hyemi mengernyit, dan mulai membayangkan hal-hal kotor di dalam pikirannya. Dia menduga Krisha baru saja bergulat dengan Jong Il—entah itu di atas matras atau di ranjang UKS.

Setiap melihat Soojung seperti ini pikiran Hyemi selalu kemana-kemana. Dia selalu membayangkan Jong Il sudah melecehkan Soojung tanpa sepengetahuannya, dan hal itu benar-benar membuatnya ingin mencekik leher Jong Il sampai pria itu memohon ampun.

Membayangkan Jong Il menyentuh Soojung entah kenapa membuatnya sangat marah, mungkin karena Hyemi hanya terlalu takut kalau sahabatnya akan terluka atas perlakuan pria itu nanti. Tidak seperti temannya yang menjalami hubungan pacaran yang normal, Hyemi rasa dua orang ini sudah berjalan terlalu jauh. Meskipun pertunangan mereka dijadikannya alasan, tapi selama janji pernikahan belum tertulis di atas kertas, hal-hal yang menyangkut kontak fisik secara berlebihan itu jelas dilarang! Tapi Soojung maupun Jong Il tidak mengerti aturan semacam itu. Mereka benar-benar tidak peduli.

"Kenapa penampilanmu seperti ini? Apa yang terjadi?"

Hyemi bertanya karena penasaran, tapi helaan nafas Bomi menarik perhatiannya.

Ketika Hyemi menoleh, dia melihat Bomi bersandar pada kursi dan terlihat setengah hati ketika menjelaskan.

"Belum ada tiga puluh detik sejak Soojung menutup mulutnya, kau masih bertanya apa yang terjadi padanya?"

Bomi mengambil air minumnya. Secara terang-terangan mulai menyindir Hyemi yang melamun.

"Sorry, aku tadi sedang memikirkan hal lain."

"Kau semakin aneh, kau yakin baik-baik saja?" Soojung meletakkan minumannya dan menyilangkan tangannya di atas meja. "Dari tadi pikiranmu tidak ada di sini."

"Benar, kau aneh, dan itu bermula sejak kau pindah rumah," kata Bomi. "Kau juga melarang kami mengunjungi rumahmu. Kau baik-baik saja dengan tempat tinggalmu yang baru, kan?"

"Aku baik-baik saja, semua baik-baik saja."

Hyemi memberikan penjelasan seperti yang sudah-sudah.

Soojung dan Bomi tidak mengatakan apapun, tapi mata mereka masih mengawasi gerak-gerik Hyemi yang tidak biasa.

"Oke, lupakan apa yang terjadi dengan kalian hari ini. Sebaiknya kita pergi sekarang kalau kalian tidak ingin ketinggalan pertunjukan."

Bomi beranjak dari kursi dan menunggu kedua temannya yang terbengong.

Hyemi mengeryit, melirik Soojung, meminta penjelasan. Tapi sepertinya Soojung juga tidak mengerti apa-apa karena dia menggeleng pelan. Hyemi kembali melirik Bomi dan mendapati ekspresi Bomi yang berubah suram.

√ SECRET [SEHUN] - Proses EDITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang