Aku baru saja sampai di rumah Justin, yang artinya aku sudah tiba di LA. Ayahku sudah diantarkan ke rumah Nenekku sebelum aku dan Justin ke rumahnya ini. Nenek tidak keberatan dengan Ayah yang tinggal dirumahnya, dia senang karena ada yang menemaninya di rumah sekarang. Aku bersyukur karena itu.
Sekarang jam 2:37 AM dan aku sangat lelah karena perjalanan ke LA tadi. Aku masih diam di ruang tamu, karena aku bingung dimana aku akan tidur. Justin sedang kedalam sebentar, entah sedang apa. Jadi yang aku lakukan hanya duduk di sofa yang empuk ini. Yup empuk, hangat dan nyaman. Membuat mataku semakin memberat. Aku menepuk-nepuk pipiku agar tidak tertidur, tetapi rasa kantukku yang menang hingga mataku tertutup sempurna.
***
Aku terbangun karena sinar matahari yang menembus kaca berusaha menembus kelopak mataku. Aku mengusap mataku dan mendudukkan tubuhku. Aku dikasur dengan selimut putih menyelimuti tubuhku. Aku berada di kamar seseorang. Seingatku, tadi semalam aku duduk di sofa dan... Tertidur. Apa aku dipindahkan oleh seseorang kesini? Aku tidak ingat dipindahkan.
Aku melihat jam digital yang berada di atas meja samping kasur. 10:05 AM. Wow, ini sudah siang! Atau masih pagi? Masa bodoh dengan pagi atau siang! Aku tidak biasanya bangun sesiang ini. Aku turun dari kasur dan keluar dari kamar. Dimana kamar mandi? Ugh, jangan sampai aku terlihat seseorang. Pasti penampilanku kacau. Aku harus mengikat rambut kacauku, ikat rambutku di dalam tasku. Tetapi dimana tas ku? Oh, di sofa tadi semalam. Aku melihat tangga turun, sepertinya ruang tamunya berada di bawah. Rumah ini besar, sangat besar. Sulit mencari ruangan-ruangan. Aku melangkah mengikuti anak tangga yang menurun. Setelah sampai di lantai bawah, aku melihat ke sekeliling, mencari dimana ruang tamu. Kenapa rumah ini sangat luas?!
Aku berjalan kearah pintu kayu jati berwarna coklat muda dan membukanya. Ini kamar mandi. Kamar mandinya sangat luas! Aku berjalan kedalam dan bercermin. Sudah kubilang aku kacau. Aku membuka keran dan menadangkan air ditanganku, lalu membasuhnya ke mukaku. Meraih handuk kecil berwarna putih, aku mengeringkan mukaku dengan itu. Aku menutup pintu kamar mandi setelah aku selesai, dan berjalan ke pintu kayu jati coklat yang lainnya. Aku membukanya. Temboknya ber cat putih dengan kombinasi hitam. Lukisan-lukisan bagus tergantung di tembok. Jendela besar menampilkan pemandangan kota LA. Wow, sangat indah. Dan aku membeku ketika melihat meja yang diatasnya ada komputer, map-map, dan tumpukan kertas-kertas dan buku. Bukan itu yang membuatku membeku, tetapi Justin yang duduk dikursi, tubuhnya menghadap ke meja tetapi pandangannya kearahku. Oh ini ruang kerjanya. Pipiku memanas. Shit.
"Oh um..." Aku meraih semua rambutku dan menggenggamnya di satu tanganku agar tidak terlihat begitu berantakkan. "Sorry, I-I didn't mean to disturbing you, b-but I'm looking for the living room." Aku menunduk, menatap kakiku.
"Why you're looking for living room?" Tanyanya.
"My purse in there."
"It's in your bedroom, I'm put it on the floor beside your bed."
"My bedroom?"
"Yes, that's your bedroom now."
"Oh, okay."
"Now, if you don't mind, I have some work in here, if you need any help just call me, or if you hungry just tell the nanny."
"Okay, thanks." Aku menutup pintunya. Aku segera berjalan lagi kearah kamarku. Setelah sampai, aku mencari tasku dan aku menemukannya dengan koperku juga. Aku perlu mandi. Tapi apakah aku harus mandi di kamar mandi bawah yang tadi? Aku melihat sekeliling kamar, ada satu pintu yang lain selain pintu keluar. Aku membuka pintu itu dan ini kamar mandi. Oh kamarnya memiliki kamar mandi. Aku meraih handukku yang berada didalam koperku dan masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi dan berjalan ke koperku. Aku mencari dalaman dan bajuku yang cocok. Aku mengambil bra berwarna krem dan underwear yang senada. Aku mengaitkan kaitan bra dan memakai talinya. Lalu aku memakai underwearku. Bertepatan dengan selesai memakai underwear, pintu kamarku terbuka dan Justin masuk.
"Oh my gosh, you have to knock the door." Aku dengan cepat meraih handuk dan menutupi tubuhku.Dia hanya diam, menatapku tanpa ekspresi.
"I've seen you with lingerie in club, plus I'm gay." Ujarnya. Oh ya, dia gay.
"Oh, yeah." Aku mengangguk. Melepas handukku lagi dan aku mencari baju. "So, what are you doing in here?"
"I want to tell you that my mom wants to meet you tonight."
Aku berhenti mencari baju. Mama nya? Oh...
"Y-your mom? Justin, it's your mom, what if I do wrong thing? What if-"
"Hey, relax. It's my mom, she's friendly and kind. You'll be fine."
Aku mengangguk dan melanjutkan mencari baju. Ada hotpants berwarna hitam dan pull over sweater berwarna hitam. Aku memakainya. Aku berbalik kearah pintu, Justin sudah tidak ada. Hm... Aku tidak menyadari dia keluar.
Aku menyisir rambut wavy ku dan membiarkannya tergerai saja. Aku memakai bedak bubuk ke wajahku dan memakai lipgloss almond. Okay, I'm done. Sekarang apa? Oh, aku akan mati kebosanan disini. Aku harus cepat-cepat mencari pekerjaan. Mungkin besok.
By the way, I'm hungry. Aku keluar dari kamar dan berjalan kebawah. Where's the nanny? Aku membuka pintu yang lain, yup ini dapur. Mungkin aku saja yang memasak. Aku membuka kulkas. Holy... Banyak sekali bahan makanan. Oh ada pasta. Aku mengambil pasta dan saus bolognise lalu menutup kulkas. Aku memilih pasta karena membuat pasta tidak sulit. Aku mengisi air di wadah yang muat untuk pastanya. Lalu menaruhnya diatas kompor dan menyalakan apinya. Dapur ini sangat lengkap, surga bagi orang yang suka memasak. Aku memasukkan pastanya ke dalam wadah yang berisi air itu. Lalu aku meraih penggorengan dan meletakkannya diatas kompor. Aku menyalakan api dan menuangkan sausnya di penggorengan itu.
Setelah pastanya sudah matang dan sausnya sudah hangat, aku mematikan kompor. Aku meniriskan pastanya dari air dan Menaruhnya di piring, lalu menuang saus diatasnya. Aku mengambil gelas dan mengambil kotak guava juice dari kulkas dan menuangnya di gelas. Aku membawa gelas dan piringku ke meja makan. Aku duduk dan memulai makan sarapanku. Well, aku tidak tahu ini sarapan atau makan siang.
"You cook yourself? Where's the nanny?" Suara berat dibelakangku mengejutkanku. Aku menoleh kebelakang dan melihat Justin berdiri tidak jauh di belakangku.
"U-um yeah, I don't know where she or he is, so I cook myself."
"I paid her to do these things, not to disappear and let you cook yourself because you are not the nanny."
Mengapa dia terdengar seperti... Entah seperti apa, tetapi itu terdengar sedikit kasar. Aku tahu dia sudah membayar pembantunya, tetapi mungkin pembantunya sedang beristirahat. Pembantu juga manusia kan?
"It's okay, I can do it myself tho, have you eat you breakfast? Or luch, I don't know." Aku mengalihkan pembicaraan.
"Yeah, oh and after you finished, get ready for shopping. You don't want looking bad for my mom, do you?"
Aku mengerutkan kening. Hmmm... Yeah, mungkin aku membutuhkan baju. Aku tidak memiliki baju yang bagus. Aku hanya mengangguk dan Justin berjalan kelantai atas. Aku melanjutkan makan ku.
***
Hi guys, um I want to tell you something important.
Kemarin ada yang kasih saran di comment part sebelumnya kalo conversation nya pake b.Indo aja biar feelnya dapet. Actually, I'm thinking about it. Kalo misalnya conversation nya b.Indo, jadinya Justin's POV pake Bahasa juga dong? Kan gue niatannya pake English biar keliatan real aja gitu karena dia American, makanya gue buat Selena blasteran Indo biar Selena's POV pake b.Indo. but, karena ada yang kasih saran pake Bahasa aja, otomatis kalo gitu Justin's POV juga pake Bahasa. Nah, I really need your help. Gue butuh bgt saran kalian. Kalo misalnya emang bagusan pake Indo, it's okay. Gue edit lagi nanti Justin's POV nya pake b.Indo. gue butuh banget saran kalian. Comment saran kalian, okay?
Vote, comment, add reading list, or anything you can do! It makes me so happy! Thank you, I love you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING
FanfictionI'm here, still here, and always here waiting for you. *** •Warning: This story is contain sexual scene and strong language. If you feeling uncomfortable with this story, just don't read it. And if you like it, please vote and comment, it makes me h...