Aku membuka bajuku yang kebesaran, jadi aku tinggal pakai bra dan underwear. Matanya menjelajahi tubuhku, tetapi ekspresinya biasa. Namun, jelas dimatanya seperti... Ragu? Hmmm... Berarti aku yang bekerja sepenuhnya sekarang.
Aku menarik bajunya kearahku dan membukanya melalui kepalanya lalu mendorongnya ke kasur. Dia terus menatapku. Aku berjalan dan menempatkan lututku dikasur, menduduki miliknya dibalik celananya. Membungkuk dan menggenggam lengan atasnya, aku mencium bibirnya. Awalnya aku mencium lembut, Justin diam saja. Hanya merasakan ciumanku. Lalu aku mulai memperdalam ciuman. Aku menggigit bibir bawahnya, mulutnya terbuka dan itu memberikan akses untukku memasukkan lidah. Tanganku menyentuh dadanya, turun ke abs nya. Ciumanku turun ke rahangnya. Menggigit kecil disana. Lalu turun lagi di lehernya, menggigit dan menghisapnya. Tangannya mulai bereaksi di punggungku dan turun ke bokongku, meremasnya. Itu membuatku tersenyum, berhasil!
Mencium dadanya, absnya, dan berhenti di perutnya. Aku membuka kancing jeansnya dan menarik jeansnya keluar dari kakinya. Dia mengenakan Calvin Klein underwear berwarna putih. Aku menempatkan tanganku di miliknya dibalik underwearnya, lalu mengelusnya. Aku ingin melihat reaksinya bagaimana.
Aku merasakan miliknya mulai mengeras dan underwearnya mulai sempit. Tubuhnya menggeliat, meminta lebih. Aku menyeringai, bagus.
Aku menurunkan underwearnya dan keluar dari kakinya. Sekarang dia full naked. Mulutku terbuka ketika miliknya yang besar dan tegang, tetapi aku dengan cepat menutup mulutku. Aku menggenggam miliknya di tanganku dan menaik-turunkan tanganku di miliknya, melakukan handjob. Tubuhnya melengkung keatas dan kepalanya kebelakang, dia mengerang.
"What do you want?" Tanyaku tetap melakukan handjob. Dia tidak menjawab, hanya suara desisan keluar melalui giginya.
Aku memasukkan miliknya ke mulutku. Menghisapnya dengan keras dan terus memasukkan miliknya kedalam mulutku. Lalu memaju-mundurkan kepalaku sambil menghisapnya. Memutar lidahku di ujungnya. Aku mendengar erangan keluar dari mulutnya. Aku terus menghisap, menghisap, dan menghisap dengan keras. Hingga tubuhnya menegang, dia akan klimaks. Aku berhenti melakukan blowjob dan mengeluarkan miliknya dari mulutku.
"What the fuck?!" Geramnya, jelas dia mengalami sexual frustration.
"What do you want?" Aku bertanya lagi, dia memejamkan matanya lagi dan tubuhnya bergerak tidak nyaman.
"What do you want, babe?" I moan, grab my boobs with my hand then squeeze it.
"Ugh, I want you! Please!" Mohonnya. Hatiku ingin melompat-lompat keluar dari mulutku, yes!
Aku melepas celana dalamku. Sebelum aku memasukkan dirinya dalam diriku, aku menggesek-gesekkan milikku kemiliknya, menggodanya.
"Oh, c'mon!" Dia meremas rambutnya.
Aku menaiki tubuhnya dan memasukkan miliknya ke dalam diriku. Kepalaku mendongak, merasakan nya. Erangan keluar dari mulut kami.
"Fast or slow?" Tanyaku ketika miliknya masuk kedalam diriku penuh.
"Fast please."
"Wow, wild man."
"Just do it."
Aku mulai menaikkan tubuhku keatas, lalu turun lagi. Tangannya berada di pinggulku dan ikut menaik-turunkan tubuhku. Kepalaku mendongak, menikmati gesekkannya. Pinggulnya ikut mengikuti iramaku, erangan berat keluar dari mulutnya. Aku mempercepat gerakkanku terus naik dan turun, membuat diriku terbangun. Ingin meledak dibawah sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING
Fiksi PenggemarI'm here, still here, and always here waiting for you. *** •Warning: This story is contain sexual scene and strong language. If you feeling uncomfortable with this story, just don't read it. And if you like it, please vote and comment, it makes me h...