Chapter 6 - (Ready For...)

483 37 22
                                    

"Nana... Nana, bangunlah, setengah jam lagi kita akan take off," desis Li Ying sembari mengguncang pelan badanku.

Aku mengerjap2kan mataku sebagai jawaban, kubasuh wajahku dengan air dingin menyegarkan lalu mengeringkan dengan handuk bersih yang disediakan pihak bandara. Mengoleskan sedikit make up, merapikan seragam. Ya setidaknya penampilanku tak seseram tadi.

Sudut mata Jun Kai membayangiku ketika aku berjalan keluar dari ruang ganti. Seolah2 dia menyalahkanku atas kejadian ini.

"Aku mau semuanya tetap tersenym. Hari ini sangat melelahkan dan harus segera diakhiri," perintah Jun Kai pada semua awak.

Kami beriringan menuju pesawat. Sekali lagi melintasi ruang tunggu penumpang. Tatapan marah dan mengantuk mengikuti setiap langkah para awak. Wajah Jun Kai lurus menatap kedepan, tak sedikitpun menghiraukan tatapan marah dari penumpang.

"Sebentar lagi penumpang akan boarding, mungkin akan banyak keluhan. Tapi ini semua jelas kesalahan teknis, jadi tidak usah merasa bersalah apalagi kesal menanggapi celotehan penumpang." Jun Kai kembali memberi masukan. "Berdoalah semoga ini berjalan baik."

Kami akan kembali melakukan tugas di tengah rasa ngantuk dan lelah. Berusaha sebisa mungkin membantu penumpang dengan sigap.

- skip time -

Semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat. Li Ying menghitung penumpangZ aku mulai mengingatkan semua penumpang agar menggunakan sabuk pengaman.

"Maaf, Bu, pesawat akan take off. Bisa matikan ponsel anda?" Ujarku lembut pada wanita sekitar umur 40 tahun.

Wanita itu mengabaikanku. Tak menjawab maupun menoleh.

"Hmm, bu, maaf," ujarku lebih tegas.

"Tak bisakah kalian menerbangkan segera tanpa membuat penumpang kecewa?!!" Ucapnya dengan berteriak.

"Maaf bu, tapi itu kebijakan maskapai kami," jelasku.

"Maskapai apa ini?! Buruk sekali pelayanannya!" Dia mendengus kesal.

"Bisa matikan ponselnya bu?!" Pintaku sekali lagi.

"Ibu boleh turun dari pesawat jika tak mau mengikuti prosedur kami," ujar Jun Kai dengan tegas.

"Kai, tak perlu seperi itu," bisikku pada Jun Kai.

"Haha apakah anda pilot disini?!" Balas wanita itu

Ya Tuhan, pilot keras kepala, dan penumpang menyebalkan bertemu. Bisa terjadi perang dunia ke 3..

"Ya saya pilot, dan saya punya otoritas penuh atas pesawt ini!" Balas Jun Kai dengan nada santai.

"Bisa matikan ponselnya. Bu?" Aku berusaha lembut.

Wanita itu mendengus kesal lalu segera mematikan ponselnya dengan kasar.

"Terima kasih, Bu."

"Berhentilah bersikap bodoh!" Seru Jun Kai padaku.

Pesawat mulai bergerak pelan. Dua pramugari memperagakan cara menggunakan peralatan keamanan penerbangan.

"Banyak sekali penumpang menyebalkan hari ini!" Keluh Zifeng. "Egois banget sih mereka itu! Mereka pikir ini kesalahan kita?!"

- skip time -

Cukup lama pesawat terbang dalam keadaan climbing. Beruntung cuaca hari ini cukup bagus. Lampu tanda sabuk pengaman telah dimatikan. Para awak berdiri dan melakukan tugasnya masing2.

"Senyum, Zifeng, itu akan membantumu melewati penumpang menyebalkan itu haha," candaki pada Zifeng.

"Ingat ibu yang ribut dengan kau tadi? Dia istri pejabat penting di Singapore," ujar QianXi.

"Lalu? Dia dapat hak istimewa untuk pesawat ini?" Potong Zifeng ketus.

"Kau disini saja. Biar QianXi dan aku yang keluar," Ucapku.

Tampaknya Zifeng sedang badmood dan penumpang menyebalkan akan mudah untuk menyulut amarahnya.

Pesawat mendarat dengan selamat di 北京首都国际机场 (pinyin: Beijing Shoudu Guoji Jichang). Semua penumpang dan awak pesawat telah turunZ tapi aku masih membereskan barang2 di kabin awak. Jun Kai menghempaskan tubuh di kursi kosong dekat pintu."

"Hey," panggilnya pelan

"Apa?" Tanyaku.

"Tak apa."

Aku mendegus kesal karena sikapnya yang aneh.

"Xiao Na?" Panggilnya lagi.

Aku mengabaikannya.

"Kau membenciku?"

"Aku tak punya alasan untuk menyukaimu," jawabku asal.

"Ya, dan kau punya seribu alasan untuk membenciku." Dia menghela napas.

"Berhentilah bersikap aneh. Jun Kai!"

"Aku tahu sejak awal kau memang tak pernah menyukaiku. Aku juga sedang mempertimbangkan untuk pindah maskapai, kau tenang saja. Aku akan segera pindah," ujarku

"Hey," panggilnya lembut. "Hari ini menyenangkan ya?"

Aku memandangnya tak mengerti.

"Setiap hari terbang bersamamu selalu menyenangkan." Matanya terpejam.







TBC

hallo! ini chap 6 nya hehe :D maaf ya lama uploud :v duhh gasabar nunggu chap selanjutnya :v btw aku mau bocorin dikit :'v jd diakhir cerita ini sedih lhoo :v nanti si...

tunggu akhir cerita aja yaa hehe

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!

Flying With You (TFBoys fanfiction)Where stories live. Discover now