"Nana, aku minta maaf." Kata Xida pelan. Mukanya penuh dengan penyesalan.
"Tak apa, Xida. Kau tak bersalah," jawabku sambil tersenyum padanya.
"Tapi, aku yang menyuruhmu menemuinya," sesalnya.
"Kau telah dihipnotis."
Xida dan aku menoleh. Jun Kai sudah berdiri di pintu kamarku.
"Hipnotis?" Tanya Xida.
"Ya. Kalian berdua terhipnotis oleh ketampanan lelaki itu," jawab Jun Kai datar.
-skip time-
Pesawat telah mendarat dengan selamat di Rotterdam The Hague Airport. Udara musim semi menerpa wajahku.
"Tolonglah bersikap seperti biasa. Jangan mempermalukan dirimu sendiri," sindir Jun Kai.
"Hari ini harus indah! Tolong jangan kau rusak!" Ucapku ketus.
Jun Kai tersenyum, mengusap lembut kepalaku. "Aku tak akan merampas sedikitpun kebahagiaanmu."
-skip time-
"Seadainya mess kita ada di Den Haag," keluh Xida saat kami tiba di mess.
"Den Haag? Bukannya itu jauh?" Tanyaku.
"Aku malah bersyukur jika mess kita jauh dari bandara," katanya samb tertawa renyah.
Ketukan terdengar dari pintu kamar kami. Aku kembali menghela napas panjang.
"Kenapa kau menghela napas seperti itu?" Sergah Jun Kai.
"Ada apa kesini?"
"Cepat ganti bajumu!" Perintahnya.
"Untuk apa?!" Tanyaku kesal.
"Kita akan pergi," jawabnya datar.
"CEPAT!" Katanya sembari teriak.
Dia mendecakkan lisah dan menarik lenganku dengan kasar.
"Tak masalah untukku jika kau tak mau mengganti bajumu. Kita bisa berjalan2 tanpa harus menunggumu menggangi segaram." Katanya santai.
"Baiklah. Aku ganti baju, lepaskan aku!"
Di melepaskan cengkraman tangannya. Menatapku dan tertawa renyah.
-skip time-
Jun Kai mengajakku mengitari jalan2 besar di Rotterdam. Hingga akhirnya aku memecahkan keheningan.
"Kukira, di Belanda ada banyak sekali bangunan kuno. Tapi disepanjang jalan ini, semuanya terlihat modern," kataku asal.
"Karena yang kau lihat sekarang adalah Rotterdam!" Dia menatapku.
"Kenapa dengan Rotterdam?" Tanyaku bingung.
"Kau tak tahu?" Tanyanya dengan senyuman meremehkan.
"Kalau aku tahu aku tak akan bertanya! Bodoh banget sih!" Kataku kesal.
Dia tak menjawab pertanyaanku. Kembali berjalan dalam keheningan.
"Rotterdam itu berbeda dari kota lainnya." Ucapnya pelan.
"Maksudnya berbeda?" Tanyaku bingung.
"Ya. Di saat kota lain tumbuh cantik dengan atmosfer dan bangunan kuno, Rotterdam tumbuh gagah dengan atmosfer modern dan kota barunya. Rotterdam berbeda," desahnya pelan.
Aku memandangnya takjub. "Dan kau menyukainya?"
"Sangat. Berbeda itu perlu," jawabnya sambil menatapku.
"Mau melihat tempat lain?" Tanyanya.
"Kemana?" Tanyaku
"Suatu tempat. Kurasa ini waktu yang sangat tepat," jawabnya dengan wajah antusias
"Aku takut kita pulang kemalaman, cuacanya masih sangat dingin." Jawabku.
"Ini musim semi. Siang akan lebih lama dari biasanya. Kita punya banyak waktu menikmati negara ini, aku bosan di China terus," jawabnya setengah berteriak karna senang.
Aku terkejut mendengarnya. Dia benar2 seperti anak kecil yang akan mengunjungi tempat yang ia suka. Dia tersenyum sangat lebar. Dia memberhentikan taksi.
"Keunkenhof, Lisse," katanya kepada pengemudi taksi.
Pengemudi itu mengangguk. "Kau belum melihat Holland jika belum ke Keunkenhof!" Seru pengemudi itu dengan senyuman merekah.
Jun kai mengangguk dengan senyuman yang sama. Aku hanya bisa diam, Jun Kai membukakan pintu mobil untukku. Mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu. Rotterdam-Lisse memakan waktu empat puluh menit ditengah ramainya kendaraan.
Jun Kai mengucapkan terima kasih dalam bahasa Belanda dan membayar argo taksi. Mempersilahkanku turun lalu menggenggam tanganku dengan erat. Keunkenhof adalah sebuah taman bunga buatan dengan keindahan taman yang lebih dari sempurna. Aku menoleh ke arah Jun Kai. Tersenyum lebar.
"Ini indah sekali. Jun Kai!" Ucapku setengah berteriak
•
•
•
•
•
•
•
TBChello, maaf ya ceritanya makin lama makin ancur :" susah bgt bikin alur ceritanya :"" kritik dan saran ke line aku aja ya : thessac1
don't forget vote and comment ya!
next? 6+++ like
![](https://img.wattpad.com/cover/62554918-288-k947760.jpg)
YOU ARE READING
Flying With You (TFBoys fanfiction)
FanfictionFlying With You (TFBoys Fanfiction : Wang Jun Kai) Cerita ini mengandung unsur 17++ kalau ga kuat silahkan tinggalkan cerita ini. terima kasih :) Benci jadi Cinta? Iya itu yg aku rasakan, aku sangat membenci pilot bernama Wang Jun Kai. Ternyata sema...